Tinta Media - PHK massal Kembali mengancam di tengah persoalan THR (tunjangan hari raya) bagi pekerja, buruh pabrik ketar ketir Mereka sibuk memikirkan nasib keluarga mereka selanjutnya, ribuan karyawan terancam PHK massal di tahun ini, dengan berbagai alasan perusahaan memberhentikan karyawannya.
Seperti yang terjadi di Jakarta, gelombang pemutusan kerja (PHK) di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional dilaporkan masih berlanjut, dan terus meningkat menjelang momen pembayaran tunjangan hari raya (THR) Idul fitri 2024. Kasus maraknya PHK itu adalah cara yang di lakukan oleh perusahaan untuk menghindari pembayaran THR. Hal ini di ungkapkan Serikat pekerja, namun kali ini tren PHK untuk menghindari THR tak lagi signifikan seperti tahun - tahun sebelumnya.
Menurut presiden konfederasi Serikat pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan, tren PHK jelang lebaran banyak terjadi pada kisaran tahun 2018 -2019 . PHK tersebut dikemas sedemikian rupa, agar masa kontrak pekerja habis mendekati masa bayar THR atau seminggu sebelum lebaran. Meskipun sudah dilakukan sejumlah negosiasi kepada pihak perusahaan, mereka mengaku kesulitan cash flow. Tak ada cara lain pemutusan hubungan kerja dilakukan untuk menyiasati kerugian perusahaan. (CNBCIndonesia.com. Rabu, 27/03/24)
Gelombang PHK Makin Meresahkan
PHK bukan lagi karena momentum lebaran, tapi sejak kuartal III tahun 2022 itu cash and flow industri tekstil terus tergerus. Hal ini terjadi pasca Covid-19 dan serbuan produk impor yang masuk ke pasar domestik, juga karena tensi geopolitik, sehingga ekspor terganggu. Akibatnya perusahaan TPT nasional semakin kesulitan, mau tidak mau perusahaan harus mengurangi produksi hingga akhirnya terjadilah PHK.
Kini Nasib Buruh Kian Sulit
Ibarat babu di negeri sendiri, gambaran inilah tepatnya nasib buruh saat ini, perusahaan - perusahaan asing dan aseng berdiri begitu megahnya tetapi tidak menyerap tenaga kerja yang banyak dari warga negara sendiri, dengan dalih karena keahlian yang terbatas juga karena sekarang terdampak teknologi mesin yang canggih sehingga tak butuh banyak tenaga kerja, itu sebagian alasan perusahaan-perusahaan domestik seperti tekstil, juga untuk mengurangi biaya produksi, karena jika pemasukan kecil tentu akan menyulitkan keuangan industri dan perusahaan tersebut. Jadi PHK adalah solusinya.
Selain itu, masyarakat kebanyakan bekerja sebagai buruh pabrik, pekerjaan tersebut menjadi tempat bergantung keluarga, terbayang jika mereka di PHK tentu sumber keuangan keluarga pun lenyap.
Ditambah lagi masuknya produk - produk asing yang sangat murah di pasaran mengakibatkan perusahaan- perusahaan kehilangan pasar, maka jalan lain supaya perusahaan tetap berjalan mereka mengurangi karyawan. Ini semua karena kondisi saat ini satu keniscayaan dalam sistem ekonomi kapitalis. Walaupun pemerintah sendiri sudah melakukan upaya, dengan memberikan BLT, beasiswa, bansos dll.
Dengan masalah pekerjaan, negara hanya sebagai regulator yang berpihak pada oligarki dan abai terhadap kepentingan rakyat. Negara seharusnya memiliki kekuatan penuh dan bertanggungjawab untuk menyediakan seluas-luasnya lapangan pekerjaan bagi rakyatnya, namun negara seakan berpangku tangan, dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemilik modal.
Inilah bukti bahwa kepada siapa sebenarnya pemerintah berpihak, tentu bukan kepada rakyat, tapi kepada siapa yang memiliki modal, dan abai terhadap rakyatnya, padahal mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya.
Berbeda dengan islam, Islam menjadikan negara sebagai pelindung dan pengurus rakyat, Islam sebagai sistem kehidupan yang mempunyai solusi yang sempurna, Islam mempunyai sistem pemerintahan yang dikenal dengan nama khilafah yang akan menerapkan aturan sesuai al quran dan sunnah, yaitu diantaranya sistem ekonomi Islam yang akan menghindari munculnya PHK.
Karena di dalam sistem ekonomi Islam mempunyai prinsip yaitu: penyerapan pasar domestik yang akan mendapatkan dukungan negara, Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khilafah juga akan menerapkan sistem transaksi yang hanya bergerak di sektor riil, di hilangkan nya sistem ribawi maupun sektor yang lainnya yang berhubungan dengan ekonomi ribawi, sehingga aman tidak ada jeratan utang berlipat-lipat.
Penawaran dan permintaan tidak akan menjadi indikator dalam menaikkan atau menurunkan harga, karena jumlah uang yang stabil. Selain itu, khilafah juga akan mengatur pendistribusian barang dan jasa, sehingga seluruh kebutuhan rakyat terpenuhi. Begitulah mekanisme Islam dalam menyelesaikan masalah PHK, hanya sistem Islam yang sempurna dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat nya.
Wallahu'alam bishowab.
Oleh : Ummu Ghifa
Sahabat Tinta Media