Tinta Media - Menanggapi unjuk rasa mahasiswa pro Palestina di sejumlah universitas Amerika Serikat, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengatakan bahwa rezim kapitalis Amerika Serikat telah kehilangan landasan moralnya.
"Teman-teman sekalian, di mata rakyat Amerika, rezim kapitalis Amerika Serikat telah kehilangan landasan moralnya sejak lama. Perang brutalnya di Afganistan dan Irak adalah bukti nyata dari kemerosotan moral Amerika," tuturnya dalam video Bergolak! Mahasiswa Amerika Serikat Bergerak di kanal YouTube Justice Monitor, Selasa (30/4/2024).
"Sementara dukungan butanya terhadap entitas Yahudi Israel yang brutal adalah bukti yang nyata yang disetujui oleh Biden sendiri terkait dengan apa yang dilakukan oleh Israel ini," imbuhnya.
Menurutnya, Biden telah menegaskan tindakan amoral tersebut ketika berpidato dan mengatakan bahwa jika tidak ada Israel kami akan menciptakannya. "Artinya dia mengakui Apa yang dilakukan orang Yahudi dalam hal perampasan tanah dan kejahatan yang mereka lakukan selama 75 tahun," ujarnya.
Ia menilai bahwa proyek Amerika yaitu solusi dua negara sungguh telah dikubur oleh kelakuan Zionis Yahudi. Begitu pula perjanjian Oslo. Hal ini dikarenakan Netanyahu ingin membatalkannya dengan menyatakan pada 14 Desember 2023 bahwa semua itu adalah kesalahan besar. "Netanyahu berusaha menolak tekanan Amerika dan mengambil risiko, karena dia tahu bahwa menuruti pemerintahan Biden berarti secara politik dia berakhir," jelasnya.
"Oleh karena itu dia ingin tampil sebagai pemimpin kuat yang tidak tunduk pada tekanan eksternal meskipun tekanan tersebut berasal dari Amerika yang selama ini menyelamatkan entitas Yahudi dari kejatuhan pada 7 Oktober yang lalu," tambahnya.
Ia mengatakan bahwa Netanyahu membangkitkan antusiasme kaum ekstrem kanan yang melihatnya sebagai satu-satunya penyelamat kekuasaannya. "Namun tampaknya masa kekuasaannya terbatas dan tampaknya tidak akan mampu melawan Amerika yang telah menjaga keberadaannya dan keberadaan seluruh
pilar negaranya," terangnya.
"Dengan demikian, rezim Zionis ini seakan sedang menggali kuburnya sendiri untuk melempar mereka di dalamnya," tandasnya.[] Ajira