Tinta Media - Cendekiawan muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) membeberkan alasan judi online tidak kunjung untuk diberantas dan malah semakin membesar dan semakin banyak pesertanya.
"Nah Pertanyaan, kenapa judol tak kunjung bisa diberantas malah naga-naganya makin membesar pesertanya makin banyak di antaranya ada tak sedikit anak-anak kecil uang yang beredar juga makin besar disebut sebut mencapai ratusan triliun," ujarnya dalam video yang bertajuk Berantas Judi Online di kanal youtube Khilafah News Jumat (5/7/24).
UIY membeberkan asalnya adalah dari kemungkuran yang memiliki tendensi atau kecenderungan untuk terus memepertahankan diri, apalagi kemungkaran tersebut melibatkan atau menghasilkan putaran uang yang amat sangat besar.
"Maka dengan kekuatan uang itu pihak penyelenggara kemungkaran bisa membeli apapun dan membeli siapapun," ujarnya.
Mengutip dari kisah Pablo Escobar tokoh atau pentolan narkoba terbesar di Medelland Columbia yang membuat pemerintah tidak mampu lagi menghadapinya, UIY menjelaskan seperti dari kisah tersebut karakter kemungkaran ketika makin membesar dan makin lama dibiarkan makin memerlukan energi yang luar biasa Untuk memberantasnya.
"Karena itulah di sini kita tidak boleh berdiam diri bahwa sikap dasar seorang muslim terhadap kemungkaran adalah terus melawan, oleh karena itu kegiatan atau aktivitas nahi munkar tidak boleh berhenti tetapi selain kegiatan atau aktivitas nahi mungkar, kita juga harus menegakkan sistem yang mendukung kebaikan dari banyak kasus kemungkaran yang terjadi," bebernya.
Maka ungkapnya, pentingnya memberlakukan hukum yang baik yakni, hukum syariah Islam yang notabene memiliki keistimewaan sebagai jawabir (sebagai pencegah) dan zawajir (sebagai penebus).
"Keistimewaan ini tidak dijumpai dalam selain hukum Islam termasuk dalam penanganan Judol. Sebab kalau tidak, saudara Bandar atau para penyelenggara judi enggak bakalan kapok ibarat kata mati satu tumbuh 1000, satu situs ditutup bisa bikin 10 dengan mudahnya dan Konsumen juga makin hari makin besar karena sudah enggak ada rasa takut," tuturnya.
karena itulah ujarnya, pemberantasan judol ini harus mengena pada dua sisi sekaligus. "Sisi produsen dan konsumen dua-duanya harus dikejar bersama-sama tanpa itu judol akan terus mengancang korban akan terus berjatuhan dan mungkin diantara korban itu adalah teman atau karib kita naudubillah mindzalik," pungkasnya. [] Setiyawan Dwi