Obral Janji Bak Pecundang Murahan - Tinta Media

Kamis, 14 Maret 2024

Obral Janji Bak Pecundang Murahan



Tinta Media - Kata-kata rayuan indah memang membuat kita yang terlibat menjadi lupa bila tidak didasari oleh tujuan, untuk apa, dari mana, dan mau ke mana. Manusia pandai berkelit atau bersilat lidah, tidak tahu bahwa semua akan dipertanggungjawabkan. Janji dengan membawa segala sumpah pun dilakukan demi terwujudnya ego atau nafsu belaka.

Tak ubahnya seorang pecundang, menginginkan hasrat untuk melampiaskan keinginan, begitulah sosok politikus. Mereka memberikan iming-iming makan dan susu gratis atau apa pun itu agar tercapai kursi panas. Masih banyak hal hina yang lain, yang mempertaruhkan kejujuran moralitas.

Murahan, tidak sesuai dengan apa yang disebut norma atau adat mana pun. Kita sebagai manusia beragama, pastinya tahu bahwa hal itu tidak benar. Tidak ada agama mana pun yang memperbolehkan berbohong atau berdusta dengan segala sumpah serapah. Alih-alih menegakkan kebenaran dengan blusukan, tetapi hanya pencitraan.  Nyatanya semua adalah pelaku KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Ini memalukan sekali, seperti menjilat ludah sendiri. Aturan hanya tinggal kenangan, dibuat untuk dilanggar.

Miris, inilah fakta viral yang ada di depan kita. Tidak jelas mana lawan dan kawan, hari ini musuh besok bisa jadi sahabat karib. Tidak ada standarisasi aturan baku, karena hanya menggunakan akal dan asas manfaat, yang penting menguntungkan. Selanjutnya, tidak peduli salah atau benar, alih-alih memikirkan akhirat atau halal haram dalam agama.

Para pembaca setia, masyarakat umum pastinya sudah pintar terkait hal ini. Namun, balik lagi, asas manfaat dan keuntungan lebih dikedepankan. Jadi, sama saja antara politikus dan masyarakat, yaitu menggunakan materi/uang/jabatan, sah-sah saja. Semuanya dalam lingkaran demokrasi, kapitalis (memisahkan kehidupan dengan aturan Sang Khalik, Pencipta alam semesta). 

Tak heran, masyarakat tergiur janji manis yang ditawarkan karena adanya serangan fajar. Lumayanlah, untuk membeli nasi sebungkus atau kuota internet. Zaman sudah semakin sulit, kebutuhan melangit, perut pun menjerit.

Berbeda halnya dengan Islam sebagai agama kita yang muslim. Bagaimana sosok pemimpin yang amanah, yang mengambil keputusan sesuai Al-Qur'an dan hadis. Mereka takut di akhirat kelak dipertanyakan oleh Allah Ta'ala. Karena itu, mereka ta'at pada perintah dan jauh dari larangan Illahi Robbi. Ini seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah, sang figur umat saat ini dan hingga akhir kelak. Ya, seharusnya kita sebagai umatnya, harus mengikuti beliau. Wallahu 'alam.


Oleh: Tjandra Sarie Dutisno, S.Kom.
(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :