Tinta Media - Pertemuan lima kader Nahdlatul Ulama (NU) dengan pemimpin entitas penjajah Yahudi (Presiden Israel) Isaac Herzog dinilai memalukan dan memuakkan.
"Pertemuan ini adalah pertemuan yang memalukan sekali, sekaligus memuakkan," ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi dalam program Kabar Petang: Lima Aktivis Temui Presiden Israel Lukai Perasaan Umat Islam Seluruh Dunia? Pada Sabtu (20/7/2024), di kanal YouTube Khilafah News.
Karena menurutnya, hingga saat ini genosida terhadap umat Islam di Palestina oleh entitas penjajah Yahudi masih terus berlangsung. Diperkirakan jumlah yang menjadi syuhada (meninggal dunia) sejak 7 Oktober 2023 itu sudah lebih dari 40.000 jiwa.
"Apalagi, hampir bersamaan dengan munculnya pemberitaan kunjungan ini, entitas penjajah Yahudi pada Sabtu 13 Juli 2024 secara brutal menyerang Kamp Pengungsi Al-Mawasi di Gaza Selatan," tuturnya.
Pada serangan itu, Farid menyebutkan, diperkirakan lebih dari 79 jiwa menjadi syuhada (meninggal dunia) dan 289 orang terluka.
"Tak hanya itu, banyak korban yang tidak bisa dijangkau, karena penembakan masih terus berlangsung di sekitar tenda-tenda pengungsi," imbuhnya.
Selain itu yang juga memalukan dan memuakkan, kata Farid, di saat dunia termasuk dunia barat mengecam kebiadaban entitas penjajah Yahudi dan elemen kampus-kampus di Barat bergerak menolak genosida yang dilakukan penjajah Yahudi, sementara lima orang itu malah tersenyum berfoto bersama pemimpinnya.
"Lebih-lebih lagi bukan sekadar foto, tetapi ada upload yang menunjukkan cara berpikir alasan kedatangan (kunjungan) mereka. Dan ini justru yang paling menusuk bagi umat Islam," catatnya.
Salah seorang di antara mereka, beber Farid, mengupload di Instagram dengan kata-kata yang sangat menusuk.
"Saya bukan demonstran melainkan filsuf agamawan, alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan," sesalnya menceritakan.
Jadi, tegasnya, ini menunjukkan pemikiran dari sebuah gagasan yang bersangkutan.
"Padahal semua pihak paham, entitas penjajah Yahudi tidak mengenal apa yang disebut dengan bahasa diskusi dan bahasa gagasan," terangnya.
Ia mengemukakan, sesungguhnya penjajah Yahudi hanya mengenal bahasa kekerasan atau bahasa militer.
"Bagi mereka yang terpenting adalah serang, bunuh, bantai habis, dengan target-target yang mereka tidak pedulikan. Baru saja mereka telah menyerang kamp pengungsi," sebutnya
Selain itu, kata Farid, mereka juga telah menyerang rumah dan sekolah yang itu menunjukkan kebiadaban mereka yang luar biasa
"Ini jelas-jelas menunjukkan bahwa entitas penjajah Yahudi ini tidak mendengar siapa pun," pungkasnya.
Sebelumnya, publik dihebohkan dengan kabar lima orang kader Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin yang bertemu dengan pemimpin penjajah Yahudi (Presiden Israel) Isaac Herzog beberapa waktu ini.
Kelima orang Nahdliyin itu di antaranya Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun dan Izza Annafisah Dania. Pertemuan ini digelar pada 3 Juli lalu.[] Muhar