Tinta Media - Politikus sekaligus pakar AI, Dr. Ridho Rahmadi, menyatakan bahwa serangan Brain Cipher terhadap Pusat Data Nasional (PDN) adalah pesanan oleh kelompok elite "high profile" yang mempunyai kekuatan politik dan finansial.
"Kelompok
tersebut adalah "kelompok elite" dengan high profile, mempunyai
kekuatan politik dan finansial," tegasnya dalam tayangan pribadinya pada
akun Instagram @ridhorahmadiofficial, dengan judul "Skenario di Balik
Kunci Gratis Brain Cipher", Rabu (3/7/2024).
Ridho
mengungkapkan bahwa serangan yang dilakukan oleh Brain
Cipher kemarin adalah sebuah pesanan oleh kelompok tertentu yang menargetkan
data-data penting, yang itu berbahaya bagi mereka, bagi kelompok tertentu, jika
data tersebut terpublikasikan.
Pesanan
oleh "kelompok elite" ini diungkapkan oleh Ridho melalui dua
kemungkinan. "Kemungkinan pertama, kelompok brain
cipher ini sesungguhnya telah menerima tebusan atau bayaran dari kelompok
tertentu dengan syarat mereka mengumumkan kepada publik bahwa mereka akan
memberikan kuncinya secara gratis," tegasnya.
"Kemungkinan
kedua adalah sebagian data yang telah mereka kunci tersebut yang sudah
dihilangkan atau memang tidak bisa dibuka dengan kunci yang akan mereka berikan
tersebut," imbuhnya.
Bergerak
dalam Senyap
Dalam
siarannya tersebut, Ridho juga membongkar cara kerja kelompok elite ini yang
bergerak dalam senyap. "Kelompok elite ini bergerak dalam senyap. Mereka
menyuap broker dari dalam untuk membuka pintu menuju sistem PDN kemudian meminta
Brain Cipher untuk masuk dan mengunci data menggunakan Lockbit 3.0,"
paparnya.
Doktor
lulusan Belanda pada bidang artificial intelligence ini mengungkapkan bahwa
setelah kelompok elite ini mengamankan data-data tersebut, mereka memainkan
skenario "happy ending". "Mereka memainkan
skenario "happy ending" dengan meminta Brain Cipher mengumumkan
kepada publik bahwa mereka akan memberikan kuncinya secara gratis,"
pungkasnya.[] Hanafi