Tinta Media - Bulan Ramadhan adalah bulan penuh ampunan dan keberkahan. Bulan yang di dalamnya ada bulan seribu bulan yang ketika kita mendapatkan kemuliaan malam itu maka kita akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Tentunya bulan Ramadhan ini disambut suka-cita oleh umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, sayang nya di bulan suci ini peningkatan kejahatan malah lebih marak terjadi. Faktor ekonomi menjadi pemicunya.
Seperti yang diberitakan bahwa Kapolresta Bogor kota menghimbau masyarakat untuk mewaspadai kejahatan selama Ramadhan. Pihaknya sudah melakukan antisipasi di antaranya dengan menyiapkan 6 pos penjagaan. Ujar Kompol Luthfi Olot Gigantara, kasat Kapolresta Bogor Kota. (Radar Bogor 14/3/24).
Meningkatnya tindak kejahatan selama bulan Ramadhan dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang tidak dibarengi dengan peningkatan penghasilan sehingga massa mengambil jalan pintas dengan berbuat kriminal. Ujar Bambang Rukminto, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS).
Ternodainya kesucian bulan Ramadhan akibat maraknya kejahatan. Kejahatan ini akibat kemiskinan yang mendera masyarakat dan lemahnya iman di dada. Semua akibat penerapan sistem kapitalisme sekuler yang menciptakan kemiskinan dan lemahnya iman. Masyarakat pada sistem kapitalisme selalu berubah peraturannya , terpecah- pecah hubungannya, tidak diawasi dan dikoreksi siapa pun, karena dalam pandangan sistem ini, masyarakat terbentuk dari individu yang bebas. Dalam sistem kapitalisme negara merupakan sarana untuk menjaga kebebasan individu.
Islam menjadikan negara sebagai ra’in/ junnah / pelindung. yang menjamin kesejahteraan rakyat melalui pemenuhan kebutuhan pokok rakyat oleh negara, juga adanya jaminan keamanan.
Islam membangun kehidupan yang aman dan tenteram dengan kekuatan tiga asas yaitu ketakwaan individu, Masyarakat yang peduli dan negara yang menerapkan aturan Islam termasuk sistem sanksi yang tegas dan menjerakan.
Asas pertama pembangunan sistem Islam adalah rasa ketaqwaan yang tertanam dan terbina pada setiap individu di masyarakat.
Seorang muslim memiliki pandangan dan pemikiran mendalam terhadap alam , manusia dan kehidupan. Serta apa yang ada sebelum dan sesudahnya. Perbuatan baik buruk akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Pandangan ini akan menumbuhkan ketakwaan individu. Dan menjadikan akidahnya sebagai pengontrol tingkah lakunya sehingga tidak akan pernah bertentangan dengan akidahnya. Hal ini terjadi karena pemahaman seseorang tentang kehidupan dan tingkah laku seorang muslim terpancar dari akidahnya.
Asas kedua dalam penegakan sistem Islam adalah adanya sikap saling mengontrol pelaksanaan hukum. Masyarakat Islam terbentuk dari individu-individu yang dipengaruhi oleh perasaan, pemikiran, dan peraturan yang mengikat mereka.
Karenanya , pengawasan masyarakat dalam bentuk Amar Maruf nahi mungkar merupakan asas kedua yang menopang kehidupan Masyarakat Islam sehingga mampu membawa kepada kemuliaan umat.
Asas ketiga adalah pembangun masyarakat Islam adalah keberadaan negara / pemerintah sebagai pelaksana hukum syara. Kedudukan negara dalam Islam adalah untuk selalu memelihara masyarakat dan anggota-anggotanya serta bertindak selaku pemimpin yang mengatur dan mementingkan urusan rakyatnya.
Negara merupakan asas tegak dan kokohnya masyarakat islam. Negara / pemerintahan mengawasi dan mengontrol masyarakat, individu dan pelaksanaan seluruh hukum Islam. Kepadanya Allah memberikan amanah untuk menerapkan syariat Islam. Kepala negara / Khalifah beserta aparatnya yang menjalankan amanah itu.
"Seorang pemimpin adalah pemelihara dan dua bertanggungjawab terhadap peliharaannya” (HR Bukhari Muslim).
Maka sudah saatnya kita kembali kepada hukum Islam sesuai apa yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Wallahu'alam.
Oleh: Dewi Sulastini
Sahabat Tinta Media