Potret Buram Negeri Ini, Pendidikan Gagal Wujudkan Generasi Terpuji - Tinta Media

Sabtu, 24 Februari 2024

Potret Buram Negeri Ini, Pendidikan Gagal Wujudkan Generasi Terpuji



Tinta Media - Sangat miris sekali, baru-baru ini kita dihebohkan dengan kabar pembunuhan yang dilakukan seorang siswa SMK terhadap 1 keluarga yang beranggotakan 5 orang di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Bagaimana bisa seorang pelajar usia sekolah berbuat hal yang sangat di luar batas, bukan hanya membunuh, pelaku juga memperkosa ibu dan anak yang menjadi korban pembunuhan nya sendiri. 

Dalam laman Kompas.com (08/02/2020).  Pelaku yang merupakan pelajar SMK ini masih berumur 17 tahun, sebelum melakukan pembunuhan dikabarkan dia sedang minum minuman keras bersama teman-temannya. Setelah pulang ternyata dia mengambil parang sepanjang 60 centimeter lalu pergi ke rumah korban yang merupakan tetangganya sendiri. Saat ayah korban baru pulang, pelaku mematikan lampu dan melakukan aksinya, istri dan anak-anak korban yang terbangun pun ikut menjadi korban pembunuhan yang dilakukannya. 

Setelah melakukan pembunuhan, pelaku juga memperkosa ibu dan anak tertua korban yang sudah meninggal, pelaku juga sempat berpura-pura menjadi saksi sebelum akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Motif pembunuhan ini lantaran sakit hati hubungannya dengan anak korban tidak direstui, serta masalah pinjaman barang yang tidak kunjung dikembalikan. 

Sistem Sekuler Kapitalis Menghasilkan Individu Sadis 

Jika ditelisik penyebab pembunuhan hanya karena hal sepele, dan pelaku merupakan remaja yang masih duduk di bangku sekolah, bagaimana mungkin anak usia belasan tahun ini tega melakukan pembunuhan dan pelecehan satu keluarga yang masih bertetangga dengan rumahnya, darimana dia belajar sehingga mampu melakukan hal yang sangat tidak manusiawi. Apakah sudah hilang nurani? 

Pemisahan agama dari kehidupan dalam sistem sekuler menjadikan anak-anak generasi muda krisis identitas, tak adanya standar keimanan mengakibatkan mereka berbuat sesukanya, tanpa peduli pada dosa sebab yang mereka kejar hanya kehidupan dunia, obsesi mendapatkan apa saja dengan cara mudah tentu membuat mereka menerjang batas halal haram, karena yang penting keinginan bisa mereka dapatkan. 

Adanya sistem kapitalis juga menimbulkan semua orang berlomba-lomba menjadi yang teratas, meraih keuntungan dan kekuasaan dengan cara menginjak siapa pun yang menjadi hambatan. Hal ini juga terjadi dalam generasi muda, mereka berpikir uang adalah segalanya, jadi bekerja demi mengumpulkan kekayaan, bahkan rela melakukan pekerjaan haram sebab dapat memberikan banyak keuntungan dalam waktu singkat. 

Islam Menghasilkan Generasi Mulia dan Santun 

Dalam sistem pendidikan Islam memberlakukan adab sebelum ilmu, para ulama terdahulu mempelajari adab selama bertahun-tahun, setelah itu barulah mereka mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, Al Qur'an juga ditanamkan pada anak sejak dini, mereka diperkenalkan dan menghafalkan isi Al Qur'an. Itu sebabnya dalam Islam orang berilmu akan sangat disegani, sebab bukan hanya pintar tapi sangat baik akhlaknya. 

Dalam negara Islam, sistem pendidikan memakai hukum syara' sebagai landasan kurikulum pendidikan, memberikan aturan pada anak sesuai dengan syariat Islam, dan juga mendidik anak agar menjadi pribadi yang mau berusaha bersungguh-sungguh jika ingin mendapatkan sesuatu, sebab proses yang tidak instan inilah tercetak generasi yang gemilang dan berbudi luhur. 

Peran guru yang sangat besar dalam mendidik anak juga dihargai dengan pantas, ujroh (gaji) yang diberikan sangat besar, sehingga tak ada guru yang hanya asal mengajar, melainkan benar-benar ingin menghasilkan anak didik yang terbaik. Biaya pendidikan ditanggung oleh negara, jadi tidak ada alasan anak putus sekolah akibat tak punya biaya. 

Terlepas dari peran sekolah dan guru, peran orang tua dan masyarakat juga sangat berpengaruh besar terhadap anak, maka ibu sebagai madrasah pertama bagi anak bisa memaksimalkan perannya di rumah, sebab kebutuhan pokok masyarakat diberikan oleh negara, negara juga menyediakan lapangan pekerjaan terutama bagi kepala keluarga, menciptakan fondasi keluarga yang utuh dan kokoh akan membuat anak tidak mudah goyah ketika menghadapi godaan di luar rumah. Negara juga akan menciptakan lingkungan masyarakat yang Islami, agar anak semakin terjaga. 

Negara bisa memfilter tontonan, baik di media televisi ataupun gadget, agar tidak ada anak yang terpapar hal negatif ketika memakai gadget, serta memberikan batasan umur untuk ada yang boleh memiliki gawai sendiri. Ketika keluarga, masyarakat,  dan sekolah bekerjasama, maka ruang untuk terjadinya penyimpangan pada anak semakin sempit. 

Khatimah 

Saat ini di sekolah atau pun pada masyarakat sudah  banyak tersusupi virus negatif akibat tidak adanya filter dari tontonan yang dapat ditiru oleh anak. Banyaknya pornoaksi sebab masyarakat dibebaskan melakukan apa saja juga sangat berpengaruh dalam merusak pikiran dan akhlak pada anak. Jauhnya agama membuat mereka tsk memiliki benteng pertahanan dari hal buruk yang bisa menimpa atau mereka lakukan. 

Berbeda dengan sistem Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan, Islam sangat mengutamakan pendidikan terutama akhlak dan akidah pada anak, Islam menjaga batasan antara laki-laki dan perempuan, Islam juga memberikan sanksi tegas yang memiliki efek jera dan tindakan pencegahan agar tidak ada lagi kejadian yang sama. Islam memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anak, juga memberikan pelayanan terbaik dalam pendidikan. 

Sebagai aturan yang berasal langsung dari Allah SWT sang pencipta manusia, tentunya syariat Islam sangat cocok sekali untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat, dan negara. Sebab ketika syariat dilaksanakan maka akan datang rahmat bagi seluruh alam.
Wallahu A'lam Bisshowab.


Oleh: Audina Putri 
(Aktivis Muslimah Pekanbaru) 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :