Nakes Gundah, Mengaduh pada Siapa? - Tinta Media

Senin, 13 Mei 2024

Nakes Gundah, Mengaduh pada Siapa?

Tinta Media - Akhir-akhir ini masyarakat luas dikejutkan dengan berita banyaknya nakes (tenaga kesehatan) di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) dipecat.

Kementerian kesehatan (Kemenkes) sedang menyelidiki kasus ini. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa akan segera mendalami permasalahan yang sedang terjadi di sana. Mekanisme pengangkatan nakes di daerah disesuaikan dengan ketersediaan anggaran Pemda, sehingga setiap daerah kondisi kemampuan fiskalnya berbeda, dan jumlah nakes yang dipekerjakan disesuaikan dengan dananya.

Kemenkes memiliki standar jumlah nakes, untuk Puskesmas atau Rumah Sakit berapa nakes yang dibutuhkan. Hal ini sebagai solusi dari permasalahan yang sedang terjadi di wilayah NTT, penjelasan oleh Kemenkes. 

Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai, Bartolomeus Hermopan, Selasa (9/4) dikutip dari detik, sebelumnya sejumlah 249 orang ( nakes non ASN di berhentikan sepihak),hal tersebut adalah imbas dari para nakes yang meminta perpanjangan SPK serta kenaikan upah tambahan penghasilan.

Penggunaan terminologi health work force dalam operasionalnya dimaknai sebagai pekerja bidang kesehatan, rumusan dari WHO, artinya dalam pandangan kapitalisme dokter, bidan, perawat, adalah buruh atau pekerja pada umumnya, mereka adalah mesin penggerak industrialisasi kesehatan, adanya konsep politik kekuasaan kapitalisme, yakni spirit bisnis, sehingga Puskesmas, Rumah Sakit pemerintah dengan pengelolaan bisnis, dampaknya kesejahteraan para nakes memprihatinkan, di tengah situasi harga pelayanan kesehatan yang mahal, juga terampasnya hak publik terhadap kesehatan, hal inilah yang disampaikan oleh Dr. Rini Safri.

  Islam memandang bahwasanya kesehatan adalah kebutuhan pokok publik yang wajib di jamin oleh negara sebagai fungsi raa'in (pengurus persoalan umat)dan junnah (pelindung publik) dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, menjadikan sistem kesehatan steril dari aspek bisnis, industrialisasi. Semestinya negara memberikan pelayanan kesehatan gratis, berkualitas, untuk semua warga negara, para nakes sebagai ujung tombaknya, dan fasilitas kesehatan milik pemerintah memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh warga, Baitul Mal yang akan menyediakan anggaran kesehatan, secara keseluruhan, baik untuk para nakes ataupun penunjang fasilitas kesehatan. Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan, tidak terkecuali para nakes, terpenuhinya kebutuhan dasar kehidupan, begitu pun dengan layanan kesehatan yang paripurna. Keadaan sejahtera bagi setiap individu hanya dapat dirasakan apabila sistem Islam ditegakkan dengan penerapan Islam secara sempurna dalam bingkai Khilafah.

Oleh: Mamik
Muslimah Peduli Generasi
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :