Ada Empat Catatan Terkait Kunjungan Prabowo ke Cina - Tinta Media

Minggu, 12 Mei 2024

Ada Empat Catatan Terkait Kunjungan Prabowo ke Cina

Tinta Media - Direktur Pamong Institute Wahyudi al-Maroki menyebut ada empat catatan terkait kunjungan Prabowo ke negeri Tiongkok.

"Kalau kita lihat, di situ perlu kita garisbawahi beberapa catatan. Saya melihat ada empat catatan minimal," tuturnya dalam acara Bincang Bersama Sahabat Wahyu: Prabowo Bersedia Belajar ke Partai Komunis kenapa Tidak Belajar kepada Nabi SAW? Jumat (5/4/2024) di kanal YouTube Sahabat Wahyu Channel.

Pertama, Prabowo mengapresiasi rakyat Cina. Kedua, memuji dan  mengapresiasi Xi Jinping sebagai pimpinan. Ketiga, menyatakan bersedia belajar kepada Partai Komunis Cina, dan yang keempat ingin memperdalam hubungan pertukaran pengelolaan negara.

"Ini menurut saya juga sensitif ini. Apa yang dikelola bersama, apa yang ditukarkan  di situ. Jadi empat hal itu menurut saya sangat krusial untuk diberi catatan," tandasnya.

Pertama, kalau memuji-muji rakyat Cina n pimpinannya Xi Jinping, ini menurutnya, wajarlah. "Tetapi yang layak dipuji sebenarnya rakyat kita. Memujilah rakyat kita. Ini menurut saya, lip service," ujarnya.

Kedua, memuji-muji Xi Jinping ini atau pimpinan rakyat Cina. "Apa yang mau dibanggakan kira-kira? Apakah dia mau memberikan perbaikan kesejahteraan rakyat Indonesia atau justru menyulitkan kita?" tanyanya retoris.

Ketiga, bersedia belajar dari pengalaman PKC atau Partai Komunis Cina. "Di sini menurut saya sangat serius ini. "Jadi, Apakah tidak ada tempat belajar lain dari partai lain yang layak untuk dicontoh?" herannya.

Padahal kalau Prabowo sebagai muslim, kata Wahyudi, satu-satunya yang layak dicontoh adalah Rasulullah Muhammad SAW. "Kalau mau belajar, belajarlah ke sana," sarannya.

"Kalau mau membawa negeri ini menjadi baik, baldatun thoyibatun wa robbun ghofur, kenapa belajarnya ke partai komunis? Apakah negeri ini mau dibawa ajaran-ajaran komunis ke sini? Praktik-praktik komunis di sini atau bahkan mungkin negeri ini mau dibawa ke arah ideologi komunis? Itu jadi pertanyaan besar buat kita bersama. Kenapa malah bersedia mempelajari di situ," cecarnya lagi dengan nada heran.

Keempat, menurut Wahyudi, lebih krusial lagi. Ingin memperdalam pertukaran pengelolaan negara. "Saya pikir ini cukup menggelisahkan, setelah dua dan tiga tadi, yang keempat ini sangat menggelisahkan," cemasnya.

"Karena kita tidak tahu apa yang mau diperdalam pertukaran pengelolaan negara itu apa saja?" pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :