Pilpres 2024, Pamong Institute: Jokowi sebagai King Maker Paslon 02? - Tinta Media

Minggu, 04 Februari 2024

Pilpres 2024, Pamong Institute: Jokowi sebagai King Maker Paslon 02?

Tinta Media - Dalam kontestasi pilpres 2024, Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky menyatakan bahwa Jokowi berperan sebagai King Maker pasangan calon (paslon) 02. 

“Kita lihat dalam kontestasi, Jokowi jadi King Maker dari pasangan calon 02,” tuturnya dalam acara Kabar Petang dengan tajuk Jokowi ‘Pasang Badan’ Buat Putranya? Rabu (31/01/2024) di kanal Youtube Khilafah News. 

Ia mengibaratkan dukungan seorang bapak kepada anaknya seperti dalam permainan bola. 

"Kalau saya ibaratkan kontestasi seperti permainan bola, tidak beda jauhlah kira-kira. Ada pihak yang menjadi pemain atau pihak yang ditampilkan disuruh bertanding, ada juga pihak yang melatih, yang bermain juru taktiklah di belakang itu, ada juga sponsor yang mendanai kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga kalau kita lihat maka pasti ada King Maker di belakangnya," jelasnya. 

Menurutnya, bentuk dukungan kepada anak, itu sebagai konsekuensi restu orang tuanya. 

"Kalau tidak ada restu, tentu tidak diizinkan untuk ikut. Nah kalau sudah ikut tentu konsekuensinya akan dibantulah, masa ada bapak melihat anaknya sedang berjuang tidak diberi support, tidak diberi bantuan, tidak didukung, kan begitu kira-kira," bebernya. 

Ia menjelaskan bahwa dukungan diberikan dari awal pencalonan. "Dari awal didukung, kita bisa melihat faktanya, karena dari segi usia saja tidak memenuhi syarat awalnya. Tetapi dari perjalanan yang ada, netizen maupun publik bisa menilai bahwa ada peran keluarga di situ terutama pamannya," jelasnya. 

Ia mengungkapkan dukungan keluarga terutama pamannya dalam konteks MK. 

"Pamannya itu kan terkena  pelanggaran etika berat lah kira-kira begitu, gara-gara memutuskan persoalan yang diajukan, boleh tidaknya usia di bawah 40 itu bisa maju sebagai capres atau cawapres dan itu menunjukkan bahwa King Maker di situ adalah Pak Jokowi," ungkapnya. 

Terakhir, Wahyudi menegaskan, jika tidak didukung jadi cawapres, dari awal sudah dilarangnya. 

"Tidak bisa dihindari dari opini publik bahwa beliau ada di belakang itu, jika beliau tidak menyetujui pasti akan dilarang anaknya dan faktanya tidak dilarang, sekarang sudah melaju sampai ikut dalam tahap-tahap proses demokratisasi dalam konteks proses kampanye dan seterusnya," pungkasnya. [] Evi
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :