Tinta Media - Ibu gudang kasih sayang bagi setiap anak-anaknya. Secara fitrah Allah memberikan ‘rahim’ padanya sehingga dia menjadi tempat ternyaman bagi anak dalam tumbuh kembangnya. Dalam skop keluarga Ibu ialah salah satu pilar penting yang menopang pertumbuhan generasi. Bila ibu baik maka keluarga dan generasi bisa dipastikan baik. Sebaliknya bila ibu buruk bisa dipastikan akan terlahirkan generasi buruk dan rusak moralnya.
Berbicara tentang peran ibu pada sistem kapitalisme-sekuler hari ini, kita seolah dipertontonkan dengan begitu banyaknya kerusakan. Bahkan kerusakan itu bersumber dari salah satu fondasi penting keluarga yakni para ibu?
Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita ‘pencabulan ibu terhadap anaknya’ muncul di sosial media. Betapa terkejutnya melihat berita tersebut. Ibu mana yang tega melakukan perbuatan tidak terpuji seperti itu terhadap anaknya.
Dilansir dari Liputan6.com, Jakarta. Kasus pembuatan video vulgar bersama anak kandung marak akhir-akhir ini. Sejauh ini, total ada dua ibu muda yang ditetapkan sebagai tersangka. Adapun, mereka adalah AK (26) dan R (22). Kepada polisi, mereka mengaku nekat melakukan hal itu karena teperdaya iming-iming dari teman Facebook atas nama Icha Shakila.
“Himbauan untuk masyarakat agar tidak terjadi lagi kejadian serupa, agar berhati-hati dan waspada, serta jangan mudah percaya, tergiur dan terjebak oleh janji-janji manis ataupun iming-iming diberikan uang dalam jumlah besar, namun harus melakukan sesuatu perbuatan yang bertentangan dengan norma hukum, agama, dan sosial di masyarakat,” kata Ade Safri dalam keterangannya, Minggu (9/6/2024).
Bukan hanya itu saja, sebenarnya masih banyak lagi kasus-kasus penganiayaan lainnya oleh ibu kepada anaknya. Bahkan sampai kepada kasus pembunuhan. Sungguh miris menyaksikan hal tersebut. Semestinya Ibu adalah sosok yang penyayang untuk anak yang telah dikandungnya selama 9 bulan lebih, akan tetapi kini Ibu justru menjadi predator bagi anaknya sendiri. Sistem rusak ini telah membuat rasa kasih sayang itu hilang kian tergerus dalam diri sang ibu. Ini akibat sistem kapitalisme yang sangat membuat orang-orang tertekan hidup dalam sistem yang tidak menyejahterakan ini. Semua orang tak pandang status telah terfasilitasi melakukan kemaksiatan dan dosa.
Terbelakangnya ekonomi sering kali menjadi celah perbuatan jahat dan tidak bermoral. Hingga masyarakat rela berlaku konyol dan tidak etis dalam memperoleh uang dan materi untuk keberlangsungan hidup. Belum gaya hidup hedon yang diusung Barat, yang menjadikan kondisi sosial di masyarakat kian carut marut.
Sistem zalim saat ini berhasil menyengsarakan rakyat serta gagal menyejahterakan. Tak heran jika banyak berita aneh-aneh bermunculan dengan jenis kasus yang kian beragam dan tak masuk akal. Hal disebabkan rusaknya sistem kehidupan yang jauh dari aturan Islam. Islam hanya dipandang sebagai agama saja padahal Islam juga merupakan sistem peraturan dalam hidup. Siapa pun yang memakai aturan itu maka aman dan damailah kehidupannya. Tapi Islam saat ini gagal terterapkan akibat ulah kapitalis-sekuler yang kian menggerogoti hidup hingga akarnya.
Dengan banyaknya problematika aneh-aneh saat ini tidakkah membuat kita sadar ? Bahwa tiada harapan lagi untuk sistem kapitalis sekuler melainkan harus beralih pada sistem yang berhasil menyejahterakan rakyatnya. Yakni sistem Islam Rahmatan Lil ‘Aalamin. Wallahu a’lam bisshhowwab.
Oleh: Marsya Hafidzah Z., Pelajar dan Aktivis Dakwah