Tinta Media - Bumi Palestina belum selesai berduka. Para penjajah dengan brutal terus menghancurkan bangunan demi bangunan yang awalnya kokoh berdiri. Dulunya bangunan itu mereka pakai untuk berteduh, kini telah menjadi puing-puing dan bagaikan butiran debu yang beterbangan. Dunia seolah menjadi penonton kekejian yang dilakukan oleh Israel laknatullah, tidak bisa berkutik menyelamatkan saudara mereka di Palestina.
Kurang lebih sudah delapan bulan berlalu sejak 07 Oktober 2023. Tidak ada titik terang dan solusi untuk Palestina. Mereka masih tetap sengsara, disiksa, dibunuh dan ancaman kehidupan lainnya. Kita lihat Sejarah ke belakang sejak 15 Mei 1948, dimulainya Nakba bencana diusirnya penduduk Palestina di dalam negeri mereka sendiri. Ya 15 Mei 1948 adalah hari Nakba, peristiwa bencana ketika zionis mendeklarasikan negara ilegalnya dan secara buas mencaplok 78% wilayah Palestina. Tidak tahu diri bukan? Lebih dari ratusan ribu penduduk Palestina dipaksa ke luar dari tempat tinggalnya sendiri, lebih mengenaskan lagi mereka tidak tahu harus pergi dan menetap di mana?
Sebenarnya ini bermula sejak 1917, tahun itu menjadi pijakan pertama Inggris setalah memenangkan Perang Dunia I di tanah Palestina. Pasukan Inggris dengan pongah berbaris memasuki gerbang Baitul Maqdis dengan penuh harapan ingin mencaplok tanah yang diberkahi ini. Melihat Palestina jatuh adalah kepedihan yang dirasakan umat Islam sejak tahun itu hingga saat ini, tahun 2024. Tepat saat seabad lebih kepiluan itu terbuka ternganga.
Kita mungkin pernah membayangkan keluarga kita mengungsi karena bencana alam ke suatu negeri di seberang sana. Kita mungkin mengira kita akan cepat kembali. Untuk itulah kita bawa kunci rumah sambil berharap agar kelak bisa kembali. Segera.
Ini tidak dimulai dari 07 Oktober 2023, tapi jauh sebelum itu. Mereka diusir berjalan kaki ke negeri seberang, beratus kilometer jauhnya. Dan mereka mengira akan kembali pulang dalam waktu cepat, sampai-sampai mereka masih membawa kunci rumah mereka. Namun kini nyatanya, sudah 76 tahun lamanya mereka masih terjajah dan belum bisa menikmati fasilitas yang ada di dalam rumah mereka.
Jumlah mereka yang terusir sudah tidak terhitung lagi, jumlah mereka yang dibantai sudah tidak terhitung lagi, dan jumlah mereka yang tertimbun reruntuhan sudah tidak terhitung. Mereka terusir dan terjajah. Dizalimi dan diperangi.
Lantas apa yang menjadi akar persoalan ini, sehingga Palestina terjajah dan Israel dengan tidak tahu malu mencaplok tanah tersebut? Yang dirasakan Palestina bukan hanya kelaparan, kehausan, penyakit menular, kekurangan gizi atau semacamnya. Dan itu bukan akar permasalahan disana. Harus ditegaskan bahwa akar dari masalah Palestina adalah pendudukan, dan tentu tidak ada solusi lain selain pengusiran. Seperti ketika penjajah Belanda dan Inggris datang menduduki negeri kita tercinta, Indonesia. Para ulama dan santri bersatu padu membuat strategi untuk menusir mereka dari tanah air. Dengan alat dan senjata seadanya, memakai bambu runcing. Dan usaha mereka tidak berkhianat. Mereka berhasil mengusir para penjajah dari wilayah mereka. Masya Allah.
Lau sekarang dengan apa mengusir mereka? Tentu dengan mengirim tentara-tentara muslim. Melawan mereka dengan bersatu padunya umat muslim pula. Menyatukan pemikiran, perasaan dan peraturan yang sama, sehingga terbentuklah pemahaman bahwa satu-satunya solusi penjajahan ini adalah menyelesaikannya dengan jihad. Namun tentu jihad akan efektif jika dikomando oleh seorang pemimpin, seorang khalifah dalam sistem khilafah. Karena solusi tuntas pendudukan Palestina hanya akan tuntas dengan keberadaan khilafah. Khilafah akan membebaskan Palestina dengan segenap kemampuan karena menjadi kewajibannya sebagai pelindung kaum muslim. Karena kita tahu sendiri bahwa kita tidak bisa berharap kepada PBB yang seharusnya mampu menyelesaikan permasalahan ini. Tidak ada yang bisa kita harapkan selain jihad fisabilillah di bawah naungan khilafah.
Khilafah akan menghentikan kolonialisasi, dominasi dan hegemoni Barat dengan tata dunia saat ini. Khilafah akan menghentikan penjajahan di Palestina bahkan di seluruh penjuru dunia mana pun. Khilafah akan menghancurkan sistem sekuler-kapitalistik-demokrasi yang menghisap kekayaan dan keamanan negeri-negeri muslim. Khilafah akan memberikan kebaikan untuk semesta. Muslim dan orang kafir. Rahmatan lil ‘alamin. Wallahu a’lam bi ash-shawaab.
Oleh: Rahma Al-Tafunnisa, Sahabat Tinta Media