Tinta Media - Pendidikan adalah salah satu aspek strategis yang menentukan generasi masa depan. Namun faktanya, hari ini makin banyak potret buram dalam semua aspek. Baik guru maupun siswa banyak melakukan kemaksiatan, kejahatan, serta pelanggaran hukum yang melahirkan generasi buruk kepribadiannya.
Kurikulum merdeka sebagai kurikulum nasional 2024 dianggap masih belum memberi kejelasan bagi peserta didik yang diarahkan pada kompetensi/daya saing atas sesuatu yang bersifat materi, terlebih melupakan aspek pembinaan agama/ moral.
Generasi masa depan pendidikan dalam era globalisasi tidak terkontrol. Kurikulum Merdeka justru menguatkan sekularisme dan kapitalisme dalam kehidupan. Kurikulum ini juga menjadikan generasi terjajah budaya Barat yang rusak dan merusak, melahirkan masyarakat yang liberal. Keinginan untuk hidup dalam kebebasan dan kriminalitas sering dijumpai.
Generasi adalah wajah bangsa, tongkat estafet yang menentukan kehidupan bangsa ke depan. Merekalah yang bekerja mewujudkan negeri ini menjadi baik atau buruk. Kualitas generasi tidak hanya diwujudkan oleh keluarga saja. Namun, mereka hidup dalam sebuah masyarakat, berinteraksi dengan lingkungan dan kondisi sosialnya.
Kondisi generasi saat ini sangat memprihatinkan. Gempuran dari media begitu merusak. Begitu pula sanksi-sanksi yang melemahkan, membuat mereka bukan menjadi pribadi-pribadi kuat yang tangguh, yang mampu menyongsong masa depan, untuk memimpin peradaban.
Dalam Islam, pendidikan adalah salah satu hal penting dan sangat diperhatikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dijamin ketersediaannya di tengah masyarakat. Pendidikan dalam Islam membentuk kepribadian Islam dan membekali anak didik dengan sejumlah ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan urusan hidupnya.
Rasulullah bersabda,
"Dan keutamaan orang yang berilmu di atas yang beriman adalah seperti keunggulan bulan atas seluruh benda langit." Satu-satunya warisan para nabi adalah ilmu. "Siapa yang mengambil hal itu, maka sungguh ia telah mengambil bagian yang paling cerdas." (HR Qois bin Katsi).
Islam memiliki sistem pendidikan terbaik, berbasis akidah Islam yang terbukti berhasil melahirkan generasi berkualitas, menjadi agen perubahan dan membangun peradaban mulia.
Oleh karena itu, kalau ingin mengembalikan generasi yang mulia, maka dibutuhkan keluarga yang kuat dan bertakwa, yaitu orang tua yang matang dalam mendidik putra-putrinya. Dibutuhkan juga masyarakat yang peduli pada tumbuh dan kembang generasi agar menjadi mulia. Lebih utama adalah peran negara yang mampu memberikan kebijakan dengan melahirkan undang-undang yang akan menata media, menata persanksian, menata interaksi di antara masyarakat. Negara memiliki tanggung jawab mewujudkannya.
"Imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."
Itulah yang kemudian akan menjaga tumbuhnya generasi unggul, bermartabat, dan berakhlak mulia.
Satu-satunya sistem yang mampu mewujudkannya tidak lain adalah sistem Islam yang terbingkai dalam Daulah Islamiyah.
Sebaliknya, kalau kita gunakan sistem demokrasi kapitalisme, maka kita tidak akan berharap banyak pada generasi hari ini karena kerusakan begitu masif, generasi akan hancur. Begitu pula akan hancur bangsa ini.
Hanya dengan Islam tercetak generasi yang beriman dan bertakwa. Wallahualam bissawab.
Oleh: Teti Kusmiati, Sahabat Tinta Media