Tinta Media - Sosok ibu merupakan pelindung, pengasuh, guru, dan sahabat bagi anak, ibu merupakan orang terdekat dan yang paling sering berinteraksi dengan anaknya, ibu juga akan menjadi garda terdepan ketika anak membutuhkan pertolongan. Namun apa jadinya jika fitrah keibuan tersebut telah hilang?
Baru-baru ini beredar sebuah video pencabulan seorang ibu terhadap anak laki-lakinya yang masih balita, mirisnya lagi video tersebut direkam langsung oleh sang ayah, nantinya video itu akan mereka jual untuk mendapatkan sejumlah uang.
Sungguh malang sekali nasib anak polos yang menjadi korban pelecehan orang tuanya, dia bahkan masih belum mengerti apa yang sedang menimpa dirinya, yang kelak justru akan memberikan efek buruk dan mengakibatkan trauma.
Dalam laman media liputan6.com (09/06/2024).
Polisi menetapkan 2 ibu muda menjadi tersangka setelah beredarnya video vulgar sang ibu sedang melecehkan buah hatinya, tersangka mengatakan bahwa mereka membuat video tersebut akibat di iming-imingi sejumlah uang oleh kenalan di Facebook. Terkait hal ini Direktur Reserse Kriminal Khusus, Polda Metro Jaya, Kombespol Ade Safri Simanjuntak mengingatkan agar masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan sosial media, dan jangan mudah tergiur oleh oknum-oknum yang menjanjikan uang dengan cara yang salah, apalagi sampai mengorbankan anak.
Ini hanyalah sebuah kasus dari ribuan kasus serupa yang tidak tersorot media, anak selalu menjadi korban pelecehan seksual, kebanyakan kasus justru yang dilakukan oleh orang terdekat dibandingkan dengan orang yang tidak dikenal. Orang tua dan keluarga merupakan tempat bersandar anak, jika saat ini orang tua sudah kehilangan peran fitrahnya, ke mana anak akan berlindung dan mendapatkan rasa aman?
Akibat Penerapan Sistem Sekuler Kapitalis
Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang ibu kehilangan naluri keibuannya, salah satunya adalah faktor ekonomi, di zaman yang serba mahal ini, banyak ibu yang terpaksa harus ikut mencari nafkah demi tercukupinya kebutuhan keluarga. Harga beras dan bahan pokok yang terus naik, tarif BBM dan listrik yang juga meningkat, biaya sekolah dan sebagainya yang harus dipenuhi menyebabkan banyak tekanan di pundak sang ibu.
Ibu kehilangan waktunya mendidik anak-anak, ibu kehilangan kelembutannya sebab lelah, ibu kehilangan fitrahnya karena tuntutan kehidupan, bahkan ada ibu kehilangan akal sehatnya karena putus asa dan tidak menemukan jalan keluar dalam masalah hidupnya. Sulitnya mencari pekerjaan juga menyebabkan ayah kehilangan perannya dalam keluarga, atau mungkin tak mampu memenuhi kebutuhan dan lainnya.
Pemisahan agama dalam kehidupan yang diterapkan dalam sistem sekuler juga menjadi penyebab banyak orang melakukan apa saja demi mendapatkan uang, tanpa peduli lagi pada halal dan haram. Jika ada tawaran kerja mudah dan menghasilkan banyak cuan tentu saja banyak yang tergiur, akhirnya mereka rela melakukannya walaupun mereka sendiri yang akan dirugikan nantinya.
Banyaknya remaja perempuan yang menjajakan dirinya di aplikasi Mi Chat, banyak juga anak laki-laki yang menjadi pencuri, begal, dan lain sebagainya. Bukan hanya terjadi pada anak remaja, orang dewasa justru lebih parah lagi kasusnya, banyak yang melakukan penculikan anak untuk dijual, bahkan diambil organ dalamnya, bahkan merampok hingga membunuh pun mereka tega. Mereka sudah kehilangan nurani, hati mereka telah mati sebab sulitnya kehidupan yang mereka jalani setiap hari. Mereka lelah, capek, hidup dalam penderitaan, sehingga ingin mendapatkan uang dengan cara yang instan.
Islam Menjaga Dan Memenuhi Kebutuhan Umat
Dalam Islam, perempuan tidak diwajibkan untuk bekerja. Para ibu memiliki waktu khusus yang banyak untuk menjaga dan mendidik anak-anaknya, serta mengurusi keluarganya. Sehingga ibu mampu menjalankan perannya dengan baik dan optimal.
Negara juga memberikan pendidikan kepada masyarakat keseluruhan tanpa dipungut biaya dan tanpa membedakan antara si kaya dan si miskin. Sistem pendidikan Islam yang berasal dari akidah Islam menjadi dasar terbentuknya pemikiran dan sikap mulia pada peserta didik, sebab asas pembelajaran berasal dari Al Qur'an dan Sunnah.
Dalam negara Islam kebutuhan pokok masyarakat wajib dipenuhi oleh negara, negara yang bertanggung jawab atas segala kebutuhan rakyatnya, negara memberikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya terutama untuk laki-laki dan kepala keluarga yang memiliki kewajiban untuk memberi nafkah. Negara juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan bantuan berupa lahan atau uang yang nantinya akan dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat.
Negara Islam juga akan mengawasi setiap tontonan dan konten yang beredar baik di media televisi maupun di sosial media, sehingga konten pornografi dan yang mengarah ke sana akan langsung dihapuskan. Negara juga akan memberikan sanksi tegas kepada setiap oknum yang menggunakan sosial media dengan maksud mengambil keuntungan atau mencelakakan orang lain. Sehingga kemungkinan kasus untuk terulang lagi bisa ditekan.
Jika peran ayah dan ibu sudah berjalan dengan baik dan benar, pendidikan sudah sesuai dengan syariat Islam, pergaulan dalam masyarakat sangat terjaga, serta kebutuhan pokok masyarakat telah terpenuhi, maka akan sangat meminimalisir terjadinya pelecehan terhadap anak, terutama yang dilakukan oleh keluarga dan orang terdekatnya sendiri.
Khatimah
Islam sangat menjaga dan memuliakan setiap umat, baik perempuan, laki-laki, anak-anak, pemuda, maupun orang tua memiliki status yang sama dalam mendapatkan penjagaan hak, tanah, serta nyawanya oleh negara. Negara wajib melindungi dan memberikan rasa aman terhadap seluruh warga negara.
Dalam negara Islam, pejabat pemerintahan bukanlah penguasa, melainkan pelayan umat, sehingga mereka akan mendedikasikan seluruh pikiran dan tenaganya demi kesejahteraan umat, mendahulukan kepentingan umat dibandingkan dengan dirinya sendiri, dan tidak mengambil keuntungan di atas penderitaan rakyatnya.
Jika syariat Islam ditegakkan, maka akan memberikan kemaslahatan dan ketenteraman pada masyarakat, karena syariat berasal dari sang pencipta manusia yakni Allah Swt, tentunya akan memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu alam Bisshawab.
Oleh: Audina Putri, Aktivis Muslimah