Keluarga Berkualitas Mustahil Terwujud dalam Sistem Sekuler Kapitalis - Tinta Media

Kamis, 18 Juli 2024

Keluarga Berkualitas Mustahil Terwujud dalam Sistem Sekuler Kapitalis

Tinta Media - Tanggal 29 Juni diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Tahun ini puncak acara Harganas diperingati di Semarang.  Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyatakan bahwa peringatan Harganas bertujuan untuk mengingatkan pentingnya keluarga dalam pembangunan bangsa dan negara.  Tema Harganas kali ini adalah "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas".

Dalam sambutannya, Hasto Wardoyo mengatakan bahwa Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang berfungsi sebagai tempat berlindung, saling menyayangi, dan saling menjaga. Dari keluarga akan dihasilkan generasi penerus masa depan bangsa yang mewarisi nilai-nilai luhur kehidupan. Pembangunan negara harus dimulai dari keluarga.  (rri.com.id/jambi/ 30 juni 2024).

Menurut UU no 52/2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan, definisi Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mempunyai ciri: sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, bertanggung jawab, harmonis, berwawasan ke depan, dan bertakwa kepada Tuhan YME (kemenkeu.go.id).

Tahun ini adalah peringatan Harganas ke-31. Seharusnya keluarga di Indonesia sudah semakin berkualitas. Namun, faktanya semakin banyak masalah terjadi pada keluarga di Indonesia,  seperti stunting, KDRT, kemiskinan semakin, tingginya angka perceraian, banyak yang terjerat Pinjol dan Judol, pelecehan seksual serta pembunuhan oleh keluarga terdekat, dan lain-lain. Kenyataan ini jauh dari ciri-ciri keluarga berkualitas.

Dengan demikian, peringatan Harganas baru sebatas seremonial saja.  Ir. Najmah Sa'ida (MMH, 30/06/2024) berpendapat bahwa hal ini disebabkan karena nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga bukan nilai yang sahih, bukan nilai-nilai Islam, melainkan nilai-nilai sekuler kapitalisme yang mengagungkan kebebasan dan materi. Inilah akar masalah hancurnya keluarga di negeri ini.

Sekuler kapitalisme adalah sistem pengaturan masyarakat buatan manusia yang serba lemah dan memperturutkan hawa nafsu. Sehingga, tidak ada aturan yang baku bagi masyarakat. Agama tidak dijadikan landasan perbuatan.

Masyarakat tidak mengenal rasa empati atau halal haram sehingga terjadi saling menzalimi. Si kaya menzalimi si miskin. Si kuat mengangkangi yang lemah. Oligarki mengendalikan pemerintahan untuk memperdaya rakyat. Manusia menggunakan segala cara untuk mendapatkan materi.

Pemerintah dalam sistem sekuler kapitalis  tidak mengurus rakyatnya. Mereka hanya berperan sebagai regulator, membuat peraturan untuk kepentingan oligarki, dan untuk kelanggengan jabatannya.

Kebijakan pemerintah sama sekali tidak berpihak pada rakyat. Banyak terjadi PHK pada kaum lelaki menyebabkan kaum perempuan harus keluar rumah menjadi tulang punggung keluarga. Anak-anak tidak terbimbing. Masalah ekonomi membelit rumah tangga. Anggota keluarga banyak yang terlibat pinjol atau judol, dan akhirnya keluarga hancur. Maka, mustahil dihasilkan keluarga yang berkualitas dalam sistem sekuler kapitalis.

Islam adalah tuntunan hidup yang sempurna dari Sang Khalik. Dalam sistem Islam, keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang berorientasi pada akhirat tanpa melupakan duniawi. Landasan keluarga adalah keimanan dan keinginan beribadah kepada Allah Swt.

Islam juga menetapkan bahwa Pemerintah (Khalifah) berperan penting dalam membentuk keluarga berkualitas karena perannya sebagai raa'in dan junnah (pengurus dan pelindung rakyat). Khalifah berkewajiban menyediakan lapangan pekerjaan bagi setiap kepala keluarga, memastikan terpenuhinya kebutuhan primer rakyat, seperti sandang, pangan, dan perumahan. Khalifah juga menyediakan sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, dan keamanan masyarakat. Semua dapat dipenuhi dari dana baitul maal yang mandiri.

Dalam sistem Islam, keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang bertakwa, tangguh menjalani sulitnya kehidupan, istikamah dalam ketaatan kepada Allah Swt. dan terdorong untuk selalu memberi manfaat pada sesama. Setiap peran dalam keluarga sudah ditetapkan hak dan kewajibannya. Seorang suami adalah qawwam (pemimpin), melindungi, dan menafkahi keluarga. Seorang istri adalah ummu warabbatul bait, sebagai ibu dan pengelola rumah tangga.

Sejarah telah mencatat selama 13 abad sistem Islam diterapkan dalam Daulah, kriminalitas minim, rakyat sejahtera dan bermunculan ilmuwan di segala bidang yang kitabnya masih digunakan sampai saat ini, dijadikan acuan keilmuan modern. Semua karena penerapan syariat Islam, aturan Al Khaliq Al Mudabbir,  Allah Subhanahu wa ta'ala. Wallahu a'lam bisshawab.

Oleh: Wiwin, Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :