Tinta Media - Biadab, zalim, sadis. Ya, itu kata yang tepat untuk menggambarkan ulah Zionis. Perangainya memang dari jaman dahulu seperti itu, keras kepala, sombong dan culas. Bertahun-tahun zionis melakukan genosida terhadap kaum muslim di Gaza. Adakah pihak dunia membela, mana komunitas yang gembar-gembor Hak Asasi Manusia. Tidak ada kepastian jelas definisi kemanusiaan, apa standarisasi sikap tolong menolong. Sudah babak belur, masih dikatakan bersalah karena ini dan itu. Mencari-cari alasan, seperti inikah dendam nenek moyang atau apalah.
Masih adakah hati kalian, sudah tertutup, tuli atau buta. Terbuat dari apa kalbu kalian, sekejam itukah wahai manusia yang tidak berperikemanusiaan. Harus dengan cara apa kami mengingatkan, menasihati atau tunggu saatnya kelak Allah Ta'ala akan membalas. Terkutuk kalian, lihat suatu saat nanti penyesalan tiada henti hingga ikut dalam kuburmu. Apa yang ada di benak kalian, terhadap saudara-saudaraku disana. Menghabisi, melenyapkan, menguasainya apakah iya, itu atau ada hal lain sehingga tak ada ujung penyelesaian.
Penakluk adalah Muslim Sejati
Shalahuddin al-Ayyubi, sang penakluk tanah gaza sahabat Rasulullah SAW, sosok yang berhati lembut, mulia kehormatannya. Jasa-jasa beliau selalu diingat umat Islam selamanya. Kepintarannya, kecerdasan, dan keberaniannya Islam mulai tersebar ke negara-negara. Sosok yang hari ini ditunggu pastinya, oleh warga Palestina. Kelak saudara sesama muslim tersebut. Meminta kita untuk pertanggungjawaban, ke manakah saat mereka dibantai, sedang apakah ketika menjerit dan masih banyak hal lain.
Bila kita lihat dari sudut pandang Islam, karena memang penduduk disana muslim hal ini pemecahan masalah pendudukan Palestina adalah dengan jihad fisabilillah. Jihad adalah jalan terbaik untuk kafir penjajah yang menyerang negeri Islam, apalagi menduduki tanah milik mereka. Dikutip pula firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah ayat 191 yang artinya, ‘Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu’. Namun dengan cara seperti apa kira-kira bisa terwujud, ketika kita tidak peduli atau mengabaikannya. Astaghfirullah ampuni kami wahai sang Pencipta, kami lemah tak berdaya atas semua derita saudara-saudara di Palestina.
Opini
Kebijakan atau perundingan-perundingan semu semata, hanya janji nihil. Sehingga, justru mengarah pada menyesatkan berkenaan dengan tawaran solusi perdamaian, solusi dua negara, gencatan senjata, maupun opsi Palestina merdeka yang notabene tetap mempertahankan keberadaan entitas penjajah Yahudi. Suatu hal sulit diterima, dalam 1 wilayah ada 2 negara. Logika yang tidak sesuai sejarah bagaimana awal terbentuk wilayah tersebut.
Perang Yarmuk dimulai pada tahun ke-13 Hijiriah, Khalid bin Walid bersama empat komandan perang yang ditunjuk Abu Bakar Ash-Shiddiq; Amru bin Ash, Yazid bin Abu Sofyan, Abu Ubaidah Al-Jarrah, dan Syurahbil bin Hasanah, mampu mengalahkan pasukan Romawi. Umar bin Khattab Terima Kunci Baitul Maqdis. Setelah menerima surat dari Abu Ubaidah Al-Jarrah, Umar bin Khattab kemudian bermusyawarah dengan para sahabat senior seperti Usman bin Affan dan Ali bin Thalib. Dia meminta pendapat kepada sahabat Rasulullah terkait keputusan yang akan diambil. Saat memberikan pendapat, Usman bin Affan mengusulkan agar Umar tidak berangkat ke Al-Quds untuk menerima kunci Baitul Maqdis, agar menjadi penghinaan kepada orang-orang Romawi. Dan masih banyak catatan kemenangan kaum muslim akan tanah Palestina.
Oleh: Tjandra Sari Sutisno, S. Kom., Aktivis Muslimah