Tinta Media - Penyebab utama ketidakstabilan nilai mata uang dan inflasi tinggi adalah penggunaan sistem mata uang kertas tanpa kontrol dan tanpa backup yang disebut dengan fiat money. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis ekonomi dan inflasi yang tak terkendali. Solusi untuk masalah ini adalah dengan menerapkan sistem mata uang dinar dan dirham, karena sejarah telah membuktikan bahwa bertransaksi menggunakan sistem mata uang dinar dan dirham relatif stabil karena nilainya disandarkan pada emas.
Baru-baru ini, nilai rupiah terhadap dollar melemah dan mencapai Rp 16.200 per dollar AS yang memiliki dampak yang cukup luas bagi masyarakat dengan memperburuk kondisi ekonomi dalam berbagai aspek. Harga produk akan semakin mahal, pengangguran juga makin lama dalam mencari pekerjaan, dan lain-lain.
Menurut Yusuf Rendy Manilet, seorang ekonom dari Center of Reform on Economic (Core), harga barang di pasaran dapat meningkat akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Kenaikan harga barang impor dapat terjadi jika pelemahan nilai tukar rupiah terjadi dalam waktu yang lama. Beberapa industri di Indonesia masih membutuhkan bahan baku impor, sehingga biaya produksi dapat meningkat.
(Kompas.com.19/4/2024)
Meskipun ada banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya rupiah terhadap dollar, namun ketergantungan pada dollar sebagai mata uang dunia dan penggunaan mata uang kertas yang tidak didukung oleh emas menjadi penyebab utama. Spekulan valas dapat dengan mudah memanipulasi nilai mata uang kertas, sehingga menghasilkan ketidakstabilan dan kemelaratan.
Kondisi ini dapat terjadi karena saat ini dunia secara keseluruhan dibawah imperialisme Amerika Serikat. Ekonomi dunia di bawah sistem kapitalisme tidak stabil dan mengalami volatilitas.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa sistem kebijakan moneter saat ini memberikan duka bagi negara-negara berkembang, akibat inflasi yang kapanpun bisa menjadi masalah besar, terutama ketika negara mengimpor banyak bahan mentah untuk industri yang belum bisa diproduksi di dalam negeri seperti Indonesia, karena uang tidak bisa menjadi standar hitungan yang adil.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka umat manusia harus berupaya keras untuk keluar dari lingkaran kezaliman sistem moneter tersebut dengan kembali menerapkan mata uang dinar emas dan dirham perak.
Sebab penerapan mata uang dinar emas dan dirham perak dimulai pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya. Rasulullah Muhammad SAW telah menetapkan bahwa emas dan perak digunakan sebagai mata uang dan membuatnya sebagai ukuran sistem moneter untuk mengevaluasi barang-barang dan jasa. Ada Banyak keunggulan dari menggunakan dinar dan dirham, seperti mengurangi inflasi dan mewujudkan stabilitas ekonomi makro-mikro, mengurangi tindakan spekulatif, menyulitkan tindakan pemalsuan uang, dan sebagainya.
Sejarah juga telah membuktikan, akan kekuatan dalam kestabilan mata uang dinar dan dirham. Oleh karena itu, jika dinar dirham dijadikan standar mata uang, maka akan ada standar perimbangan terhadap mata uang dollar AS yang saat ini menjadi mata uang dunia. Dinar dan dirham hanya memiliki perannya sendiri karena mata uang dinar dan dirham memiliki nilai instrinsiknya. Selain itu emas dan perak merupakan sistem nilai tukar yang adil bagi seluruh umat manusia, Inilah bagian dari solusi menjaga kestabilan mata uang sehingga memberikan keadilan dalam perdagangan internasional dan memberi ketenangan bagi para investor dan bisnis. sehingga dapat menjadi solusi tepat bagi Indonesia maupun negara lainnya yang mengalami masalah ekonomi.
Namun, agar dapat mengubah sistem mata uang ke dinar dan dirham, dibutuhkan peran Negara dalam membuat regulasi dan kebijakan yang mendukung penggunaan dinar dan dirham sebagai mata uang resmi. Sosialisasi dan edukasi harus diberikan kepada masyarakat tentang penggunaan dinar dan dirham sebagai alat tukar yang adil sekaligus dapat menghindarkan dari krisis moneter.
Kerjasama antara negara-negara muslim juga perlu dilakukan dalam mengadopsi sistem ini untuk mencapai penggunaan dinar dan dirham yang merata dan luas. Oleh karenanya peralihan ke sistem mata uang dinar dan dirham membutuhkan waktu dan kerja sama yang didukung oleh regulasi dan pemerintahan yang kuat seperti negara yang memiliki sistem Islam yang mencakup pedoman hidup yang komprehensif, dan mencakup seluruh aspek kehidupan.
Dan jika Islam di terapkan niscaya bukan hanya penduduk indonesia namun seluruh umat manusia bisa hidup lebih sejahtera. Hal ini tercermin ketika kejayaan pemerintahan Islam pada masa lampau dan tidak pernah terjadi krisis keuangan yang berkepanjangan seperti saat ini. Sebagai umat Islam yang peduli dengan keadaan negaranya, kita patut menyerukan perlunya kita menerapkan sistem Islam yang menyeluruh sehingga mata uang Dinar dan dirham dapat diterapkan. Wallahu'alam.
Oleh: Indri Wulan Pertiwi
Aktivis Muslimah Semarang