Tinta Media - Kondisi generasi muda saat ini sangat memprihatinkan. Mereka kerap mempertontonkan kejadian yang tidak bermoral seperti pergaulan bebas, narkoba, pencurian, tawuran sampai kasus pembunuhan. Pemicu semua ini berawal dari masalah sepele, tetapi terus berulang tanpa ada solusi yang tepat bahkan semakin liar hingga hilang kendali.
Aksi tawuran kembali terjadi di jalan Basuki Rahmat (Bassura) Cipinang Besar Utara Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Tawuran ini melibatkan antar warga sekitar pukul 05.30 WIB. Pelaku menggunakan berbagai benda seperti batu, petasan dan senjata tajam.
Selain di Jakarta Timur, tawuran terjadi di Ciomas, Bogor. Polisi berhasil menangkap sebanyak 8 orang pelaku yang salah satunya masih berusia 13 tahun. Mereka terlibat aksi tawuran antar geng motor pada Ahad dini hari. (radarbogor.jawapos.com. 30/06/2024)
Biasanya tawuran terjadi karena adanya provokasi dari pihak luar, saat ini sedang menjadi trend tawuran pun dijadikan muatan konten di media sosial oleh pelaku. Karena pada saat penangkapan oleh polisi didapati di salah satu HP pelaku tawuran sedang live streaming untuk mencari follower dan tujuan yang paling utama adalah untuk mendapatkan bayaran. Tawuran yang disiarkan langsung di media sosial disaksikan oleh pihak lain yang tidak berada di TKP. Maka kepolisian menduga tawuran sengaja dibuat untuk kepentingan konten media sosial agar mendapatkan cuan. (News.detik.com. 30/06/2024)
Pelaku tawuran melakukan aksinya dilakukan dengan tidak sadar, mereka dipengaruhi oleh obat-obatan terlarang dan minuman keras, sehingga pelaku dengan keji dan bengis tanpa rasa takut saat mengikuti tawuran.
Tawuran ini mereka lakukan dengan sukarela dan bangga dipertontonkan hanya untuk mendapatkan cuan, padahal aksi ini sangat membahayakan bahkan dapat menghilangkan nyawa mereka. Apakah semurah itu harga nyawa mereka? sungguh sangat miris.
Berkaca dari kejadian di atas, hal ini menunjukkan rusaknya generasi dan jelas menunjukkan betapa kebahagiaan mereka berdasarkan materi telah menghujam kuat dalam diri bahkan menghalalkan segala cara.
Menelusuri akar permasalahan saat ini yaitu mereka dijejali paham sekularisme sejak dini, perbuatan yang mereka lakukan dijauhkan dari nilai-nilai agama, kemudian timbul rasa tidak takut dosa atau murka Allah sang Pencipta maka wajar jika generasi muda saat ini menjadi kehilangan arah dan pegangan dalam menjalani kehidupannya.
Disisi lain menggambarkan gagalnya sistem pendidikan yang seharusnya dapat mencetak generasi berkualitas tetapi malah semakin menunjukkan generasi muda yang semakin rusak. Maka sepertinya pembelajaran selama ini tidak berjalan dengan baik.
Adanya sistem pendidikan dan kurikulum yang dilaksanakan hari ini, mengacu kepada hasil pemikiran manusia, yakni sifat manusia yang serba kurang dan mengedepankan hawa nafsu, jauh dari nilai agama. Sesering apa pun negara mengganti kurikulum untuk perbaikan masa depan generasi, jika asasnya masih menggunakan sistem sekuler kapitalis maka generasi akan tetap mengandalkan akal dan berambisi untuk mendapatkan cuan sebanyak-banyaknya walaupun membahayakan nyawanya sendiri maka generasi muda ini akan sulit untuk diperbaiki.
Berbeda halnya jika Islam dijadikan sebagai acuan dasar dalam hidup, maka sudah banyak generasi muda pada jamannya yang bisa dijadikan sebagai panutan dan teladan hidup generasi muda saat ini, seperti Muhammad Al Fatih. Di usia belasan tahun dapat menaklukkan Konstantinopel. Beliau tumbuh dalam asuhan pendidikan Islam.
Dalam pendidikan Islam, penanaman akidah Islam yang kokoh menjadi fondasi utama sehingga pelajar mempunyai arah pandang yang jelas mana perbuatan baik ataupun buruk menurut prinsip Islam. Hal ini penting bagi mereka untuk terjun dalam kehidupan real.
Langkah selanjutnya mencetak para generasi muda menjadi generasi ulama yang unggul dalam menguasai agama dan sains, kemudian setiap perbuatan orientasinya adalah akhirat. Sehingga jika hal ini diterapkan maka akan terbentuklah gambaran generasi muda Islam adalah yang mempunyai kepribadian Islam, smart, inovatif kreatif dan berjiwa pemimpin.
Maka tidak akan ada lagi generasi muda yang mengisi kehidupannya dengan melakukan tawuran, perbuatan yang sia-sia bahkan nyaris membuat nyawanya melayang demi cuan rupiah yang tidak seberapa, generasi muda akan menjadikan diri mereka terlihat keren sebagai agent of change bagi kebangkitan Islam.
Wallahu'alam bishowwab.
Oleh : Irma Legendasari, Sahabat Tinta Media