Tinta Media - Kasus mabuk kecubung yang baru-baru ini terjadi di Banjarmasin, dengan dua orang meninggal dan 35 orang lainnya dirawat, menunjukkan masalah besar yang dihadapi generasi muda saat ini. Fenomena ini bukan hanya akibat dari konsumsi zat beracun, tetapi juga mencerminkan krisis dalam sistem sosial dan pendidikan kita. (Kompas.com 10 Juli 2024)
Rusaknya Generasi dalam Menjalani Kehidupan dan Menyelesaikan Masalah
Mabuk kecubung adalah tanda dari ketidakmampuan generasi muda untuk mengatasi tekanan hidup dan menyelesaikan masalah secara sehat. Individu yang merasa putus asa atau tidak memiliki cara konstruktif untuk menghadapi tantangan mungkin beralih ke perilaku berisiko seperti penyalahgunaan zat beracun. Hal ini menunjukkan kurangnya keterampilan yang diperlukan untuk mengelola stres dan membuat keputusan bijak.
Lemahnya Ketahanan Mental
Lemahnya ketahanan mental adalah masalah mendasar yang perlu diatasi. Ketahanan mental bukan hanya tentang mampu menghadapi tekanan, tetapi juga tentang memiliki rasa tujuan dan makna dalam hidup. Generasi muda yang tidak memiliki visi yang jelas tentang masa depan mereka lebih rentan terhadap pengaruh negatif. Kurangnya dukungan emosional dan bimbingan yang tepat dari lingkungan sekitar, baik dari keluarga, sekolah, maupun masyarakat, dapat memperburuk keadaan ini.
Kegagalan Sistem Pendidikan Sekuler
Sistem pendidikan sekuler sering kali gagal mencetak generasi yang berakhlak mulia. Fokus pada pencapaian akademis dan keterampilan teknis tanpa cukup perhatian pada pengembangan karakter dan moralitas menciptakan generasi yang kurang memiliki landasan etika yang kuat. Pendidikan yang hanya berorientasi pada pencapaian materi sering mengabaikan pentingnya membentuk individu yang berintegritas dan bertanggung jawab.
Perilaku Liberal dan Hilangnya Nilai-Nilai Tradisional
Perilaku liberal yang berkembang di kalangan generasi muda juga berkontribusi terhadap masalah ini. Kebebasan yang tidak diimbangi dengan tanggung jawab membawa banyak anak muda ke dalam situasi berisiko. Norma-norma sosial yang longgar dan pengaruh budaya populer yang sering mengglorifikasi perilaku hedonis memperburuk situasi ini. Tanpa panduan moral yang kuat, generasi muda mudah terpengaruh oleh tren yang merusak.
Solusi: Pendidikan Berbasis Islam
Islam menawarkan sistem pendidikan yang holistik dan berimbang, yang mampu mencetak generasi dengan kepribadian Islam yang kuat, mental yang tangguh, dan produktif. Pendidikan dalam Islam tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan akhlak dan pengembangan spiritual. Sistem ini memastikan bahwa individu tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.
1. Pendidikan Karakter dan Akhlak: Dalam Islam, pendidikan karakter dan akhlak adalah bagian integral dari proses pendidikan. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya adab dan akhlak yang baik. Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati dapat membantu membentuk generasi yang lebih bermoral dan beretika.
2. Ketahanan Mental Melalui Iman: Keimanan yang kuat memberikan landasan yang kokoh bagi ketahanan mental. Keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah SWT dan bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dapat memberikan individu kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.
3. Penggunaan Bijak Sumber Daya Alam: Islam mengajarkan penggunaan sumber daya alam secara bijak dan bertanggung jawab. Tuntunan syariat mengarahkan umat untuk memanfaatkan anugerah alam secara proporsional dan tidak berlebihan. Dalam konteks mabuk kecubung, pemahaman ini dapat mencegah penyalahgunaan bahan alami yang berpotensi berbahaya.
4. Peran Keluarga dan Masyarakat: Pendidikan yang berkualitas tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat. Keluarga sebagai unit dasar masyarakat memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai agama dan moral. Masyarakat yang mendukung dan peduli juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan karakter yang baik.
5. Pengembangan Keterampilan Hidup: Islam mendorong pengembangan keterampilan hidup yang seimbang, baik dalam aspek spiritual, intelektual, maupun fisik. Keterampilan seperti pengelolaan stres, komunikasi efektif, dan pemecahan masalah diajarkan dalam kerangka nilai-nilai Islam, sehingga individu siap menghadapi berbagai tantangan dengan bijak.
Penutup
Kasus mabuk kecubung adalah panggilan bagi kita semua untuk mengevaluasi kembali sistem pendidikan dan nilai-nilai yang kita tanamkan pada generasi muda. Pendidikan berbasis Islam menawarkan solusi yang komprehensif dan berimbang, yang tidak hanya membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter dan moralitas yang kuat. Dengan kembali kepada nilai-nilai Islam, kita dapat mencetak generasi yang berkepribadian Islam, bermental kuat, dan produktif, siap menghadapi tantangan zaman dengan bijak dan bertanggung jawab.
Oleh: Dzakiyyah Kholishotun
Sahabat Tinta Media