Tinta Media - Pernahkah kita berpikir untuk menyiapkan bekal menuju akhirat berupa pahala yang terus mengalir, meskipun amalnya sudah tidak dilakukan lagi? Berpikir seperti ini perlu kita lakukan, sebab bukankah setiap insan pasti akan wafat. Dan Ketika sudah wafat, sudah tidak ada lagi yang bermanfaat, kecuali amal sholeh yang sudah kita siapkan selama di dunia. Di akhirat, saatnya menunggu perhitungan (hisab), sementara kesempatan beramal sudah terhenti. Namun, ternyata ada amal yang pahalanya masih terus mengalir, meski perbuatannya sudah tidak dilakukan lagi. Inilah yang disebut amal jariyah.
Ya, kenapa harus berpikir tentang amal jariyah?
Ketika nafas sudah terhenti. Jasad sudah tertimbun dalam tanah. Fisik sudah tidak lagi bisa beramal. Namun, ternyata aliran pahala masih terus mengalir. Wah…alangkah bahagianya. Siapa yang tidak senang, segala kebaikan masih terus berdatangan, meski tidak lagi beramal? Semua tidak lain datang dari pahala jariyah yang sudah ditanam benihnya sejak masih hidup. Dan tahukah kita, bahwa itu bisa kita dapatkan dari menulis?. Menuliskan ilmu yang kemudian diikuti oleh orang sehingga menjadi amal kebajikan baginya. Memotivasi orang lain agar senantiasa taat, sehingga ia terjaga dari maksiat. Sungguh inilah yang membuat sehingga muncul tekad yang kuat untuk selalu menulis. Menulis untuk meraih pahala dan mendakwahkan agama Allah ini. Sesuatu yang selalu menyalakan api semangat ketika rasa malas datang menghampiri.
Menyajikan tulisan terbaik berisi ilmu, tentu saja tidak boleh asal. Sebab, bila ada yang keliru dan diamalkan oleh orang lain, kita bukannya mendapat aliran pahala. Bahkan bisa menyesatkan orang lain. Maka, semangat menyelamatkan orang lain dan menyebarkan ilmu harus terus dijaga. Azam, tekad kuat yang sudah terpatri untuk terus menulis harus dijaga agar tidak mudah redup.
Maka, semangat untuk terus menulis harus terus dijaga. Tentu sesuai passion, minat dan keahlian. Saat ini bidang Fikih Waris menjadi bidang sangat menarik untuk ditulis. Kenapa? Sebab Rasulullah menyebutkan bahwa ini adalah setengah ilmu dan menjadi ilmu yang pertama kali akan diangkat oleh Allah SWT di akhir zaman. Di saat itu, seperti disampaikan oleh Rasulullah Saw. di dalam sabdanya, akan muncul banyak perselisihan. Bahkan ini bisa terjadi di antara saudara kandung yang dahulunya sangat akrab ketika orang tua mereka masih hidup.
Kenapa ini bisa terjadi? Rasulullah Saw menyebutkan bahwa pada saat itu, masyarakat sulit menemukan orang yang bisa memberikan solusi persoalan waris dengan hukum waris Islam (faroidh). Sepertinya, apa yang disampaikan oleh Rasulullah ini sudah mulai terjadi sekarang ini. Maka ini peluang besar, meraih pahala yang sangat besar. Membuat tulisan seputar ilmu waris untuk memberikan penyelesaian dari berbagai kasus waris yang terjadi.
Bidang lain yang juga menarik adalah menulis persoalan politik ekonomi. Sebab, manusia setiap hari hidup dengan kedua persoalan ini. Namun, sayangnya kita hidup dalam pengaturan sistem politik ekonomi yang tidak sepenuhnya sesuai dengan tuntunan syariah. Bahkan banyak hal yang jelas diharamkan, namun seolah dianggap sesuatu yang lumrah saat ini. Contohnya persoalan riba. Lalu bagaimana agar orang lain tahu mengenai pengaturan Islam dalam persoalan politik ekonomi? Menulis adalah salah satu cara yang jitu. Memahamkan orang lain dengan kata-kata dan argumen yang menggugah akal. Semoga Allah menjaga semangat ini.
Medan, 6 Februari 2024
Oleh: Muhammad Yusran Ramli
Sahabat Tinta Media