Stop Bullying (Perundungan) - Tinta Media

Minggu, 03 Maret 2024

Stop Bullying (Perundungan)


Tinta Media - Beberapa hari terakhir kasus tentang perundungan marak hadir di depan mata, baik itu di media sosial, atau bahkan di lingkungan yang dekat dengan kita. Perundungan yang dilakukan bukan hanya tindakan verbal seperti menghina, mencemooh secara berulang, bahkan disertai dengan pemukulan secara pengeroyokan yang mengakibatkan meninggalnya korban.  

Perundungan yang dilakukan oleh para pelajar menjadi beban berat para orang tua dan para pendidik hari ini. Berdasarkan data serikat guru pada 2023, sebanyak 25 persen kasus perundungan dilakukan oleh pelajar usia dini, yakni SD dan SMP, dan 18 persen perundungan dilakukan pelajar SMA/SMK, bahkan perundungan juga terjadi di madrasah dan pesantren walaupun jumlahnya kecil. 

Kasus perundungan yang tengah viral kali ini dari Kediri, Jawa timur. Polisi telah mengamankan 4 santri sebuah Pondok Pesantren di Kecamatan Mojo, karena melakukan penganiayaan terhadap santri lain hingga berujung meninggal dunia. Di lokasi lain polisi juga telah menetapkan 12 tersangka perundungan terhadap siswa di Binus School Serpong, Tangerang. 

Mengapa kasus perundungan tersebut selalu berulang, dan bahkan sering terdengar di sekitar kita. Perundungan tersebut dikarenakan belum optimal peran pengawasan sebagai orang tua Peran orang tua punya andil besar, para orang tua harus memperhatikan perilaku anak dan memilihkan lingkungan pertemanan. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perilaku anak. Anak yang baik bisa berubah menjadi buruk akibat lingkungan yang buruk. Para orang tua harus membekali anak-anaknya dengan suasana keimanan dan ketakwaan. Sehingga memudahkan orang tua jika ada ketimpangan dari segi perilaku anak.  

Begitu pula dengan sistem pendidikan yang diberikan. Tujuan pendidikan harus jelas dan gamblang. Sistem pendidikan kerap menyelesaikan problem pendidikan dengan bergonta-ganti kurikulum. Namun setelah belasan kali berganti kurikulum apakah berdampak pada perubahan karakter dan perilaku.  

Paradigma sekularisme menjadikan pelajaran agama, atau pengenalan Aqidah Islam bukan menjadi pelajaran prioritas, melainkan sebagai ajaran pelengkap. Mereka beranggapan bahwa, banyaknya porsi pelajaran agama yang diajarkan seperti sekolah yang basisnya agama juga tidak menjamin perundungan tidak akan terjadi. Hal tersebut terjadi karena hanya doktrin agama yang tidak membekas dan tanpa mengetahui esensi makna takwa terhadap Tuhannya. Jika sudah demikian marak, jangan biarkan perundungan menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Sayangnya, sistem sekuler mengikis itu semua. Penyebab tersebut hanya dampak diterapkannya sistem sekularisme sebagai asas dalam pendidikan. Alhasil agen-agen terdidik tidak begitu mengenal Tuhannya yang tumbuh tidak mengerti dengan tugas menjadi seorang hamba. Bermudah-mudahan melakukan maksiat, mudah melakukan perundungan, karena mereka tidak memahami konsekuensinya atas hal yang telah dilakukan. 

Lalu bagaimanakah solusi penyelesaian yang bisa optimal untuk dilakukan. Penyelesaian masalah perundungan memerlukan berbagai pihak yang saling bersinergi untuk menyelesaikan persoalan ini. Menjadikan sistem pendidikan berbasis Aqidah Islam, itu menjadi pion utama, sehingga anak-anak didik mengenal konsep sebagai seorang hamba, yang taat atas perintah Tuhannya, serta menjauhi segala larangannya. 

Perlunya pengawasan dari orang tua dan bahkan masyarakat lain  dengan tujuan amar ma'ruf nahi mungkar. Maka jika melihat perundungan atau kemaksiatan tidak kemudian didiamkan, tetapi ada peran menasihati untuk tidak melakukan tindakan perundungan. Kemudian pentingnya penjagaan negara sebagai pelindung generasi. Negara harus melarang segala sesuatu yang merusak seperti tontonan yang merusak akal, aktivitas berbau sekularisme, dan memberlakukan sanksi tegas berdasarkan syariat Islam. Jika masih meragukan Islam, lihatlah betapa heroiknya sejarah Islam selama 1400 tahun lamanya dengan menerapkan sistem Islam dalam aspek Pendidikan.


Oleh: Bunda Esthree
Sahabat Tinta Media 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :