Nyawa Melayang dengan Mudah, Di manakah Jaminan Nyawa Sistem Kapitalisme? - Tinta Media

Senin, 20 Mei 2024

Nyawa Melayang dengan Mudah, Di manakah Jaminan Nyawa Sistem Kapitalisme?


Tinta Media - Belakangan ini, sejumlah kasus pembunuhan secara sadis terjadi di beberapa daerah seperti di Bekasi, Ciamis dan Bali. Kasus kriminalitas ini menjadi booming di publik nasional. Aparat kepolisian juga berhasil membekuk para pelaku terduga dan mengungkap motif pembunuhan itu.

Yang pertama, ditemukan dalam sebuah koper hitam di Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang, Kabupaten Bekasi yaitu jasad wanita berinisial RM (50) sebagai korban pembunuhan Kamis (25/4) pagi. Polisi pun menetapkan Ahmad Arif (29) dan adik kandungnya Aditya Tofik (21) sebagai tersangka pembunuhan.

Yang kedua, kasus pembunuhan dan mutilasi  terjadi di Ciamis yang dilakukan oleh TBD (50) terhadap istrinya bernama Yanti (44) di wilayah Rancah, Ciamis, Jawa Barat. Ketua RT setempat di Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Rancah, Yoyo Tarya melaporkan aksi pembunuhan tersebut kepada polsek Rancah. Setelah mengetahui pelaku berkeliling menawarkan daging korban dalam baskom.

Yang ketiga kasus pembunuhan pekerja seks komersial (PSK) di Bali oleh seorang pria bernama Amrin Ar-Rasyid Pane (20) menewaskan seorang perempuan berinisial RA (23) di sebuah indekos di Jalan Bhineka Jati Jaya, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Pada Jumat (3/5) sekitar pukul 03.00 WITA. Kasus ini bermula saat pelaku memesan wanita pekerja seks komersial melalui aplikasi di ponsel dan terjadi tawar menawar dengan korban. Mereka sepakat dengan harga Rp500 ribu. Korban datang di tempat kejadian perkara yang ditentukan oleh pelaku yaitu dikamar indekos pelaku. Lalu, korban masuk ke kamar kos dan pelaku melakukan hubungan badan dengan korban. Setelah itu, pelaku membayar sebesar Rp500 ribu, namun korban tidak terima dan meminta bayaran kepada pelaku sebesar Rp1 juta. Kemudian, pelaku tidak terima sehingga korban mengancam pelaku akan mendatangkan pacarnya bersama teman-temannya.

Usai diancam, pelaku emosi dan secara spontan melakukan penganiayaan dengan menggorok leher korban dari belakang dengan menggunakan pisau dapur. Korban pun sempat berteriak, pelaku membungkam mulut korban dengan tangan kiri. Lalu pelaku dengan cara membabi buta langsung menikam tubuh korban berulang ulang sampai tewas dan langsung memasukkan tubuhnya ke dalam koper lalu membuangnya. (CNN Indonesia, 05/05/2024).

Dalam sistem kapitalisme, kejahatan marak terjadi termasuk pembunuhan. Nyawa dalam sistem ini ternyata dihargai sangat murah, hanya karena emosi nyawa pun dapat dihabisi. Tidak habis pikir, manusia-manusia yang hidup di sistem ini berbuat di luar nalar. Hanya dengan perkara kecil saja nyawa dapat melayang. Cara membunuhnya pun beragam hingga sadis dan kejam. Tentu saja bagaimanapun cara membunuhnya pembunuhan yang terjadi tidak dapat dimaklumi. Karena kejahatan hingga hilangnya nyawa adalah suatu perkara yang besar.

Dengan meninggalnya satu orang tidak akan memutus kehidupannya saja, banyak kerugian lain yang akan terjadi. Ada keluarga, kerabat dan teman-teman yang akan sangat kehilangan sosok yang disayang. Bagaimana nanti nasib anak-anaknya jika ia adalah seorang ibu? Bagaimana nasib orang tuanya jika ialah anak tunggal mereka? Bagaimana nasib kerabatnya jika dia adalah satu-satunya saudara? Apalagi mengetahui tewasnya secara sadis dan kejam. Semua personal akan merasakan akibatnya.

Berita di atas hanyalah tiga dari banyaknya kasus pembunuhan yang terjadi. Apalagi masih banyak kasus-kasus kriminalitas yang tidak terekspos media massa. Tentu hal itu ada kaitannya dengan pendidikan yang didapat masyarakat. Dengan sistem pendidikan kapitalisme-sekularisme masyarakat dididik dengan orientasi pada materi sehingga manusia-manusia yang dihasilkan adalah manusia-manusia tamak yang memaksakan kehendak dan selalu ingin memenuhi nalurinya.

Kepuasan jasmani dan materilah yang menjadi prioritas masyarakat sekuler. Tidak ada lagi syariat atau agama yang menjadi ukuran mereka. Semua cara dilakukan asalkan dapat mencapai tujuan. Semua dapat diterjang untuk mendapat kesenangan sesaat.

Hal tersebut juga berpengaruh dalam pengendalian emosi ketika memiliki kehendak. Orang-orang mudah tersulut emosi walau dengan hal-hal sepele. Hingga ringan sekali tangannya untuk menebas nyawa seseorang. Itu semua menjadi bukti bahwa sistem yang berlaku saat ini gagal dalam menjamin keamanan rakyatnya. Menjamin nyawa seorang saja tidak mampu.

Hal itu juga menunjukkan sistem sanksi yang ada tidak dapat menjerakan pelaku dan mencegah orang lain berbuat kriminal. Buktinya kejahatan seperti ini terus saja berulang terjadi dan semakin marak. Mata rantai permasalahan ini harus segera diputuskan.          

Sistem kapitalisme-sekularisme yang tidak dapat menyejahterakan rakyatnya serta menjaga keamanan seluruh rakyatnya maka berbanding terbalik dengan sistem Islam yang berorientasi jelas. Yaitu untuk menyejahterakan rakyatnya. Semua orang yang berada di bawah naungan Islam, muslim maupun non muslim akan terjamin kehidupannya dan terjaga nyawanya.

Dalam islam, membunuh seorang muslim diibaratkan seperti membunuh seluruh manusia. Sistem sanksi yang diterapkan oleh islam pun dapat membuat jera pelaku dan mencegah orang lain bertindak kejahatan. Karena nyawa akan ditebus dengan nyawa inilah sistem yang akan memutus mata rantai  pembunuhan yang terjadi.

Ditambah lagi, sistem pendidikan islam yang berbasis akidah islam akan membentuk pribadi-pribadi mulia yang bertakwa kepada Allah SWT. Standar perbuatannya adalah syariat Allah SWT dari Al-Quran dan As-Sunnah.  Mereka pun paham dan yakin bahwa esok aka nada hari pembalasan yang mana semua amal akan dipertanggungjawabkan. Sehingga semua personal akan berhati-hati dalam bertindak dan menjaga diri dari kemaksiatan atau kejahatan. Waallahua’lam bisshawab. 

Oleh: Rosyida Az Zahro, Aktivis Dakwah

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :