Tinta Media - Kenakalan remaja, terutama di kalangan pelajar saat ini begitu mengkhawatirkan dan memprihatinkan. Perilaku menyimpang ini kerap kali dipertontonkan, seperti bullying/perundungan, tawuran, seks bebas, narkoba. dsb.
Untuk mengatasi hal tersebut, Polda Jabar melakukan upaya dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan (bimluh).
Jajaran Polresta Bandung mengunjungi sekolah yang ada di sekitar jalan Pendidikan, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung
Selasa, (16/7/2024).
Dalam kunjungannya, Kapolsek Cileunyi Kompol Rizal Adam Al Hasan A.S., S.Pd., M.M. yang diwakili Bhabinkamtibmas Desa Cibiru Wetan Aipda Ence Mulyana melakukan dialogis dengan para siswa dan mengajak bekerja sama untuk menghindari perilaku menyimpang di kalangan pelajar maupun tindakan yang melanggar hukum.
Adapun yang menjadi tujuan binluh ini adalah agar para pelajar memahami tentang bahaya atau dampak dari kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Pemerintah berharap, dengan adanya sosialisasi ini, para pelajar menjauhi atau menghindari perilaku kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba, serta bisa menjaga nama baik keluarga dan sekolah. Diharapkan, mereka menjadi siswa/siswi yang berprestasi.
Upaya pembimbingan dan penyuluhan kepada para pelajar agar terhindar dari kenakalan remaja, seperti bullying, tawuran, penyalahgunaan narkoba, dsb. memang sudah semestinya dilakukan. Namun, tidak cukup hanya memberikan penyuluhan (binluh) yang terbatas hanya di beberapa sekolah saja. Upaya apa pun yang dilakukan tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan tersebut jika akar masalah dari kenakalan yang terjadi pada remaja tersebut tidak ditelusuri.
Di sisi lain, sanksi hukum tidak diberlakukan dengan tegas sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi para pelaku karena tidak muncul perasaan takut pada setiap individu akan dampak dari setiap penyimpangan tersebut.
Alhasil, mereka bebas melakukan apa pun sesuai dengan tuntutan hawa nafsu.
Lalu, mampukah bimbingan dan penyuluhan yang dilakukan pemerintah memberantas kenakalan remaja saat ini?
Banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya kenakalan remaja, di antaranya faktor lingkungan, kurangnya pengawasan dari orang tua. Faktor utamanya adalah minimnya ilmu agama, sehingga mereka melakukan penyimpangan sekehendak hati.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah tidak adanya peran negara. Negara seolah berlepas tangan dengan pendidikan masyarakat.
Maka dari itu, solusi yang seharusnya dilakukan tidak cukup hanya dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para pelajar tanpa dikenalkan diri mereka pada Sang Pencipta, yaitu Allah Swt.
Dalam sistem sekuler ini pendidikan yang diberikan oleh sekolah hanya pendidikan dunia saja yang melahirkan generasi sekular yang jauh dari agama.
Sejatinya, kenakalan remaja terjadi karena adanya hak kebebasan berprilaku. Hak kebebasan ini lahir dari penerapan sistem kapitalisme sekularisme. Ide kebebasan (liberalisme) ini membuat orang bebas berbuat semaunya, tanpa mempedulikan halal/haram.
Jika pun pelaku kenakalan tersebut berurusan dengan aparat kepolisian, terkadang dengan alasan batas usia yang masih dianggap anak-anak, akhirnya mereka tidak mendapatkan sanksi hukum yang tegas atau sanksi yang menjerakan. Akibatnya, persoalan kenakalan remaja tidak pernah tuntas.
Berbeda dengan sistem Islam. Kenakalan remaja tidak akan mungkin terjadi karena setiap individu dibangun ketakwaannya kepada Allah Swt.
Begitu pula masyarakat, dan negara. Suasana amar makruf nahi munkar pun akan mewarnai interaksi mereka. Negara pun akan memberlakukan sanksi tegas bagi para pelaku kemaksiatan, seperti tawuran yang bisa dikategorikan membuat huru-hara yang sanksinya tdk main-main.
Bullying akan dikenakan sanksi qishash. Begitu pun penyalahgunaan narkoba, bukan hanya pemakai, namun juga bandarnya akan dikenakan sanksi, yang bahkan bisa sampai dijatuhi hukuman mati.
Dalam sistem Islam, pendidikan didasarkan kepada akidah Islam yang terbukti mampu
melahirkan generasi emas pembawa peradaban.
Ini sebagaimana yang pernah diterapkan saat kekhilafahan berdiri tegak selama 14 abad dan melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa, seperti Muhamamd al-Fatih, Ibnu sina, Al-Khawarizmi, dan yang lainnya. Mereka di didik dengan pendidik Islam.
Mereka tidak hanya mempelajari ilmu keduniaan saja, tetapi juga ditamkan akidah Islam yang kuat, sehingga setiap apa dikerjakan selalu berlandaskan halal dan haram.
Dengan demikian, negara pun memberikan pendidikan yang layak kepada seluruh masyarakat tanpa dilihat kaya ataupun miskin. Seluy masyarakat merasakan pendidikan yang layak dan gratis dari negara. Semua itu bisa dirasakan hanya di negara yang menerapkan sistem islam kafah. Wallahu alam.
Oleh: Entin Hayatin, Ibu Rumah Tangga