Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) membeberkan alasan muslim di Gaza begitu kuat, tegar, dan tidak pernah putus asa meski setiap hari dibombardir oleh Zionis.
“Mengapa itu semua bisa terjadi, saudara bagi kita jawabnya sangat jelas bahwa semua yang yang mereka lakukan itu mempertahankan bumi Palestina tak lain adalah jihad,” ujarnya dalam video yang bertajuk Jiwa-Jiwa yang Tegar di kanal Youtube Khilafah News, Kamis (18/7/2024).
Ia mengingatkan, umat muslim tidak boleh tinggal diam ketika hartanya, apalagi tanah Palestina yang sangat istimewa dijarah. “Ini tidak boleh dibiarkan dan harus dilawan,” tegasnya.
“Itu persis sebagaimana pesan Nabi SAW dalam hadis sahih riwayat Muslim. Ketika ada waktu itu seorang bertanya kepada Nabi SAW tentang bila ada orang yang hendak merampas hartanya, Nabi SAW menjawab, jangan kau berikan itu kepadanya. Lalu orang ini bertanya lagi, bagaimana jika ia ingin membunuhku? Nabi SAW menjawab, bunuhlah dia. Lalu orang ini bertanya lagi, bagaimana jika ia malah membunuhku? Nabi SAW menjawab, engkau dicatat syahid. Tapi, bagaimana bila aku yang membunuhnya? Orang itu bertanya kembali. Lalu Nabi SAW menjawab, ia yang di neraka,” ungkapnya.
Jadi, kata UIY, jihad ini adalah sebuah amal yang sangat mulia. Kemuliaannya sangat besar. Seorang mujahid yang sedang berjihad digambarkan dengan sangat dramatis kemuliaannya oleh Baginda Rasulullah SAW.
“Dalam hadis sahih riwayat Bukhari Muslim kata Nabi SAW, perumpamaan seorang mujahid fisabilillah adalah seperti orang yang berpuasa, yang mendirikan sholat lagi lama membaca ayat-ayat Allah dan dia tidak berhenti dari puasa dan sholatnya, sehingga seorang mujahid fisabilillah itu pulang,” jelasnya.
UIY menilai, nikmatnya menjadi seorang muslim, semuanya bernilai kebaikan. Apalagi untuk jihad, tidak ada yang buruk dalam jihad, jika dilakukan dengan ikhlas. Seorang yang berjihad, pasti akan mendapatkan satu dari dua kebaikan. “Satu kemenangan, jika tidak dia pasti mendapatkan kesyahidan,” ujarnya.
“Sebagaimana dinyatakan oleh Nabi SAW dalam hadis riwayat Abu Daud dan Nasai’, siapa yang dibunuh karena membela hartanya, syahid. Siapa yang dibunuh karena membela keluarganya, syahid. Siapa yang dibunuh karena membela darahnya atau karena membela agama, ia syahid,” tuturnya.
Dan orang yang mati syahid, ungkapnya, meski sekilas tampak sangat menderita tapi seperti yang dikatakan oleh Nabi SAW dalam hadis riwayat Tirmidzi, dia tidak merasakan apa-apa kecuali seperti digigit semut, digigit serangga dan kematiannya sebagai seorang syuhada.
“Kata Nabi SAW adalah setinggi-tinggi derajat kematian asraful mauti mautus syuhada. Sebegitu tingginya derajat itu hingga orang yang mati syahid berulang-ulang ingin mati syahid lagi. Seperti disebut dalam hadis sahih riwayat Bukhari Muslim, Tidak ada orang yang masuk surga yang menginginkan kembali ke dunia, padahal ia telah memiliki segala sesuatu yang ada di dunia kecuali orang yang mati syahid. Dia bercita-cita untuk kembali ke dunia kemudian dibunuh berulang sampai 10 kali setelah ia melihat besarnya kemuliaan mati syahid,” jelasnya.
Meskipun di jalur Gaza tidak semua yang meninggal itu dalam keadaan dirinya berperang langsung melawan musuh, namun kata UIY, mereka tetap menyandang gelar syahid. “Seperti dikatakan oleh Nabi SAW, mereka yang meninggal karena terbakar dan tertimpa runtuhan bangunan tetap disebut syahid. Dalam hadis riwayat Abu Daud, kata Nabi, korban kebakaran adalah syahid. Yang mati tertimpa ruangan adalah syahid,” tuturnya.
Di dalam perang di Gaza, bebernya, ada dua kontras. Satu ketegaran yang luar biasa yang ditunjukkan oleh penduduk Gaza, karena inilah karakter yang luar biasa yang tumbuh dari spirit tauhid. Dan yang kedua, kepengecutan yang ditunjukkan oleh Zionis, penjarah tanah Palestina yang dikutuk oleh manusia sedunia.
“Sekarang semua melihat bahwa ajaran Islam tentang jihad dan syahidlah yang membuat penduduk Palestina penduduk Gaza khususnya bisa kuat dan menginspirasi kita. Subhanallah,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi