Tinta Media - Analis Kebijakan Lingkungan Agung Wibowo menuturkan, peningkatan deforestasi terjadi setiap 5 tahun.
"Peningkatan ini bersifat siklis. Setiap 5 tahun
terjadi peningkatan deforestasi, kurang lebih seperti itu," ujarnya dalam
Kabar Petang Deforestasi Dahulu, Bencana Kemudian di kanal Youtube Khilafah
News, Rabu (10/4/2024).
Menurut Agung, hal ini sesuai dengan kajian KPK bahwa
ternyata deforestasi dan degradasi hutan itu berkorelasi dengan adanya event
kontestasi Pilpres maupun Pilkada.
"Para Bupati, Gubernur itu berupaya untuk memberikan
konsesi hutan kepada para pengusaha dengan imbal balik berupa mungkin bantuan
untuk memuluskan mereka dalam kegiatan Pilkada," ungkapnya.
Oleh karena itu, ujarnya, pemerintah menarik kembali
perizinan-perizinan terkait kehutanan ke pusat sehingga upaya angka
deforestasi dan degradasi di hutan itu bisa di ditekan kembali.
Jadi Bancaan
Agung menuturkan mengatakan, deforestasi dan degradasi
itu sekitar 0,1 juta hektar/tahun. Beberapa kajian, ucapnya, tidak
menyebutkan begitu, karena memang kawasan hutan yang layak ditebang yang di
sekitar sungai itu sudah semakin menipis.
"Sehingga kalau mereka melakukan penebangan itu harus
masuk ke dalam hutan lebih dalam lagi lebih jauh lagi dan itu tentu saja akan
meningkatkan biaya produksi mereka," ulasnya.
Menurutnya, kegiatan ilegal logging ini beberapa tempat
tidak ada lagi, tidak lagi menarik, itulah yang menyebabkan menurun angka
deforestasi dan degradasi.
Ia menyebutkan penurunan deforestasi dan degradasi hutan
yang merusak kawasan hutan itu memang menurun tetapi dari sisi kualitas
kerusakan ini hampir tidak ada penurunan yang signifikan.
Adanya kerugian sekitar 271 triliun baru-baru ini ungkapnya,
diakibatkan kegiatan penambangan di dalam dan di luar kawasan hutan di daerah
Sumatera.
"Artinya meskipun di dalam kawasan hutan itu tidak ada
lagi pohon, tetapi sumber daya yang lain itu tersedia dan itu tidak luput dari
penjarahan orang-orang yang memiliki kuasa, balik kuasa dalam artian kewenangan
yang bersifat publik maupun modal koneksi dan lain-lain," ulasnya.
Menurut Agung, sektor kehutanan itu masih menjadi bancaan.
"Menjadi rebutan para pihak merasa masih banyak terdapat potensi ekonomi
di dalam kawasan hutan," pungkasnya.[] Muhammad Nur
Sabtu, 13 April 2024
Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.