Gim Masuk Dunia Pendidikan, Generasi Muda Terancam! - Tinta Media

Minggu, 09 Juni 2024

Gim Masuk Dunia Pendidikan, Generasi Muda Terancam!



Tinta Media - Miris! Banyak remaja dan anak-anak mengalami kecanduan gim daring ataupun luring. KPAI mendesak pemerintah melalui Kemenkominfo untuk memblokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan dan seksualitas (news.detik.com, 24/04/2024). 

Namun, pemerintah justru memandang industri gim sebagai komoditas ekonomi. Mereka mendorong pelaku industri kreatif untuk menciptakan lebih banyak gim agar mendapat keuntungan yang lebih besar. Parahnya, pemerintah menggandeng Kemendikbudristek dalam rangka mencetak talenta-talenta baru yang mampu menciptakan gim-gim menarik untuk kalangan muda dan anak-anak.

Tidak berhenti sampai di situ, pemerintah juga menghendaki dukungan dari sektor pendidikan. Sekolah dan kampus memiliki peran untuk membentuk produk pendidikan yang mempunyai kemampuan digital tinggi. Tidak hanya fokus pada teknis, tetapi juga kompeten dalam pengembangan manajerial dan bisnis. Maka, SMK dan berbagai perguruan tinggi beramai-ramai membuka program studi, jurusan, maupun memuat mata pelajaran yang berkaitan dengan gim. 

Ini wajar terjadi sebab kurikulum pendidikan dalam sistem kapitalisme dikembangkan mengikuti permintaan pasar/industri. Ketika gim menghasilkan keuntungan materi, maka disusunlah kurikulum yang akan menumbuhsuburkan gim, tak peduli pada dampak negatif yang membahayakan masa depan generasi. Padahal, kurikulum seharusnya disusun dan diterapkan untuk menjawab tantangan permasalahan bangsa.

Maka, pendidikan tinggi pun mengalami disfungsi. Institusi yang seharusnya mencetak generasi unggul dan bertakwa, berubah mencetak  “monster mengerikan” yang siap menghancurkan generasi melalui pengembangan industri gim. Dengan kata lain, pendidikan tinggi hanya mencetak profil lulusan yang berorientasi materi, asal kerja, dan tidak peduli persoalan masyarakat.

Mindset keuntungan materi yang akan didapatkan, membuat generasi muda terlena. Mereka tidak akan berpikir bahwa persoalan bangsa ini sesungguhnya adalah penjajahan Barat melalui pemikiran dan eksploitasi sumber daya alam. 

Selain itu, industri gim akan membawa efek yang lebih besar karena generasi dimanjakan dengan berbagai inovasi dari gim. Gim menjadi salah satu strategi Barat untuk menghancurkan generasi yang tetap tumbuh secara kuantitas, tetapi lemah dari kualitas. Bahaya gim juga makin menjadi karena konten gim rawan disusupi tayangan kekerasan, pornografi, bahkan perusakan pemikiran. 

Inilah upaya nyata Barat untuk mengalahkan umat Islam tanpa harus bersusah payah mengangkat senjata, memperlambat kebangkitan Islam, dan menjauhkan generasi muda muslim dari visi Islam. Begitulah potret sistem pendidikan sekuler kapitalistik yang merusak generasi.

Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan Islam. Visi Islam dalam kehidupan yaitu mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Generasi muda berperan penting sebagai penerap, penjaga, dan penyebar dakwah ke seluruh penjuru negeri. 

Generasi dalam Islam adalah generasi yang mampu menjadi pemimpin berkarakter dan tangguh. Pendidikan Islam mampu menghasilkan lulusan yang dibutuhkan, mujtahid, pemimpin, intelektual, hakim dan ahli hukum sehingga umat dapat berkembang, mengimplementasikan, memelihara, dan membawa Islam ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.


Oleh: Ummu Hagia
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :