Membangun Izzah dengan Melihat Sejarah - Tinta Media

Minggu, 18 Februari 2024

Membangun Izzah dengan Melihat Sejarah



Tinta Media - "Masa lalu biarlah berlalu." Sebuah kalimat yang tidak asing lagi di telinga kita. Di zaman sekarang, banyak pemuda yang enggan dan malas untuk membaca sejarah dengan berdalih kata-kata tersebut. Saat ini mereka dibutakan oleh keseruan film-film Barat yang terkesan memukau para penonton dengan tokoh-tokoh fiksi yang merupakan hasil imajinasi seseorang dan tidak pernah nyata.

Padahal, sejarah sangat penting guna membangun izzah seseorang, menjadikannya inspirasi dengan tokoh-tokoh yang namanya telah tercantum dalam sejarah, dan menjadikannya pelajaran dari kesalahan-kesalahan orang-orang terdahulu agar tidak menimpa kita.

Namun, para pemuda saat ini kebanyakan lebih cenderung ke karakter fiksi, seperti Batman dengan kejeniusannya, Captain America dengan ketangkasannya, Hawkeye dengan keahliannya dalam bidang memanah, dan masih banyak lagi karakter fiktif yang lainnya. Padahal, jika dibandingkan dengan sahabat-sahabat nabi, mereka tidak ada apa-apanya.

Khalid bin Walid dijuluki langsung oleh Rasulullah saw. sebagai Sayfullah al-Maslul yang berarti Pedang Allah yang Terhunus. Beliau sangat jenius dalam menyusun strategi perang sehingga tidak pernah kalah dalam peperangan. 

Jika mengingat perang Mu'tah, saat itu umat Islam hanya berjumlah 3 ribu pasukan dengan senjata seadanya melawan pasukan Romawi yang jumlahnya mencapai  200 ribu. Namun, dengan kejeniusan Khalid bin Walid, umat Islam mampu menang dengan strategi yang disusun. Peristiwa tersebut telah terbukti dalam sejarah.

Tidak sedikit para sahabat yang namanya tercantum dalam sejarah, seperti Ali bin Abi Thalib yang merupakan orang zuhud. Beliau mampu mengangkat pintu gerbang Khaibar yang beratnya hampir mencapai 1 ton seorang diri atas izin Allah. 

Ada juga Thalhah bin Ubaidillah yang dijuluki Ash-Syahidu Hayyu yang berarti Syahid yang hidup, karena dirinya masih hidup meski menerima luka parah, yakni 70 anak panah, 79 tebasan pedang, tusukan tombak, dan pergelangan tangannya putus sebelah. 

Saad bin Abi Waqash, sahabat nabi yang pertama kali melepaskan anak panah untuk membela agama Allah sehingga Nabi saw. mendoakan beliau agar panahnya tidak pernah meleset, dan doanya dikabulkan, dan masih banyak lagi sahabat nabi yang lain.

Kisah-kisah tersebut membuktikan bahwa sejarah juga bisa dijadikan insipirasi bagi kita dengan menjadikan panutan seorang tokoh terdahulu yang perjuangannya tidak kalah menarik, seperti Muhammad al-Fatih dengan kegigihannya mampu menembus tembok Konstantinopel yang memiliki pertahanan terkuat pada masa itu.

Sejarah bukan hanya sekadar masa lalu yang dibiarkan begitu saja. Sebagian dari kita mungkin selalu penasaran bagaimana cara orang terdahulu hidup, bagaimana cara mereka berburu, bagaimana mereka menemukan aksara, bagaimana mereka mampu berkembang hingga menjadi zaman seperti saat ini. Maka, sejarah mampu menyingkirkan rasa penasaran kita dengan jawaban yang masuk akal.

Andai kata pelajaran sejarah tidak ada, maka kita tidak akan pernah tahu kisah-kisah orang terdahulu hingga muncul rasa penasaran yang akan membuat kita gelisah. Tanpa sejarah, kita juga tidak akan bisa berkembang seperti saat ini. 

Begitu juga dengan Islam. Islam menganjurkan kaum muslimin untuk membaca sejarah agar mampu mengetahui solusi masalah kehidupan umat manusia dengan menggali hukum Islam.

Maka dari itu, penting  bagi kita untuk mempelajari sejarah karena sejarah mampu dijadikan sumber inspirasi seseorang saat berusaha mencapai sesuatu yang diinginkannya, serta menjadi edukasi bagi seseorang yang ingin mengetahui orang terdahulu. Islam menganjurkan kita untuk mengambil pelajaran dari sejarah guna membangun izzah pada diri seseorang.

Oleh: Aizar
Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :