Tinta Media - Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana menilai, koalisi Prabowo-Gibran yang mirip koalisi di Filipina, berpotensi menimbulkan dinasti politik yang sifatnya predatorik.
"Koalisi antara rezim yang cukup lama dengan anak dari penguasa yang akan lengser, kemudian muncul istilah dinasti politik yang sifatnya predatorik," tuturnya dalam Kabar Petang: Mirip Filipina, Prabowo-Gibran Bisa Pecah Kongsi? Sabtu (2/3/2024) di kanal Youtube Khilafah News.
Menurutnya, kajian terkait dengan dinasti politik itu ada dua karakter. Pertama dinasti politik yang sifatnya Predator yang merusak, yang kedua adalah dinasti politik yang sifatnya benepolen yang memang dianggap masih baik-baik saja.
Budi mengungkap, dinasti politik itu diindikasikan dengan klan atau keluarga, yang berkiprah di dunia politik dan dari ayah ke anaknya atau ke saudara terus mereka mendapatkan kesempatan untuk berkuasa.
Menurutnya, dinasti politik predatorik itu memang hasil kajian dari salah satu penelitian di Filipina, karena di Filipina muncul dinasti-dinasti politik lebih ada 169 keluarga dari berbagai level baik nasional, provinsi maupun level daerah.
Ia melihat di Indonesia juga kurang lebih sama. Ada indikasi bahwa keluarga-keluarga itu bermain di dunia politik dan beberapa juga kemudian berhasil berkuasa baik di level Gubernur maupun level kabupaten kota. "Ada suaminya dilanjutkan oleh istrinya, dilanjutkan oleh anaknya," ungkapnya.
"Dan itu menjadi sebuah hal yang lumrah dan lazim di dunia politik, karena mereka hidup dalam bi'ah politik," imbuhnya.
Budi menilai, kekuasaan itu semestinya dijadikan alat untuk menyejahterakan masyarakat. "Tetapi ada indikasi bahwa kekuasaan itu ketika dikuasai oleh keluarga tertentu, itu menjadikan alat untuk memakmurkan keluarga, memasukkan kepentingan-kepentingan keluarga," pungkasnya.[] Muhammad Nur