Naif Sekali, Arab Saudi Melarang Adanya Slogan Politik di Ibadah Haji - Tinta Media

Kamis, 20 Juni 2024

Naif Sekali, Arab Saudi Melarang Adanya Slogan Politik di Ibadah Haji

Tinta Media - Terlalu naif, Menteri Haji Arab Saudi Taufiq Al Rabi'ah mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi slogan-slogan politik apa pun  selama ibadah haji berlangsung. (Metrotvnews.com dan liputan6.com)

Padahal, Islam dan politik tidak bisa dipisahkan begitu saja. Hal ini karena Islam merupakan ajaran yang mengatur seluruh aspek kehidupan, terlebih lagi masalah politik. 

Politik dalam Islam adalah riayatus su'unil ummah yang artinya pengaturan urusan-urusan umat. Maka, yang harus dilakukan adalah mengatur dan mengurus umat berdasarkan Islam.

Saat ini umat membutuhkan politik yang mampu menjawab segala problematika yang dialami saat ini dan hanya Islam yang mampu menjawab problematika tersebut. Bahkan, ibadah  mahdah sekalipun, seperti ibadah haji tidak bisa dilepaskan dari aspek politik.

Misalnya, di dalam ibadah haji, kutbah Rasulullah saw. sangat tegas dan jelas bermuatan politik, yaitu khutbah beliau di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah yang dikenal dengan Haji Perpisahan atau Haji Wada.

Dalam salah satu khutbahnya, Rasulullah saw. bersabda,

أَيُّهَاالـنَّاسُ، إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْـوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ إِلَى أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هذَا، وَكَـحُرْمَةِ شَهْرِكُمْ هذَا  وَإِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْـأَ لُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ وَقَدْ بَلَّغْتُ

"Saudara-saudara, bahwasannya darah kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu. Ya, aku sudah menyampaikan ini!"

Rasulullah saw. Menyampaikan bahwa harta dan darah kaum muslimin sangat berharga dan suci. Namun, saat ini nyawa saudara kita di Gaza begitu murah untuk dimusnahkan. Sementara, para penguasa muslim terlebih penguasa Saudi diam seribu bahasa.

Jadi, kalau kita bicara penjagaan nyawa, ini tidak bisa lepas dari aspek politik, yaitu lalainya penguasa-penguasa negeri Islam yang menjadi penjaga nyawa kaum muslimin.

Dalam kutbah tersebut, Rasulullah saw. juga menegaskan:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى


"Wahai sekalian umat manusia, ketahuilah, sesungguhnya Tuhanmu satu (esa). Nenek moyangmu juga satu. Ketahuilah, tidak ada kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa selain Arab (Ajam), dan tidak ada kelebihan bangsa lain (Ajam) terhadap bangsa Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit merah (putih) terhadap yang berkulit hitam, tidak ada kelebihan yang berkulit hitam dengan yang berkulit merah (putih), kecuali dengan takwanya."

Dalam kutipan khutbah tersebut, sangat jelas gambaran Rasulullah tentang persatuan kaum muslimin yang didasari oleh akidah Islam. Persatuan itu tidak lepas dari kebutuhan institusi politik secara internasional, yaitu kebutuhan akan hadirnya khilafah ala minhajin nubuwah dan tentu ini sangat politis. 

Bahkan, masih dalam khutbah haji wada tersebut, Rasulullah saw. menekankan tentang sumber hukum kaum muslimin, yakni Al-Qur'an dan as Sunnah. Ini juga sangat politis. 

Karena itu, mari kita serukan dan nasihati para penguasa yang saat ini sekuler untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah. Tentu seruan ini bersifat politis karena berkaitan dengan sumber hukum.

Apalagi, Rasulullah saw. menegaskan agar kita mengikuti sunnah Rasulullah saw. dan Khulafaur Rasyidin. Kalau berbicara tentang mengikuti sunnah Rasulullah saw. dan Khulafaur Rasyidin, ini tidak lain adalah tentang kewajiban akan adanya khilafah ala minhajin nubuwah. Sangat jelas bahwa hal itu sangat kental dengan politik karena menyangkut urusan-urusan umat.

Jadi, pertanyaannya adalah apa esensi Menteri Haji Arab Saudi Taufiq Al Rabi'ah berani melarang adanya slogan-slogan politik dalam ibadah haji ini?

Takut

Tidak bisa dimungkiri memang, apa yang terjadi di Palestina sekarang ini adalah suatu hal yang menakutkan bagi para penguasa di negeri muslim, termasuk Saudi Arabia. Pernyataan Menteri Haji Arab Saudi Taufiq Al Rabi'ah itu disampaikan ketika umat berbicara tentang kondisi Palestina. Ketika umat berbicara tentang kondisi Palestina tersebut, maka tidak bisa ditutup-tutupi bahwa umat akan berbicara tentang diamnya pemerintah Saudi Arabia terhadap pembantaian terhadap kaum muslimin di sana. 

Kalau kita lihat, Arab Saudi sekarang ini semakin hari semakin liberal dan abai pada urusan Palestina. Bahkan, pemerintah Saudi sejak awal telah menjadi sponsor dan membuat normalisasi dengan Zionis Yahudi.

Kekhawatiran pemerintah Saudi ketika umat berbicara tentang Palestina adalah tentang seruan pengiriman tentara untuk menghajar Zionis Yahudi. Ini karena secara diam-diam pemerintah Saudi dan juga para penguasa muslim menjadi penghalang terbesar dan terkuat untuk melindungi kepentingan-kepentingan Zionis dan juga Amerika.

Jadi, jika berbicara tentang penyelamatan saudara muslim di Palestina, solusinya hanya ada dua, pengiriman tentara dan juga persatuan umat Islam di bawah naungan khilafah ala minhajin nubuwah.

Oleh: Setiyawan Dwi, Jurnalis
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :