Ulama Aswaja Medan: Sistem Demokrasi Gagal Menjadikan Manusia sebagai Manusia - Tinta Media

Selasa, 04 Juni 2024

Ulama Aswaja Medan: Sistem Demokrasi Gagal Menjadikan Manusia sebagai Manusia

Tinta Media - Pimpinan Thariqot Naqsabandiyah, Tuan Guru Musa Abdul Ghani, S.Ag. menilai, bahwa Demokrasi Gagal menjadikan manusia sebagai manusia.

"Maka dari itu, sistem demokrasi ini sudah gagal. Gagal menjadikan manusia sebagai manusia. Maka sudah saatnya kembali kepada islam," tegasnya dalam pertemuan Multaqo Ulama Aswaja Medan Johor yang diselenggarakan Majelis Nafsiyah Ar Rahman dengan tema Demokrasi Gagal Sejahterakan Indonesia, Serukan Islam Kaffah, di Medan, Sabtu (25/5/2024).

Ia menambahkan, demokrasi ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad ï·º . "Jadi kalau ada orang hari ini sering bicara tentang bid'ah, sesungguhnya demokrasi lebih bid'ah lagi. Jadi kalau ada orang yang masih ikut sistem demokrasi itu berarti dia lebih bid'ah lagi," tuturnya. 

Ustadz Musa menjelaskan bahwa Allah sudah datangkan petunjuk (islam) jika tidak mengikuti petunjuk tersebut maka akan celaka. "Karena itu jika kita meninggalkan Islam maka pasti sesat dan pasti celaka. Mengapa hari ini rakyat susah karena berpaling dari al-Qur'an. Maka mulai saat ini kita harus siap memperjuangkan kembali Syariah dan Khilafah," jelasnya.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh ulama dari Delitua, Ustadz Ajma'in M. Amin menjelaskan jika saat ini masih berharap dengan Demokrasi yang terjadi umat akan semakin tidak baik dan tambah hancur. "Kita mau berharap kepada demokrasi karena melihat kondisi umat bukannya semakin baik malah tambah hancur," jelasnya kepada seluruh hadirin.

Ustadz Ajmain berpesan kepada para pemuda agar tidak mencontoh pemimpin yang zalim yang menyengsarakan rakyat. "Kalau kedepan menjadi pemimpin maka jadilah pemimpin yang beriman kepada Allah yang menjalankan Syariat Islam," pesan tokoh asal Delitua.

Begitu juga menurut tokoh Intelektual Kota Medan, Dr. Wira Indra Satya menjelaskan pangkal kesalahan demokrasi itu diawali asas One Man One Vote (satu orang satu suara). "Dimana suara Kyai, suara Buya, disamakan dengan suara kriminal," terangnya.

Kemudian, menurut dosen UIN Cirebon ini, Demokrasi itu berlandaskan pada kapitalisme, dan kesuksesan kapitalisme itu adalah kehancurannya sendiri karena dibuat bukan untuk manusia (tidak humanis).

Lanjut Dr. Wira, bahwa dari masyarakat yang bodoh maka lahir pemimpin yang bodoh. "Karena pemimpin itu cerminan masyarakatnya," bebernya.

Selain itu, tokoh masyarakat Medan Johor, Bambang Rahmadi, SE menjelaskan bahwa hasil dari penerapan Demokrasi adalah kekacauan. "Dimana-mana terjadi kekacauan maka sudah saatnya kita kembali kepada Syariat Islam untuk mengatur kehidupan," tambahnya.

Pembicara berikutnya, Guru Besar Islamic Center Medan, Buya Muhammad Yahya Zakaria menjelaskan Islam itu tidak hanya mengatur Hablum min Allah saja (hubungan dengan Allah) tetapi juga Hablum min Annas (hubungan dengan sesama manusia).

"Bukan hanya masalah ibadah saja tetapi juga terkait kehidupan. Masuk ke WC saja diatur oleh Islam apalagi dalam masalah kepemimpinan dan kenegaraan tentu lebih utama lagi," tegasnya. 

Menurutnya, masalah di dunia ini tentu harus diatur oleh Islam. Oleh sebab itu jika mengingkari Islam maka hancurlah tatanan kehidupan ini. "Demokrasi ini menyusahkan karena dalam demokrasi itu suara rakyat suara tuhan, maka demokrasi tidak cocok dengan Islam," tambahnya.

Ia pun menegaskan, para Ulama yang bertemu di acara ini sepakat solusi semua ini adalah Islam. "Dengan memilih pemimpin sesuai dengan ajaran Islam," tegasnya.

Sementara Buya Azwir Ibnu Aziz, memaparkan baginya tidak masuk akal umat Islam hari masih ini mau memakai sistem demokrasi. "Padahal setiap hari kita berdoa kepada Allah agar ditunjuki jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang pernah Allah beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang Allah murkai (yaitu Yahudi) dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat (Nasrani)," tuturnya.

Lebih lanjut, Ustaz Azwir sangat menyayangkan hari ini umat Islam justru mengikuti demokrasi yang jelas-jelas jalannya orang kafir. "Padahal haram hukumnya kita berkolaborasi dengan sistem Yahudi. Allah dan Rasul ï·º telah berikan hukum dan sistem yang bagus tetapi kita tolak dan malah merasa lebih enak ikut sistem demokrasi yang berasal dari orang kafir," pungkasnya. [] Amar Dani
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :