Karena Alasan Inilah Anda Harus Menulis Berita - Tinta Media

Senin, 29 April 2024

Karena Alasan Inilah Anda Harus Menulis Berita

Tinta Media - Dalam banyak kesempatan, Anda mestilah tidak menonton video 𝑡𝑎𝑙𝑘𝑠ℎ𝑜𝑤 yang durasinya panjang. Alasannya, bisa karena tidak cukup waktu, tidak cukup kuota, tidak tertarik dengan judulnya, dan atau alasan lain. Namun ketika meluangkan waktu untuk menontonnya secara saksama, ternyata Anda temukan banyak pesan penting dalam video tersebut yang sangat berguna untuk diketahui publik.

Pilihannya, (1) Anda akan menyebarkan video tersebut, atau (2) kutip saja pernyataan yang menurut Anda sangat penting lalu disebarkan.

Kalau yang pertama Anda pilih, tentu saja orang lain sangat mungkin beralasan sama dengan Anda di awal sehingga tidak menontonnya. Kalau poin kedua yang Anda pilih, bisa saja membuat video pendek lalu disebarkan di medsos.

Namun, bila Anda memilih untuk menuliskannya, maka salah satu tulisan yang paling pas digunakan adalah berita lugas (𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑛𝑒𝑤𝑠/SN) yang secara awam sering disebut sebagai berita (𝑛𝑒𝑤𝑠) saja.

SN adalah 𝑟𝑒𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛/𝑖𝑛𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛. Jadi, sejak membaca paragraf pertama (teras/𝑙𝑒𝑎𝑑), pembaca langsung mendapatkan pesan utama yang disampaikan Anda.

Bila dalam video tersebut, menurut Anda, ada sepuluh bahasan penting, maka Anda bisa menulis 10 SN, yang tentu saja dengan 10 judul berbeda. Bandingkan dengan video yang hanya satu judul, maka peluang SN yang diangkat dari video tersebut memiliki 10 kali lipat peluang untuk dibaca.

Itu merupakan salah satu alasan mengapa Anda harus menulis SN. Alasan lainnya ada banyak. Beberapa di antaranya sebagai berikut.

𝑷𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂, 𝐒𝐍 𝐜𝐨𝐜𝐨𝐤 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐢𝐛𝐮𝐤 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐡𝐚𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚. Karena karakter SN yang 𝑡𝑜 𝑡ℎ𝑒 𝑝𝑜𝑖𝑛𝑡 sejak awal kalimat, sangat cocok dibaca oleh orang-orang yang tidak memiliki waktu banyak tetapi sangat haus akan informasi kekinian yang terjadi di dalam maupun luar negeri.

Mereka baru baca judul dan paragraf pertama saja, informasi berharga langsung diterima. Jadi, SN yang Anda buat benar-benar sangat menghemat waktu mereka.

𝑲𝒆𝒅𝒖𝒂, 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐒𝐍 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐜𝐨𝐜𝐨𝐤 𝐝𝐢𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐮𝐬𝐥𝐮𝐛 (𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐧𝐢𝐬) 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦𝐛𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐬𝐮𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧.

Realitas tersebut setidaknya ada dua macam: (1) realitas yang islami sehingga sangat layak untuk disyiarkan, salah satunya melalui SN; (2) realitas yang tidak islami sehingga sangat layak untuk dikoreksi, salah satu caranya dapat dikoreksi melalui SN. Sehingga publik selain tahu ada masalah, mendapatkan edukasi juga dari sudut pandang dan atau solusi yang islaminya.

𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂, 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢. Saat ini memang sudah berlimpah SN yang dibuat media massa, namun sayangnya banyak SN yang justru menginformasikan realitas yang tidak islami, tetapi dikesankan sebagai sesuatu yang baik dan layak untuk diikuti. Lebih parahnya lagi, ralitas yang islami dikesankan sebagai sesuatu yang buruk dan harus diperangi.

Dengan kata lain, media massa sekuler dengan berbagai SN yang diproduksinya tersebut sedang melakukan amar mungkar dan nahi makruf. Maka, Anda harus melawannya. Salah satu cara melawannya adalah dengan melakukan amar makruf dan nahi mungkar dengan uslub membuat SN juga.

𝑲𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕, 𝐒𝐍 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐬𝐥𝐮𝐛 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐨𝐤𝐨𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠-𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐫𝐮𝐣𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐩𝐮𝐛𝐥𝐢𝐤.

Media massa sekuler dan media massa islami tentu saja memiliki kriteria bertolak belakang orang mana yang layak dijadikan narasumber agar pendapatnya dirujuk pembaca.

Maka, sebagaimana media massa sekuler yang menokohkan orang-orang sekuler dengan cara dijadikan narasumber SN yang mereka buat, sebaliknya Anda menjadikan orang-orang islami sebagai narasumber SN yang Anda buat, salah satunya untuk mematahkan pendapat tokoh-tokoh sekuler tersebut.

𝑲𝒆𝒍𝒊𝒎𝒂, 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐧𝐚𝐫𝐚𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚. Sebelum pernyataan narasumber terkait suatu kejadian aktual sampai ke pembaca tentu saja akan sampai kepada Anda lebih dahulu, karena Andalah yang menyajikan informasi/ilmu dari narasumber ke dalam bentuk SN untuk dikonsumsi publik.

𝑲𝒆𝒆𝒏𝒂𝒎, 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐡𝐥𝐢 𝐝𝐢 𝐛𝐢𝐝𝐚𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐫𝐚 𝐚𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐀𝐧𝐝𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢. Dengan alasan Anda sebagai jurnalis yang hendak membuat berita dalam isu tertentu yang tengah aktual, Anda bisa bertanya (wawancara) kepada para pejabat terkait, praktisi, ahli, dan pengamat di bidangnya masing-masing.

Tentu saja setelah mendapat jawabannya harus segera dibikin SN ya, jangan hanya cukup membuat Anda tahu saja. Karena secara etis, Anda harus memberikan bukti hasil wawancaranya berupa berita yang sudah dimuat di media massa.

Itulah enam dari sekian banyak alasan yang membuat Anda harus menulis SN. Empat alasan lainnya bisa Anda baca pada buku 𝑇𝑖𝑝𝑠 𝑇𝑎𝑘𝑡𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑆𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑢𝑟𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠 𝐽𝑖𝑙𝑖𝑑 1: 𝑇𝑒𝑘𝑛𝑖𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑂𝑝𝑖𝑛𝑖, 𝐵𝑎𝑏 1 𝑇𝑖𝑝𝑠 𝑆𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑑𝑎𝑘𝑤𝑎ℎ 𝐿𝑒𝑤𝑎𝑡 𝑇𝑢𝑙𝑖𝑠𝑎𝑛 ataupun baca pada tautan https://shorturl.at/CFJW0 .

Meskipun dimuat pada buku teknik menulis opini, tips tersebut cocok juga diterapkan kepada Anda yang menimbang-nimbang perlu tidaknya menulis SN dan atau untuk meningkatkan semangat Anda agar tetap istiqamah menulis SN. Anda punya alasan lain? Silakan tulis di kolom komentar. []
.
Depok, 13 Syawal 1445 H | 22 April 2024 M
.
Joko Prasetyo
Jurnalis

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :