Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) mengatakan bahwa pinjol adalah bentuk kelalaian negara dalam mengurus kebutuhan rakyatnya.
"Pinjol tidak lain adalah bentuk kelalaian negara mengurus kebutuhan rakyatnya," tudingnya dalam tayangan Serba-serbi: Pinjol Meningkat, Buah Busuk Penerapan Sistem Kapitalisme, di kanal YouTube MMC, Rabu (10/4/2024).
Narator mengungkapkan, pinjol sudah menjadi alternatif masalah finansial masyarakat saat ini. Sekalipun telah banyak korban pinjol, namun impitan ekonomi membuat masyarakat tidak jera dengan sistem pinjol.
"Kondisi ini menunjukkan, tidak ada jaminan kebutuhan masyarakat yang seharusnya dilakukan oleh negara," ucapnya.
Ia pun menilai bahwa negara berlepas tangan dari tanggung jawab pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan publik masyarakat. Negara justru memberi ruang bagi perusahaan atau pemilik modal mendirikan perusahaan fintech (Financial Technology) dengan produk pinjol.
"Membiarkan mereka berdiri dan menjerat masyarakat dengan slogan-slogan pinjaman mudah, langsung cair dan sebagainya," imbuhnya.
Padahal menurutnya, dibalik kemudahan pinjol jelas ada potensi gagal bayar yang akan menambah masalah bagi nasabah.
"Nasabah yang tidak mampu membayar pinjamannya akan mengalami kerugian baik secara finansial maupun psikologis. Mereka akan utang dan mengalami tekanan mental," terangnya memungkasi.
Sebelumnya diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio kredit macet di industri fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) yang disebut Tingkat Wanprestasi 90 hari (TWP90) sebesar 2,95 persen di Januari 2024, atau naik dari Desember 2023 yang tercatat 2,93 persen.[] Muhar