Pelecehan terhadap Anak, Siapa yang Salah? - Tinta Media

Minggu, 16 Juni 2024

Pelecehan terhadap Anak, Siapa yang Salah?

Tinta Media - Kasus pelecehan yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anak kandungnya baru-baru ini sedang viral. Seperti yang dikutip oleh Detiknews.com, motifnya adalah masalah ekonomi. Bukan hanya satu kasus, kepolisian sudah mengungkap kasus lain dengan motif yang sama.

Keduanya dijanjikan sejumlah uang agar membuat video asusila dengan anak kandungnya yang notabene masih anak-anak. Menurut pengakuan sang ibu, dia dipaksa dan diancam oleh pemilik salah satu akun facebook agar membuat video intim bersama anak kandungnya.

Kasus ini sudah ditangani pihak terkait. Selain pihak kepolisian, kasus ini juga menjadi sorotan Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan  Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Pihak KPAI mengaku prihatin atas maraknya kasus pelecehan orang tua terhadap anaknya. Kejahatan cyber yang menjadikan anak sebagai korban kerap terulang dan tidak menutup kemungkinan masih banyak kasus di luar sana yang masih belum terungkap. Kejahatan ini dilakukan oleh sindikat eksploitasi anak yang terorganisir dan tersistem sehingga bisa menjalankan misinya dengan mudah.

Sudah seharusnya lembaga tertinggi yang bernama negara bisa menyelesaikan kasus ini melalui regulasi-regulasi yang ada. Kementerian komunikasi dan informasi bisa membuat tindakan pencegahan agar video-video pornografi tidak lagi bisa diakses.

Namun, fakta yang terjadi menunjukkan bahwa kasus ini terus saja terulang. Dari kasus ini bisa kita lihat bahwa negara belum mampu melindungi rakyat. Regulasi hukum tidak tegas dan tidak membuat jera para pelaku.

Di satu sisi, negara belum bisa menyejahterakan rakyat dalam hal ekonomi. Dengan ekonomi yang semakin sulit, umat rela melakukan segala hal untuk memenuhi kebutuhannya. Seorang ibu bahkan tergoda untuk melakukan maksiat demi sejumlah uang. Seorang ibu yang seharusnya menjadi pelindung utama anak-anaknya justru menjerumuskan mereka.

Inilah hasil sistem yang salah. Sistem sekelurisme yang menjauhkan agama dari kehidupan, menciptakan individu-individu yang jauh dari kepribadian Islam.

Ini berbeda ketika sistem Islam diterapkan. Dalam sistem Islam, negara wajib menjamin kesejahteraan umat sehingga umat tidak hanya disibukkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Para ibu bisa fokus menjalankan kewajibannya sebagai ummun warabbaatul bait yang  akan melindungi dan mendidik anak-anaknya sesuai dengan ajaran Islam.

Islam memiliki sistem pendidikan yang handal yang menyiapkan manusia berperan sesuai fitrahnya. Pendidikan dalam keluarga pun berlandaskan pada ketakwaan. Sehingga, mudah dalam Islam untuk membentuk individu yang bertakwa dan berkepribadian Islam.

Oleh: Deasy Yuliandasari, S.E., Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :