Tinta Media - Hari buruh Internasional baru usai diperingati. Peringatan ini di awali pada tahun 1886, saat demonstrasi para buruh di Chicago yang berujung pada kerusuhan. Hari buruh internasional juga di adopsi sebagai hari buruh nasional. Setelah lebih dari 1 abad peringatan hari buruh, tampaknya tak menunjukkan kesejahteraan bagi kaum buruh di negara barat pun juga di negara-negara pengekor barat.
Permasalahan yang di alami kaum buruh tahun ini tak jauh berbeda seperti tahun sebelumnya yakni upah rendah, kerja tak layak juga hingga tingkat PHK yang tinggi. Tema yang mungkin diusung oleh organisasi buruh internasional (ILO) pada peringatan buruh tahun ini adalah kesejahteraan sosial dan kelayakan kerja bagi buruh, serta kesetaraan gender dalam dunia kerja. (Tirto.id, 26/4/2024)
Tak Mungkin Sejahtera dengan Kapitalisme
Kaum buruh tak mungkin akan sejahtera dalam kapitalisme karena nyatanya dalam sistem ini buruh hanya dianggap sebagai mesin produksi dengan upah rendah. Nasib buruh berada di tangan perusahaan dan negara tak punya kuasa penuh untuk menjamin kesejahteraan para buruh. Peran negara saat ini hanya bekerja sebagai regulator yang meloloskan kebijakan bagi para pengusaha. Dan tak ada regulasi jelas yang menjamin keamanan dan juga kesejahteraan kaum buruh.
Kebutuhan Pokok Rakyat Wajib Dijamin Negara
Dalam kapitalisme setiap rakyat termasuk para buruh, dituntut untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Hingga faktanya saat ini banyak rakyat yang tak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Tak jarang kita dengar ada yang mati kelaparan juga tidur di jalanan. Padahal kebutuhan pangan, sandang dan papan adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan manusia.
Hal ini sangat berbeda dengan cara negara dalam Islam ketika mengurus rakyatnya. Dalam Islam kebutuhan dasar manusia berupa fasilitas kesehatan, pendidikan, keamanan juga kebutuhan pokok seluruh rakyat dijamin oleh negara. Cara negara memenuhinya bisa dengan cara langsung maupun tidak langsung.
Melalui cara langsung, negara memudahkan rakyatnya untuk mendapatkan akses yang mudah dan murah bagi rakyatnya dalam memenuhi kebutuhan pokok. Negara memenuhi stok pangan rakyatnya dengan memaksimalkan produksi pangan yang mampu dihasilkan dalam negeri. Negara mendorong rakyatnya untuk tidak membiarkan lahan produktif tidak digarap lebih dari tiga tahun. Bahkan ada sanksi bagi mereka yang menelantarkan tanahnya lebih dari tiga tahun maka bisa di rampas oleh negara dan tanah tersebut bisa diserahkan kepada mereka yang mau dan mampu mengelolanya.
Negara juga memudahkan rakyatnya untuk mengakses kebutuhan rumah bagi rakyatnya dengan tidak mempersulit pengurusan lahan juga perijinan pembangunannya.
Secara tidak langsung negara membuka lapangan pekerjaan bagi rakyatnya baik muslim maupun non muslim supaya mereka bisa menafkahi keluarganya dan memenuhi kebutuhannya. Para buruh diperlakukan dengan baik, mereka dibayar dengan layak oleh perusahaan sesuai kinerjanya karena negara turun langsung dalam menjamin hak buruh. Selain itu negara juga menjamin buruh bekerja dengan maksimal guna memenuhi hak perusahaan atas buruh yang bekerja pada mereka.
Demikianlah Islam mengurus urusan rakyatnya. Buruh tak dipandang sebelah mata sebatas komoditi produksi saja. Namun mereka diperlakukan sebagaimana negara mengurus rakyatnya tanpa dibedakan. Maka sudah saatnya kita campakkan kapitalisme supaya tercapai kesejahteraan bagi seluruh manusia.
Oleh: Elis Sulistiyani
Muslimah Perindu Surga