Tinta Media - Ternyata untuk bisa menjadi orang bertakwa tak cukup hanya lewat puasa Ramadhan. Di dalam al-Quran ada 6 ayat yang ujungnya diakhiri dengan frasa “la’allakum tattaqun” (agar kalian bertakwa) sebagaimana yang terdapat dalam QS al-Baqarah ayat 183 terkait kewajiban puasa Ramadhan.
Di sini saya hanya akan menyebutkan 4 ayat saja:
Ayat yang memerintahkan manusia untuk menyembah (beribadah kepada) Allah SWT. Para ulama memaknai ibadah tak hanya melulu yang bersifat ritual (mahdhah) seperti shalat, puasa, haji, dll; tetapi mencakup semua jenis ketaatan kepada Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan (ghayr mahdhah) seperti dalam bidang ekonomi, politik, pemerintahan, hukum, pendidikan, sosial, dll.
Hakikat ubudiah sendiri, menurut Imam Ja’far ash-Shadiq, mencakup tiga hal:
(1) Seorang hamba menyadari bahwa apa yang ada pada dirinya bukan miliknya, tetapi milik Allah SWT yang kebetulan Dia titipkan kepada dirinya;
(2) Seorang hamba wajib tunduk dan patuh tanpa membantah pada semua perintah Allah SWT tanpa kecuali;
(3) Seorang hamba tidak boleh membuat hukum/aturan apa pun di luar hukum/aturan yang telah Allah SWT buat. Mereka hanya berkewajiban menerapkan seluruh hukum/aturan (syariah)-Nya.
Terkait semua itu, Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(Hai manusia, sembahlah Tuhan kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 21).
Ayat yang memerintahkan kaum Muslim untuk menegakkan semua sanksi hukum (hudud, jinayat, ta’zir dan mukhalafat), khususnya hukum qishash. Allah SWT berfirman:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَاأُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
(Dalam penegakan hukum qishash itu ada kehidupan bagi kalian agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 179).
Ayat yang memerintahkan kaum Muslim untuk menunaikan shaum Ramadhan. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
(Hai kaum beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas kaum sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 183).
Ayat yang memerintahkan kaum Muslim untuk hanya mengikuti “jalan lurus”, yakni Islam dan seluruh syariahnya, dan haram mengikuti jalan-jalain lain yang bisa mengakibatkan mereka menyimpang dari ideologi dan sistem Islam. Allah SWT berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(Inilah jalanku yang lurus. Karena itu, ikutilah oleh kalian jalan itu, dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain sehingga bisa mengakibatkan kalian tercerai-berai (menyimpang) dari jalan tersebut. Itulah wasiat Allah kepada kalian agar kalian bertakwa (QS al-An’am [6]: 153).
Atas dasar itu, dalam momentum Idul Fitri ini, marilah seluruh umat Islam bersegara menerapkan seluruh syariah Islam secara kaffah dalam semua aspek kehidupan di bawah naungan institusi Khilafah ‘ala mihaj an-Nubuwwah. Hanya dengan itulah ketakwaan paripurna bisa benar-benar terwujud dalam diri umat.
Marilah kita amalkan ayat berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
(Hai kaum yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara totalitas, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh kailan yang amat nyata (QS al-Baqarah [2]: 208).
WalLahu a’lam.
Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. []
Oleh: Al-Faqir Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).