Pengamat: Krisis Palestina Bermula dari Runtuhnya Adidaya Islam - Tinta Media

Kamis, 23 Mei 2024

Pengamat: Krisis Palestina Bermula dari Runtuhnya Adidaya Islam


Tinta Media - Pengamat politik internasional Budi Mulyana menyampaikan bahwa krisis Palestina Bermula dari runtuhnya adidaya Islam.

"Saya senantiasa menyampaikan bahwa krisis Palestina ini kan bermula dari runtuhnya adidaya Islam, Kekhilafahan Turki Utsmani," tuturnya dalam program Fokus Reguler: Serangan ke Israel, Nyata atau Drama? Ahad (23/4/2024) di kanal YouTube UIY Official.

Menurutnya, ketika (Khilafah Turki Utsmani) kalah di perang dunia kesatu, akhirnya kemudian wilayah-wilayah Turki Utsmani itu diambil alih oleh negara pemenang perang Inggris dan Perancis. "Mereka berbagi wilayah," ucapnya.

Budi menilai, dari situlah kemudian Inggris melalui deklarasi Balfour, kemudian juga melakukan proses migrasi orang-orang Yahudi dan akhirnya kemudian membidani hingga lahirnya "negara Israel" tahun 1948.

"Artinya, krisis Palestina ini tidak terlepas dari hilangnya payung umat Islam, negara adidaya umat Islam saat itu, kekhilafahan Turki Utsmani," jelasnya.

Dan sampai sekarang, ia menambahkan, tak ada solusi. "Solusi dua negara itu kan solusi yang absurd bagaimana negara penjajah itu kemudian harus berbagi dengan negara jajahannya," herannya.

Artinya, apa yang kemudian bisa dijadikan solusi terhadap krisis Palestina ini adalah bagaimana mengembalikan payung umat Islam itu sendiri.

"Artinya, di sini harus terjadi perubahan konstelasi internasional. Umat Islam harus punya negara selevel negara adidaya sehingga bisa mengubah konstelasi internasional dan kemudian di situlah umat Islam itu bisa mengendalikan kewibawaannya dan kemudian mengembalikan hak umat Islam Palestina," terangnya.

Karena, lanjutnya, bisa disaksikan bagaimana Amerika Serikat itu dengan tanpa malu, tanpa punya pertimbangan apa pun Amerika membela sepenuh hati keberadaan Israel.

"Itulah fungsi negara adidaya seluruh dunia. Cuma kan bedanya, kalau Islam punya prinsip, punya aturan dari wahyu Allah SWT. Jadi, ketidakadilan dalam perspektif manusia itu harus kemudian dihilangkan dengan keadilan Islam," tandasnya.

Makanya kemudian,  Budi menerangkan, di sinilah penting umat Islam itu punya negara yang kapabilitas negaranya itu bisa dinaikkan sampai level adidaya, dan sebenarnya potensi itu ada.

"Iran punya potensi, Turki punya potensi, kemudian juga negara-negara Timur Tengah punya potensi, termasuk juga  Indonesia punya potensi. Cuma masalahnya kan, selama kemudian basisnya atau dasarnya bukan karena Islam, karena kepentingan nasional internasional, daya dorong untuk menjadi negara adidaya yang melindungi umat Islam itu tidak ada," sesalnya.[] 'Aziimatul Azka


Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :