Tinta Media - Isr4el melalui menterinya berniat menghapus bulan suci Ramadhan. "Apa yang disebut bulan Ramadhan harus dihapuskan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini harus dihapuskan," kata Menteritida4el, Emichai Eliyahu sebagaimana dikutip oleh kompas.com, Selasa (5/3/2024).
Masya Allah, betapa angkuh dan sombongnya mereka. Sudahlah menghancurkan rumah-rumah, gedung-gedung bertingkat, menghilangkan puluhan ribu nyawa, kali ini mereka ingin menghapus bulan Ramadhan.
Betapa lemahnya kita sehingga Israel berani bermimpi menghapuskan bulan suci Ramadhan. Entah sampai kapan kita akan membiarkan saudara-saudara kita di Gaza berjuang sendiri mempertahankan tanah kaum Muslimin sejak 76 tahun lalu. Entah kapan kita akan membongkar tembok yang memblokade Gaza. Entah berapa jumlah korban yang kita tunggu baru kita akan memaksa pasukan Israel berhenti dan mengusir mereka dari tanah kita di Palestina.
Sungguh kita sangat lemah. Kecintaan kita kepada dunia membuat kita takut melawan Israel dan sekutunya. Banyaknya negara yang berpenduduk mayoritas muslim ibarat buih yang terombang-ambing di lautan. Negeri kita yang satu, sibuk urus pemilihan umum untuk berebut kekuasaan. Negeri yang satu sibuk urus turnamen sepak bola agar berkelas dunia. Ada juga yang sibuk memamerkan kekayaan dan keindahan agar memancing wisatawan dunia. Banyak juga yang tengah dalam kemiskinan dan krisis karena masih dilanda perang yang berkepanjangan.
Alangkah lemahnya kita sehingga kehilangan kekuasaan, kedudukan, harta termasuk nyawa lebih kita takuti daripada kehilangan pengakuan dari Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam. Karena sungguh Nabi yang paling mulia itu telah bersabda sebagaimana dalam hadits riwayat Bukhari Muslim bahwa tidak beriman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Saking lemahnya, kita tidak bisa merasakan penderitaan umat Islam di Gaza. Padahal umat Islam itu bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian merasakan sakit, maka seluruh bagian akan ikut terjaga dan mengalami demam karena turut merasakan sakit. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam juga menggambarkan kita bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.
Tampaknya, tubuh umat Islam hari ini tidaklah utuh. Begitu juga sebagai sebuah bangunan pun tidak utuh. Layaknya tubuh, kita tidak punya kepala yang memberikan komando kepada bagian tubuh yang lain. Sebagai sebuah bangunan kita tidak punya atap yang melindungi. Tidak ada yang memberi komando memerangi Israel dan tidak yang melindungi umat Islam dari serangan Israel dan negara-negara kafir lainnya.
Jelas Israel tidak akan bisa menghapuskan bulan suci Ramadhan, sebagaimana mereka maupun orang kafir lainnya tidak akan bisa menghilangkan Al-Quran dari muka bumi. Sebab, Al-Qur'an termasuk juga bulan Ramadhan dijaga langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana Allah tegaskan dalam surat Al-Hijr ayat 9.
Hanya saja memungkinkan bagi mereka menghalangi umat Islam menunaikan ibadah di bulan Ramadhan. Namun sulit dibayangkan mereka akan berhasil selama umat Islam di Gaza masih memiliki iman yang kuat. Dihalangi berpuasa, Muslim Gaza sudah terbiasa berpuasa sebelum Ramadhan, dihalangi shalat mereka tetap shalat meski masjid dan rumahnya telah runtuh. Justru pahala puasa dan shalat di bulan Ramadhan adalah yang sangat dirindukan. Bahkan mati syahid di bulan Ramadhan merupakan nikmat yang sangat diimpikan.
Justru yang dikhawatirkan ibadahnya di bulan Ramadhan kurang maksimal adalah kita yang tinggal di luar Gaza. Kita memang tetap berpuasa, shalat, sedekah dan tilawah Al-Qur'an, namun selama kita diam dan tidak berbuat apa-apa untuk membebaskan saudara kita yang sedang dijajah dan dizalimi di Gaza serta di belahan bumi lainnya, maka ibadah kita masih jauh dari sempurna.
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga" (HR. Tabrani)
Oleh : Muhammad Syafi'i
Aktivis Dakwah