Ibu, Masih Adakah Kasih Sayangmu? - Tinta Media

Kamis, 20 Juni 2024

Ibu, Masih Adakah Kasih Sayangmu?

Tinta Media - Kehidupan kapitalistik liberal telah menggerus fitrah ibu yang penuh kasih sayang menjadi predator menakutkan. Buah hati yang harusnya mendapat belaian  justru menjadi  korban pemukulan, penghinaan, penelantaran, pembunuhan, hingga pelecehan.

Kasus ibu melecehkan buah hati karena tergiur materi amat mengerikan. Seorang ibu inisial R (22) jadi korban akun FB Icha Shakila sekaligus tersangka kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya, R (5). Ibu asal Tangerang Selatan, Banten ini dijanjikan dibayar Rp15 juta untuk konten bernuansa asusila.

Korban lainnya berinisial AK (26), ibu asal Bogor, Jawa Barat. Ia ditangkap atas dugaan pencabulan terhadap anak kandungnya. (Cnnindonesia.com, 8/6/2024).

Sistem ini menjauhkan agama dari kehidupan, membuat ibu tega merendahkan diri serta menghinakan anaknya. Sejatinya, ibu adalah madrasah/tempat belajar anak bersikap sopan santun, menghargai orang lain, punya rasa empati, suka menolong, menyayangi, dan lainnya. Namun, dalam kasus ini, ibulah yang merusak masa depannya. Sungguh pilu nasib generasi di tangan ibu yang terpapar kapitalistik liberal ini.

Ibu, sadarlah bahwa surga ada di bawah kakimu. Jasamu yang besar dari mengandung, melahirkan, menyusui, merawat, dan membesarkan adalah harga yang tidak bisa dibeli dengan berlian sekalipun.

Sungguh beruntung ibu yang menyadari sekaligus menjalankannya dengan amanah, mencetak generasi hebat yang bermanfaat di dunia,  terhormat, apalagi kelak di akhirat akan menggandengnya ke surga.

Namun, sekali lagi sistem ini menjadi sumber masalah.  Sulitnya memenuhi keperluan sehari-hari akibat harga berbagai kebutuhan melonjak, tidak paham peran sebagai ibu, suami tidak perhatian karena minimnya ilmu, lingkungan yang tidak mendukung, pekerjaan harian yang tidak ada habisnya, dan persoalan lainnya telah mengikis sifat kasih sayang ibu.

Diperparah lagi, ibu dan anak menjadi  korban dari abainya negara dalam melayani kebutuhan rakyat. Rakyat memikirkan kebutuhannya sendiri di tengah sulitnya persaingan hidup. Hal ini menjadikan perangai dan hati ibu keras, tidak ada lagi kasih sayang. Akibatnya, timbul malapetaka terhadap buat buah hatinya. 

Islam Membuat Ibu Mulia dan Generasi Bermanfaat.

Di sisi lain, ketika Islam dijadikan sistem yang mengatur kehidupan, tercatat dengan tinta emas ada ibu hebat yang mencetak pemimpin kelas dunia.

Muhammad Al Fatih, penakluk Konstantinopel, pemimpin fenomenal yang menginspirasi banyak pemimpin hari ini dalam mewujudkan tujuannya. Di balik ketangguhannya, ada ibu yang penuh kasih sayang mengarahkan dan membimbing dengan kesabarannya.  Ditanamkannya cita-cita besar pada Al-Fatih bahwa ia adalah calon penakluk Konstantinopel yang dijanjikan Rasulullah saw.

Ibu yang bervisi besar ini ingin anaknya bisa mewujudkan kabar gembira Rasulullah saw. bahwa sebaik-baik pemimpin dan pasukannya adalah yang menaklukkan Konstantinopel.

Dari sistem Islam, lahir ibu mulia yang bisa memenuhi kasih sayang  anak. Kehidupan berjalan dengan baik sehingga tumbuhlah generasi bermartabat serta bermanfaat buat umat.

Sebaliknya, dalam sistem kapitalistik liberal, ibu dan anak hidup terhina dan sengsara.

Allahu a’lam.

Oleh: Umi Hanifah, Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :