Tinta Media - Warga desa Jambewangi, Jawa timur dihebohkan dengan penarikan material paving oleh salah satu calon anggota legislatif (caleg). Diduga paving tersebut diambil kembali karena caleg itu tidak mendapatkan dukungan suara dari masyarakat desa seperti yang dikehendaki. Menurut keterangan warga yang mengambil kembali material paving tersebut adalah tim caleg dari partai Nasdem. Dijelaskan ada sejumlah titik yang ditarik kembali untuk dibongkar. Informasinya ada tiga titik droping paving di tiga dusun yang sudah dieksekusi.
Di dusun Panjen, droping paving dilakukan di kawasan sekitar lapangan. Di lokasi tersebut sempat ada tumpukan paving sebelum hari H pencoblosan. Padahal menurut AS tidak ada kelompok masyarakat yang mengajukan proposal permintaan tersebut. Paving itu juga didrop tanpa ada banner transportasi anggaran seperti proyek pembangunan pada umumnya. Kabar yang beredar paving tersebut didrop di lokasi itu agar pada saat pemilu 14 Februari 2024 warga memilih caleg yang dimaksud. Warga setempat memaklumi jika paving tersebut diambil kembali. "Mungkin karena kecewa kepada warga atau memang murni dijadikan hanya sebagai alat kampanye, kita tidak tahu ya," ujar warga lainnya.
Ketua DPD partai Nasdem Banyuwangi, Supriadi Karima Syaifullah menyatakan caleg tersebut merupakan petahana dari Dapil 7 Banyuwangi. Namun dia menepis bahwa telah menarik kembali bantuan paving.
Supriadi percaya kadernya tidak akan setega itu kepada masyarakat. Terlebih konstituennya di Desa Jambewangi itu dirinya meraih suara tertinggi (Kompas.com, Senin,19 Februari 2024. 20 : 04).
Sungguh miris memang fenomena yang terjadi saat ini, ketika segelintir orang berlomba-lomba mencalonkan dirinya untuk menjadi wakil rakyat dengan berbagai cara. Mereka mengampanyekan dengan apa pun untuk bisa mengambil suara rakyat demi melancarkan tujuannya. Tetapi pada kenyataannya mereka bukan betul-betul menjadi wakil rakyat, yang bisa mengaspirasikan kepentingan rakyat. Namun lebih kepada untuk memenuhi hawa nafsunya menjadi seorang yang berkuasa dan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.
Maka semua cara pun dilakukan termasuk dengan memberikan bantuan kepada masyarakat berupa pemberian sembako, memperbaiki jalan, memberikan bantuan-bantuan sosial lainnya kepada masyarakat. Namun semua itu tentunya harus ada timbal balik, yaitu masyarakat harus memberikan suaranya agar caleg tersebut dapat terpilih. Tapi ketika tidak terpilih maka tidak menutup kemungkinan banyak terjadi mereka pun mengambil kembali apa yang sudah diberikan. Inilah yang terjadi ketika kapitalisme dijadikan aturan dalam kehidupan, Manusia berlomba- lomba untuk mendapat kan jabatan guna memenuhi hawa nafsunya untuk memiliki kekuasaan dan harta. Karena dalam sistem ini jelas mereka memandang bahwa kebahagiaan itu jika terpenuhinya kebutuhan jasadiyah. Maka mereka pun akan berlomba melakukan berbagai cara untuk bisa mencapai tujuan tersebut tanpa memperhatikan apakah itu halal atau pun haram.
Aturan dalam sistem kapitalisme telah banyak menyebabkan kerusakan kepada generasi. Menjadikan generasi calon pemimpin yang lemah secara keimanan serta mental yang rusak. Kapitalisme mencetak generasi yang hanya berfokus pada uang maka mereka hanya berlomba-lomba saja dalam hal duniawi dan akan menghalalkan segala cara demi meraih kebahagiaannya. Adakalanya ketika mereka gagal dalam tujuannya maka mereka akan cepat rapuh berputus asa, kehilangan akal dan yang paling ekstrem adalah bunuh diri. Miris sekali, inilah potret dari rusaknya sistem saat ini. Negara pun abai untuk bisa memberikan kesejahteraan dalam segala aspek. Negara pada sistem ini hanya menjadi pelindung bagi segelintir rakyat saja yaitu para pemilik modal. Maka bisa dipastikan akan terjadinya kerusakan karena negara tidak bisa memberikan solusi untuk kesejahteraan rakyatnya.
Hanya dengan menerapkan sistem Islam secara menyeluruh saja yang bisa menjadikan solusi bagi umat saat ini. Karena sistem Islam berasal dari Allah SWT tentunya yang sesuai dengan fitrah manusia. Sistem Islam mempunyai mekanisme pendidikan yang berbasis akidah yang tentunya akan melahirkan generasi yang berkepribadian Islam. Generasi dalam sistem Islam mempunyai akidah yang kuat. Inilah yang akan senantiasa menjaga keimanan dari kerusakan mental generasi. Aturan dalam sistem Islam memandang bahwa kebahagiaan itu adalah ketika kita bisa melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT dan bukan hanya kebahagiaan jasadiyah saja seperti pandangan dalam sistem kapitalisme. Maka tidak akan terjadi orang berlomba-lomba untuk mencari jabatan apalagi dengan cara-cara yang curang, menebar janji-janji palsu dan perbuatan lainnya yang diharamkan Islam. Karena dalam sistem Islam jabatan itu adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Maka mereka pun akan takut karena ketakwaan mereka yang tinggi kepada Allah SWT.
Begitu pun mereka yang sudah diberikan amanah akan betul-betul menjalankan, dan menjaga amanah itu demi kepentingan dan kesejahteraan rakyatnya. Karena sejatinya dalam sistem Islam,
negara akan memberikan jaminan perlindungan jaminan kesejahteraan dalam segala aspek kehidupan. Dan negara adalah pelayan bagi rakyatnya. Maka solusi untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia adalah dengan menerapkan kembali sistem Islam secara keseluruhan.
Wallahu a'lam bish shawwab
Oleh: Iske
Sahabat Tinta Media