Mencegah Stunting dari Hulu - Tinta Media

Senin, 19 Februari 2024

Mencegah Stunting dari Hulu


Tinta Media - Keadaan masyarakat semakin terpuruk di tengah meroketnya harga kebutuhan pokok. Padahal Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Namun Indonesia belum bisa unggul dibanding negara lain. Derasnya keran impor yang terbuka bebas, memperparah kondisi perekonomian rakyat. Hal ini berdampak pada pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Khususnya kalangan menengah ke bawah. 

Sementara itu anggota komisi IX DPR RT Netty Prasetyani Heryawan mengajak masyarakat untuk bersama sama mencegah stunting mulai dari hulu. Yaitu sejak sebelum pernikahan dan masa kehamilan. 

Pencegahan juga dilakukan dengan mengoptimalkan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Upaya ini penting agar Indonesia terbebas dari bencana peradaban yang dipicu tingginya angka stunting. 

Hal itu diungkapkan Netty saat sosialisasi kampanye penurunan stunting di vila Anisa kecamatan Ciparay kabupaten Bandung. "Badan kependudukan dan keluarga berencana Nasional (BKKBN) menjadi sektor pemimpin dalam upaya penurunan angka stunting di Indonesia,” papar Netty.". (www.balebandung.com, 7-2-24) 

Memang betul untuk mencegah stunting harus dari hulu. Tetapi persoalan stunting tidak berdiri sendiri dan semata-mata akibat tidak terpenuhinya kebutuhan gizi. Dan tidak terpenuhi kebutuhan gizi bukanlah persoalan hulu. Akan tetapi, kesulitan ekonomi yang diderita banyak kelompok masyarakat sebagai dampak diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. 

Negara tidak turut berperan dan menjamin dalam mengurusi urusan umat karena negara hanya menjadi regulator. Rakyat dibiarkan mencari solusi sendiri, akibatnya rakyat semakin menderita. Kesenjangan sosial semakin nyata terlihat.

Yang harus diselesaikan adalah persoalan mengapa rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi standar. Inilah akar persoalan yang seharusnya dicari dan diselesaikan, sehingga begitu sulit berharap kasus stunting turun tanpa mengetahui akar persoalannya. Terlebih di tengah harga pangan yang semakin meningkat. Hanya Islam dengan politik ekonominya akan mampu memastikan kebutuhan pangan individu per individu. 

Islam memiliki aturan sempurna yang mengatur seluruh kehidupan manusia. Penguasa dalam menjalankan perannya akan senantiasa didorong oleh ketakwaan individu sehingga tidak ada motif ekonomi yaitu mendapatkan keuntungan, dalam menjalankan tanggung jawab nya meriayah umat. 

Nabi SAW bersabda : " pedagang yang senantiasa jujur dan amanah akan dibangkitkan pada hari kiamat) bersama para nabi , shiddiqqin dan para syuhada( HR at tirmidzi). 

Dari segi ekonomi Islam akan mengelola sumber daya alam yang digunakan untuk kepentingan rakyat. Para penguasa menjalankannya tugasnya sesuai perintah Allah mengelola harta umat dengan sebaik baiknya. Bahkan Demi menjaga ke hati harian Khalifah Umar bin Khatab R. A. 
Memperlakukan harta rakyat seperti harta anak yatim yang berdosa jika dipergunakan secara zalim. Syariat Islam juga mencegah harta kekayaan hanya bergulir pada segelintir orang saja. Dengan begitu kesenjangan sosial akan teratasi. 

Rosullah SAW , pernah membagikan harta rampasan perang badar hanya kepada kaum Muhajirin saja, bukan kepada kaum Anshar. Kecuali 2 orang diantara mereka yang dhuafa. Ini adalah perintah Allah SWT :."... Supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kalian (Q.S. Al Hasyr :7). 

Penguasa juga mengatur ketersediaan lapangan pekerjaan sehingga laki-laki sebagai kepala keluarga dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga mereka. Islam menjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, dengan  cara Membantu para petani menyediakan pupuk murah. Sehingga hasil panen lebih optimal, juga memaksimalkan pendistribusiannya ke seluruh negeri. Dari segi mekanisme pasar. Islam akan memberantas mafia ilegal yang merugikan rakyat. Sehingga penimbunan bahan pokok untuk kepentingan dan keuntungan segelintir pihak tidak akan terjadi. Islam juga akan Memutuskan keran impor sehingga kedaulatan pangan akan terwujud. Dan negara akan mandiri dan jauh dari intervensi asing. 

Karena itu saatnya umat menerapkan kembali aturan Islam , karena ini adalah sebagai bentuk keimanan. Aturan Islam menjamin pemenuhan kebutuhan individu.
Pertama Islam mewajibkan setiap Muslim Laki-laki menjamin kebutuhan dirinya dan keluarganya. Rosullah SAW bersabda: 

"Mulailah dari dirimu sendiri. Sedekahkanlah untuk dirimu. Selebihnya dari itu untuk keluargamu (anak dan istrimu). Selebihnya dari itu untuk kerabat dekatmu. Selebihnya lagi dari itu untuk tujuan ini dan itu yang ada di hadapanmu, yang ada di kanan dan kirinya. (HR. Muslim) 

Rosullah Saw  menegur laki-laki yang mengabaikan kewajiban nafkah kepada keluarganya : "Cukuplah seseorang itu dikatakan berdosa ketika dia menahan nafkah dari orang yang menjadi tanggungannya.(HR Muslim). 

Karena itu kaum Muslim yang tidak mau menafkahi anggota keluarga yang menjadi tanggungannya akan dikenai sanksi secara tegas oleh penguasa Islam. 

Kedua , dalam Islam tolong menolong adalah suatu kewajiban. Apalagi terhadap orang-orang terdekat dan tetangga. Rasulullah Saw bersabda : 
"Bukan mukmin orang yang kenyang perutnya, sedangkan tetangga sebelahnya kelaparan. (HR. Ak- Baihaqi )". 

Ketiga, peran negara dalam memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Negara bertanggung jawab terhadap kebutuhan pokok rakyatnya. Sebagai pemenuhan fungsi negara dalam mengurusi urusan umat. Sabda Nabi SAW : " imam / Khalifah itu laksana penggembala dan dia bertanggung jawab terhadap gembalaannya " ( HR. Bukhari Muslim). 

Imam Hasan Al Bashri pernah memberikan nasihat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz tentang gambaran pemimpin yang adil, "wahai Amirul mukminin, pemimpin yang adil itu seperti seorang gembala yang memiliki belas kasihan kepada unta untanya, berkawan dengannya, yang mencarikan untuknya padang rumput terbaik, melindunginya dari tempat makan yang berbahaya, melindunginya dari hewan buas, dan menempatkannya dari gangguan cuaca panas dan dingin." 

Sebaliknya Islam mengancam para penguasa yang menzalimi rakyatnya. Sabda Rosullah SAW : "Tidak seorang pun pemimpin pun yang menutup pintunya dari orang yang membutuhkan, orang yang kekurangan dan orang miskin, kecuali Allah akan menutup pintu langit dari kekurangan, kebutuhan dan kemiskinannya. (HR At-Tirmidzi).

Maka sudah saatnya kita kembali kepada hukum syariat Islam sebagai satu satunya solusi dari permasalahan umat saat ini. Sebagai wujud ketaatan dan Untuk menciptakan keberkahan di muka bumi.
Wallahualam



Oleh : Dewi Sulastini 
Sahabat Tinta Media 
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :