Tinta Media - Remaja dalam balutan marabahaya, penuh drama, deretan kebijakan hanya memperpanjang kemaksiatan. Sungguh malang, masa depan generasi muda dalam dekapan zona zina. Jangan ya dek ya...
Ada yang kenal Pedro Zamora, aktor Hollywood? Sosok pemeran MTV dalam The Real World:San Francisco. Seorang pria gay, pertama kali secara transparan muncul ke stasiun televisi dengan penyakit HIV yang dideritanya. Zamora seorang pendidik HIV, aktif memberikan edukasi serta membagikan alat kontrasepsi ke gereja dan sekolah, sebagai bentuk kepeduliannya terhadap kesehatan, hingga mendapatkan gelar pendidik Amerika Serikat. Pesan yang ingin disampaikan Zamora kalau mau friend with benefit (FWB) ya harus makai pengaman biar aman. Wah...wah...mindset keblinger nih. (Yahoo, 15/10/23)
Aksi heroik ini pernah dilakukan oleh Zamora jauh sebelum Indonesia Merdeka, sampai sekarang karyanya masih dikenang banyak orang, bahkan sering menghadiri konferensi AIDS Internasional serta memberikan edukasi ratusan kali. Tetapi ternyata nggak efektif untuk memutus rantai HIV/AIDS ini, perlu diketahui bahwa AS sekarang 1,2 juta orang positif HIV. Kan jelas nggak make sense ya, memutus rantai penyakit menular dengan pemberian pengaman. (HIV.gov, 07/12/23)
Zamora contoh figur yang keliru, ingin memutus HIV/AIDS tapi memfasilitasi alat kontrasepsi. Bahkan di akhir hidupnya, Zamora masih sempat kencan dengan sesama jenis. Apa nggak bahaya kalo Zamora dijadikan role model oleh negeri dengan mayoritas Muslim terbanyak?
Mirisnya, sekarang Indonesia sedang copy paste aksi Zamora, melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 terkait UU Kesehatan. Sekelas Zamora aja, yang sudah sering mengadiri konferensi Internasional masih nol hasilnya. Ibarat produk menjamur dipromosikan kembali. Kahabisan ide ini mah, ck...ck...ck...
Sahabat smart harus lebih awere dengan apa yang terjadi. PP 28/24 sekilas biasa saja, namun setelah diselami banyak aturan yang nggak make sanse dengan dunia remaja. Misalnya pasal 103 tentang memberikan edukasi, informasi, dan memfasilitasi remaja alat kontrasepsi dalam upaya kesehatan alat reproduksi. Artinya alat kontrasepsi masuk ke dalam sekolah, nggak bahaya tah?
Peraturan ini, cenderung melegalisasi seks bebas di dunia remaja. Mungkin tenaga medis dan negara sudah kebingungan merespons penyakit menular bak gunung es. Di kawasan sahabat smart, sudah ada 323 pasien dengan diagnosa HIV/AIDS. Terjadi lonjakan signifikan dari tahun 2020 sampai 2024, korban nambah banyak sedangkan penyakit tersebut belum bisa disembuhkan. (Beritakarawang, 15/07/24)
Dunia remaja dalam bahaya, sebelum PP 28/24 disahkan, pergaulan bebas selayaknya monster, susah dikendalikan. Bagaimana nasib remaja jika disediakan alat kontrasepsi? Bukankah remaja yang tadinya tersipu malu untuk memiliki alat kontrasepsi, sekarang nggak perlu ragu lagi. Emang boleh sebrutal itu?
Masa depan remaja mau dibawa ke mana? Mungkinkah melahirkan generasi berintegritas jika seks bebas dijadikan lifestyle tanpa batas. Bisa sih, tapi hanya di dunia khayal aja. Bercyandaaa...
Menjadi Muslim, sudah saatnya menjadikan Rasulullah Muhammad saw. Sebagai role model remaja zaman now. Sehingga apa pun yang beliau bawa, contohkan, dan kerjakan kita senantiasa berittiba.
Langkah pertama, kita harus berittiba dengan pemikiran Rasulullah. Sehingga apa yang kita kerjakan reconnect with Rasulullah. Bukankah ketika Rasulullah diutus menjadi Nabi sekaligus Rasul, banyak sekali yang membenci, bahkan sampai melempar kotoran ketika Rasulullah shalat.
Kira-kira apa yang mereka benci? Bukankah sebelum Rasulullah diutus menjadi nabi terakhir, merupakan orang yang paling disegani. Muhammad dijadikan barometer orang-orang kafir dalam hal kejujurannya, akhlaknya, kesopanannya, sifat amanahnya, dsb. Tidak ada keburukan yang melekat kepada Muhammad.
Sebenarnya apa yang Rasulullah bawa? Rasulullah membawa agama Islam yang sempurna dan paripurna. Dalam Islam terpancar pemikiran yang khas dan menyeluruh. Ketika seseorang bertauhid dan menginstal pemikiran Islam, sebuah kemustahilan, jika tetap melaksanakan kemaksiatan.
Bukankah sahabat Mus’aib bin Umair ketika sudah masuk Islam, beliau meninggalkan keluarganya karena meninggalkan sesembahan nenek moyang. Lelaki tertampan, dan rupawan pasa zamannya, rela meninggalkan kemewahan itu hanya untuk mendapat ridha Allah.
Allah berfirman,
Apa yang Rasulullah beri kepadamu maka terimalah, dan apa yang Rasulullah larang maka tinggalkan. Bertakwalah kepada Allah, karena sungguh sangat keras hukuman Allah. (TQS.al-Hashr:7)
Jelas ya sahabat smart, seks bebas, zina, pacaran, dkk tidak diajarkan dalam Islam, tidak pula dicontohkan oleh Rasulullah. Yang beliau contohkan adalah poligami, dengan ketentuan dan mekanisme sesuai syariat ya bestie. Sekarang poligami di framing negatif padahal sunnah, sedangkan pacaran mendekati zina, yang jelas-jelas dilarang sama Allah. Jadi stop normalisasi zina, hari gini pacaran bertahum-tahun tapi tanpa kepastian. Nggak zaman lah yauw... ITP dong, Indonesia Tanpa Pacaran. Icikkiwir..
Wallahu’alam Bisowab.
Oleh: Novita Ratnasari, S. Ak., Penulis Ideologis, Pemerhati Remaja