Petisi Akademik Kampus kepada Presiden, IJM: Bentuk Ketidakpercayaan Akademisi - Tinta Media

Jumat, 09 Februari 2024

Petisi Akademik Kampus kepada Presiden, IJM: Bentuk Ketidakpercayaan Akademisi



Tinta Media - Petisi Akademik Kampus kepada Presiden Joko Widodo dinilai Direktur Indonesia Justice Monitor(IJM) Agung Wisnuwardana sebagai bentuk dari ketidakpercayaan akademisi terhadap Presiden Joko Widodo.

"Gerakan dan petisi yang muncul dari kampus pekan ini merupakan bentuk dari ketidakpercayaan akademisi kepada Presiden Joko Widodo," tuturnya dalam video Lampu Merah? Ahad (4/2/2024) di kanal Youtube Justice Monitor.

Menurutnya, Presiden Joko Widodo sudah menyalahgunakan wewenang. Beberapa penyimpangan yang disinggung dalam petisi tersebut, ucapnya, diantaranya soal pelanggaran kode etik di Mahkamah Konstitusi, keterlibatan aparat penegak hukum dalam proses demokrasi perwakilan yang sedang bergulir, serta pernyataan kontradiktif dari Presiden Joko Widodo tentang keterlibatan pejabat publik dalam kampanye politik antara netralitas dan keberpihakan, termasuk juga pembagian bansos yang disinyalir menguntungkan paslon tertentu. 

Ia mengungkapkan, sebagian pihak meneropong bahwa situasi saat ini menyamai peristiwa detik-detik kejatuhan rezim Soeharto tahun 1998. "Para pejabat negara dan masyarakat kelas menengah sudah mulai jengah dan mengepalkan tangan juangnya untuk memberi perlawanan pada rezim yang ada," tukasnya.

Ia menyatakan, banyak pihak yang mengingatkan bahwa apabila rakyat sudah tidak suka dan marah, sebaiknya penguasa harus sadar dan paham situasi. “Sebab jika rakyat sudah turun ke jalan, kekuatan umat tidak bisa lagi dibendung dan dihentikan. Ini poin penting yang harus dicatat oleh rezim negeri ini," tegasnya.

"Kita tidak tahu perkembangan dari bola salju ini, ingat pemimpin yang baik dan adil maka dia akan menebarkan kebaikan di antara umat. Namun sebaliknya, pemimpin yang zalim akan menebar benih-benih kerusakan dan menyengsarakannya," bebernya.

Ia mengutip dari Ummul Mukminin Aisyah r.a. yangmenyampaikan bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa yang artinya, "Ya Allah, siapa saja yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku lalu dia mempersulit urusan mereka maka persulitlah dia, dan siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku lalu dia berusaha menolong mereka maka tolong pulalah dia.”

“Rasulullah saw. juga memberi peringatan keras kepada penguasa yang menipu rakyatnya, juga penguasa yang menjual aset-aset rakyat atas nama investasi asing serta penguasa yang memeras uang rakyat atas nama pembangunan infrastruktur dan seterusnya,” ucapnya.

Ia lalu membacakan peringatan Rasulullah saw. itu dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim,"Tidak ada seorang hamba yang Allah memberikan kekuasaan kepadanya mengurusi rakyat pada hari kiamat dia menipu rakyatnya, kecuali Allah haramkan surga atasnya.”

"Catat situasi yang sedang berkembang, amati dan terus lakukan perubahan," tandasnya.[] Ajira
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :