Menulislah, Agar Orang Tua dan Gurumu Dapat Pahalanya - Tinta Media

Selasa, 06 Februari 2024

Menulislah, Agar Orang Tua dan Gurumu Dapat Pahalanya



Tinta Media - Bayangkan jika hari ini kita tidak bisa membaca dan menulis. Sulit bukan? Saya sendiri sulit membayangkannya. Kenyataannya hari ini, komunikasi dengan sesama bergantung pada apa yang dibaca dan yang ditulis. Sulit pula dibayangkan lingkungan tempat bermukim jika kita tidak bisa membaca dan menulis. 

Maka kemampuan membaca dan menulis patut disyukuri. Cukup dengan membaca tulisan, kita jadi tahu arah dan tempat yang dicari. Banyak informasi dan ilmu yang didapat dengan membaca tulisan yang termuat dalam lembaran-lembaran buku ataupun yang tersebar melalui internet. 

Kemampuan menulis tidak kalah pentingnya. Bahkan membaca membutuhkan tulisan. Tidak akan ada yang membaca, jika tidak ada yang menulis. Dengan menulis kita bisa menyampaikan pesan kepada orang lain meskipun tidak bertemu langsung. Melalui tulisan, pesan kita masih bisa sampai kepada orang lain bahkan berbagai generasi meskipun kita telah tiada. 

Sebelum diberikan contoh, seorang anak bakal kesulitan untuk membuat tulisan. Namun sejak diberi alat tulis dan diajari caranya menulis, membuat tulisan terlihat mudah dan sangat dinikmati oleh si anak. Dimulai dari belajar meniru tulisan yang dilihat sehingga menghasilkan coretan atau gambar, lalu menulis apa yang didengar sehingga menghasilkan catatan-catatan, menulis apa yang diingat sehingga menghasilkan cerita, sampai menulis apa yang dipikirkan sehingga menghasilkan tulisan opini. Terciptalah tulisan yang menerangkan nama, cita-cita, perasaan, hingga hasil pemikiran yang ditulis di lembaran kertas, monitor komputer sampai di layar handphone. Maka menulis harusnya mudah karena merupakan aktivitas harian yang telah diajarkan pada kita sejak kecil. 

Menulis Kembali terasa sulit ketika tulisan yang dibuat harus sesuai dengan kaidah jurnalistik, mudah dipahami, enak dibaca dan menggugah, serta tidak melanggar hukum terutama hukum (syariat) Islam. Tapi saya yakin, dengan terus belajar, membaca dan menulis serta menerima koreksi, maka kesulitan itu akan menjadi mudah. 

Terlebih jika tulisan-tulisan yang dibuat dalam rangka untuk mengajak manusia agar taat kepada Allah dan rasul-Nya dengan menerapkan seluruh syariat Islam, maka kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam membuat tulisan tidak sepatutnya menjadi penghalang. Karena pahala yang didapatkan dari tulisan yang menggugah para pembaca sehingga menjadi taat kepada Allah dan rasul-Nya sangat besar nilai pahalanya. 

Diantara pahala yang diperoleh mereka yang berdakwah melalui tulisan adalah pertama, mendapatkan kedudukan tinggi di sisi Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an: 

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (TQS. Fussilat ayat 33). 

Kedua, penulis yang menyampaikan dakwah akan memperoleh pahala jariyah yaitu pahala yang terus mengalir meskipun penulisnya telah meninggal dunia. Sebab, jika dengan membaca tulisan si penulis seseorang menjadi sadar untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya lalu dia memperoleh pahala dari ketaatannya, maka pahalanya juga akan mengalir ke penulis. Karena apa yang ditulis termasuk ilmu yang bermanfaat, sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: 

“Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendoakannya,” (HR. Muslim). 

Bayangkan jika tulisan itu memberikan perubahan tidak hanya satu orang tapi ribuan bahkan jutaan orang, dikarenakan tulisan kita berisi tentang ajakan untuk mengubah sistem tata Kelola pemerintahan dari sistem buatan manusia menuju sistem yang diwahyukan Allah kepada Rasulullah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Bukan hanya pemerintahan skala negara bangsa, tapi pemerintahan yang berskala dunia yang visi misi dan tata kelolanya mencakup seluruh dunia, maka betapa melimpahnya pahala yang akan mengalir kepada kita jika tulisan kitalah yang banyak menginspirasi banyak orang untuk mewujudkan perubahan yang mulia itu. 

Tentunya, ketika kita mendapatkan pahala melalui tulisan, maka guru-guru kita yang mengajarkan membaca dan menulis serta kedua orang tua kita juga akan mendapatkan kiriman pahalanya. Karena dengan terlahirnya kita menjadi penulis ideologis yang saleh telah menjadi amal jariyah bagi guru-guru dan kedua orang tua kita. 

Penulis Ideologis tinggal di Buol, Sulawesi Tengah.


Oleh: Muhammad Syafi’i
Penulis Ideologis Sulawesi Tengah 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :