Sekularisme Merusak Fitrah Anak - Tinta Media

Rabu, 15 Mei 2024

Sekularisme Merusak Fitrah Anak


Tinta Media - Miris! Satu kata yang mungkin bisa menggambarkan potret anak-anak masa kini. Bagaimana tidak, sejatinya anak- anak memang terlahir fitrah. Namun dalam asuhan sistem sekuler anak-anak telah dirusak fitrahnya sehingga kini mereka lekat dengan tindak kriminal bahkan tak segan melakukan tindakan keji. 

Realita memaparkan anak- anak yang menjadi pelaku tindak kejahatan kian meningkat dari tahun ke tahun. Kasus kriminal yang melibatkan pelaku anak- anak terjadi hampir merata di penjuru negeri. Jelas hal ini semakin menegaskan bagaimana rusaknya generasi anak- anak saat ini.

Berdasarkan data Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tercatat dari periode tahun 2020 hingga tahun 2023. Per 26 Agustus 2023 setidaknya ada 2000 anak berkonflik dengan hukum. 1.467 anak diantaranya berstatus tahanan dan masih menjalani proses peradilan, sementara 526 anak berstatus sebagai narapidana dan sedang menjalani masa hukuman. Fakta ini jelas menunjukkan pada kita betapa seriusnya problematika anak-anak di negeri ini. 

Wahai ayah bunda, kaum muslimin dan muslimat apakah kita akan diam saja melihat anak-anak kita rusak dan tercerabut dari fitrahnya?

Sejatinya permasalahan ini terjadi karena lemahnya tiga pilar yang harusnya berdiri kokoh membangun masyarakat Islam. Pilar yang pertama adalah keluarga, dalam kehidupan kapitalis sekuler keluarga seakan hilang peran dalam membersamai dan mendidik anak. Ayah dan ibu sibuk mencari materi, tak jarang karena rusaknya pergaulan dalam sistem ini institusi rumah tangga menjadi rapuh. Banyak dari keluarga broken home turut mengorbankan anak- anak mereka. Hingga anak pun terlantar dan tidak mendapat pendidikan, perhatian dan kasih sayang. Sehingga anak- anak mudah terombang- ambing keadaan dan mudah terjerumus pada tindak kemaksiatan. 

Belum lagi pilar yang kedua yakni masyarakat juga cenderung individualistis, amar makruf nahi munkar tak jarang dianggap julid dan ganggu privasi. Kebebasan dan HAM yang sering disuarakan pengusung ide sekuler menjadikan kehidupan dalam masyarakat semakin bebas tak terkontrol. 

Dan lebih parahnya lagi pilar yang ketiga pun sama rapuhnya dalam menegakkan masyarakat yang berakhlak mulia. Negara saat ini abai dalam menyelenggarakan sistem pendidikan dan menyediakan sistem informasi yang dapat menjaga pemikiran umat. Belum lagi sistem persanksian yang lemah dan rentan negosiasi menjadikan hukum tak membuat efek jera bagi pelaku bahkan lebih parahnya suatu kasus bisa jadi dicontoh oleh pelaku di kasus lain. 

Sejarah panjang peradaban Islam telah memberi gambaran yang amat jelas betapa mulianya generasi saat itu. Telah kita tahu bersama sosok Ali bin Abi Thalib yang Rasulullah juluki sebagai Babul Ilmi (gerbangnya ilmu), di generasi selanjutnya kita mengenal sosok Shalahuddin al-Ayyubi sang pembebas Al Quds, Sultan Muhammad al-Fatih sang penakluk Konstantinopel, dan banyak lagi para pemuda lainnya yang menorehkan prestasi gemilang. Generasi gemilang seperti mereka tentunya hanya akan kita jumpai dalam negeri yang menerapkan aturan Allah secara kaffah yakni Daulah Khilafah Islam. Wallahu’alam bishawab

Oleh: Selly Amelia
Sahabat Tinta Media 


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :