Tinta Media - Muhasabah adalah bentuk koreksi diri terhadap sikap, tingkah laku, ibadah terhadap Allah, dan hubungan kita terhadap manusia yang bertujuan untuk membenahi diri untuk menjadi lebih baik.
Tidak terasa kita sudah masuk di Tahun 2024. Itu berarti umur kita semakin bertambah angkanya. Ada yang sekarang sudah 20 tahun, 30 tahun, bahkan ada yang lebih dari 50 tahun. Jika melihat usia Nabi, maka hanya sebentar saja kita hidup di dunia, tidak lebih dari 62 tahun. Maka, di antara sikap terbaik bagi pribadi yang beriman saat diberikan kesempatan waktu oleh Allah dalam kehidupan adalah senantiasa bermuhasabah.
Muhasabah maknanya mengevaluasi diri, mengintrospeksi diri dengan cara menghitung-hitung setiap apa yang telah dilakukan dalam kehidupa.
Seperti halnya firman Allah Swt. dalam surat Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ”
Berbicara tentang muhasabah, berarti berbicara tentang instrospeksi diri. Para ulama sering kali menyebutkan bahwa ada empat hal yang perlu kita evaluasi dalam kehidupan kita.
Pertama adalah niat. Niat adalah kunci terpenting dalam kehidupan. Orientasi hidup kita sebenarnya adalah apa yang menjadi fokus kehidupan kita. Bisa jadi selama ini kita sering sibuk dengan urusan dunia, tetapi lupa menyiapkan bekal terbaik untuk kehidupan yang kekal, yaitu kehidupan akhirat.
Ketika bekerja misalnya, boleh jadi kita hanya sekadar untuk mendapatkan penghasilan. Namun, kita sering lupa bahwasanya bekerja adalah bagian dari ibadah, amal saleh, dan bagian dari jihad fisabilillah.
Kedua, yang perlu kita evaluasi adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah. Coba kita cek selama ini apakah kita menjalankan perintah Allah dengan baik atau malah melalaikannya, seperti salat. Apakah tahun-tahun kemarin kita sering lalai dengan salat kita, mengakhirinya atau bahkan meninggalkan?
Maka, hal ini harus kita perbaiki. Kenapa salat yang harus kita perbaiki? Karena salat adalah perkara pertama yang nanti akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.
Nabi Muhammad saw. bersabda, yang artinya,
"Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Apabila salatnya baik, maka ia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila salatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi.”
Setelah salat, baru kemudian puasa, zakat, kemudian haji. Bukan hanya yang wajib-wajib, tetapi juga yang sunnah-sunnah, seperti membaca Al-Qur’an, infaq, shadaqah, ta’lim, dan semua kebaikan yang diperintahkan oleh Allah Swt
Ketiga, yang perlu kita evaluasi adalah apa saja yang dilarang oleh Allah Swt. Mungkin saja selama ini kita masih sering melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah Swt. Mungkin saja hati kita masih kotor, iri, dengki, sombong, ujub, takabur, merasa diri paling benar, paling saleh, suka emosi, sering marah, dsb. Juga bagaimana hubungan kita dengan kerabat. Mungkin di antara sahabat-sahabat ada yang masih makan dengan harta yang haram, sogok menyogok, mengambil sesuatu yang bukan hak. Maka, semua itu haruslah kita evaluasi, bermuhasabah tentang apa yang kita ambil dalam kehidupan, apakah dilarang oleh Allah Swt. atau tidak.
Keempat, yang juga perlu kita muhasabahi adalah waktu. Coba lihat umur kita saat ini. Kira-kira, bekal apa yang sudah kita persiapkan dalam kehidupan untuk menjemput kematian, saat kita berjumpa kembali kepada Allah?
Sayyidina Umar RA pernah berkata,
“Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal.” (HR. Tirmidzi)
Itulah empat hal yang harus kita muhasabahi dalam kehidupan. Muhasabah berarti ingin melakukan sebuah perubahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik karena kita tidak akan selamanya ada di dunia. Seperti halnya yang Allah tegaskan dalam Al-Qur’an,
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.”
Maka, persiapkanlah bekal dari sekarang. Dalam sebuah hadis pun dijelaskan,
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat.” (Hr Tirmidzi)
Ketika Allah masih memberikan kesempatan usia, bisa jadi dosa kita masih banyak. Maka, Allah mengajak kita untuk bertaubat, atau yang kedua bisa jadi Allah memberikan kesempatan untuk hidup, sehingga bisa menambah bekal untuk kehidupan di akhirat.
Oleh: Edo Alfikri
Mahasiswa STEI SEBI