Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) mengungkap tiga hal yang bisa dilakukan untuk menghentikan kesedihan yang melanda umat Islam di saat hari raya Idul Fitri yang seharusnya disambut dengan kegembiraan. Hal itu disampaikan dalam acara Focus To The Point dengan tema
Lebaran di Tengah Penderitaan Umat, Selasa (9/4/2024) di kanal Youtube UIY
Official.
Pertama, harus menghadirkan perasaan empati dan simpati pada
saudara-saudara yang sedang mengalami kesusahan, dan empati dan simpati itu di
wujudkan di dalam paling sedikit doa. Jangan sampai perasaan itu tidak pernah
terpikirkan atau tidak pernah dihadirkan pada kita.
"Yang lebih jauh lagi tentu saja adalah jika kita
memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan kepada mereka itu yang
pertama," bebernya.
Kedua, harus mengetahui terlebih dahulu bahwasanya kesedihan di tengah umat itu akibat dari sebuah hal yang lebih besar yakni lemahnya atau
rapuhnya umat Islam.
"Umat ini hari tidak memiliki kekuatan yang semestinya
dimiliki, karena dari sisi kuantitas dari jumlah kita ini sangat banyak
disebut-sebut hampir 2 milyar, tetapi jumlah yang banyak itu kalau dalam bahasa
hadits itu seperti buih yang tidak punya daya," ungkapnya.
Alasannya adalah karena umat ini tidak bersatu, dan juga
tidak ada yang mempersatukan umat. Adapun yang mempersatukan umat itu adalah
pemimpin dan institusi politik.
"Itulah yang kita sebut khalifah dengan khilafah,
karena itu yang kedua untuk menghilangkan kesedihan, kita harus mengambil peran
yang sangat nyata, sungguh-sungguh, konsisten, terutama untuk mewujudkan
kembali persatuan umat itu," jelasnya.
Jika bisa mengambil bagian itu lanjutnya, maka itu mampu
mengurangi rasa bersalah ataupun dosa sehingga perasaan terluka itu juga bisa
berkurang, karena sudah berusaha, apalagi bisa mengajak umat muslim yang lain
untuk berpartisipasi dalam ikhtiar tersebut.
"Maka saya kira bukan sekedar alasan menghilangkan rasa
bersalah, tetapi ini merupakan kewajiban yang insya Allah itu jika kita lakukan
dengan konsisten itu maka akan sampai pada tujuan itu, yakni terwujudnya
kembali persatuan umat ini yang kedua," tuturnya.
Ketiga, umat Islam harus menjadi umat yang positif, dalam
arti jika tidak bisa menyelesaikan masalah, sepatutnya tidak menambah masalah,
karena ini masalah sudah banyak dan kebanyakan pelakunya adalah umat Islam
sendiri.
"Dan inilah yang membuat akhirnya persoalan yang berat
itu menjadi semakin berat, misalnya kalau ada kezaliman di negeri ini, siapa
yang melakukan, kan yang melakukan juga orang-orang yang punya kewenangan atau
kekuasaan yang sebagian dari mereka Islam adalah muslim," keluhnya.
Jadi, ujarnya, alih-alih mengurangi persoalan malah menambah
masalah. "Jadi dalam skala masing-masing itu sebenarnya bisa menjadi
muslim yang positif dengan urusan tadi, mengatasi persoalan-persoalan yang
diadopsi oleh masyarakat umat Islam khususnya, jikalau tidak bisa kita jangan
sampai menambahnya," pungkasnya.[] Setiyawan Dwi
Rabu, 10 April 2024
Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.