Lawan Propaganda demi Selamatkan Bangsa - Tinta Media

Sabtu, 10 Februari 2024

Lawan Propaganda demi Selamatkan Bangsa



Tinta Media - Moral remaja saat ini kian rusak. Tak heran, saat ini marak kasus-kasus yang membuat kita geram. Hal ini membuat orang tua khawatir kalau-kalau kerusakan remaja tersebut menular ke anak-anak lain yang rusakan.

Banyak kasus remaja beredar di media sosial, seperti hamil di luar nikah. Dari kasus ini saja tercatat 15 ribu siswi hamil pada 2 Februari 2023 lalu. Tidak hanya itu, kasus judi online tidak kalah mengkhawatirkan dan menjadi perbincangan masyarakat. Bagaimana tidak mengkhawatirkan, jumlah yang terlibat judi online saja terbilang sangat banyak
     
PPATK telah menemukan 3,2 juta orang terlibat judi online dengan total deposit 150 juta selama setahun terakhir. Bahkan, sepanjang 2017-2022, menurut PPATK terdapat sekitar 157 juta transaksi judi online dengan total perputaran 150 triliun.
     
Parahnya lagi, masih banyak kasus kerusakan moral remaja yang lain, seperti konsumsi narkoba, LGBT, tawuran, dan lain sebagainya. Mereka menganggap bahwa semua itu merupakan suatu hal yang wajar atau lumrah, bahkan sampai dijadikan tren remaja.

Rusaknya moral remaja saat ini disebabkan oleh pola pikir mereka yang telah dikuasai pemikiran sekularisme dan liberalisme. Sekularisme telah berhasil membuat remaja menganggap bahwa agama hanya sebatas penentram hati. Itu pun kebanyakan tidak melaksanakan kewajiban, meskipun sekadar salat Jumat.
    
Demikian pula dengan liberalisme, pemikiran ini berhasil membuat remaja enggan peduli dengan syariat (hukum Islam). Cara berpakaian, bagaimana bersosialisasi, bahkan apa yang mereka makan serta minum tidak mengikuti syariat dan los dengan keharaman yang ada. 

Lebih parah lagi, dari dua pemikiran tersebut, sekularis dan liberalis dapat menyeret pemikiran remaja ke jalan yang menyimpang dari yang benar, bahkan sampai mengeluarkan mereka dari agama yang haq (benar).

Perang Pemikiran
     
Banyak yang mengatakan bahwa saat ini kita telah damai, tidak ada peperangan, padahal tidak. Saat ini kita justru sedang dalam medan perang. Mau tidak mau, kita akan masuk dalam perang ini, yaitu ghazwul fikr (perang pemikiran).
     
Musuh-musuh Islam telah melontarkan berbagai propaganda guna memperlemah akidah umat Islam, khususnya para pemuda yang selalu disebut sebagai penerus generasi. Mereka terus-menerus melontarkan pemikiran produk mereka, seperti sekularisme-liberalisme untuk menjaga agar eksistensi khilafah tidak bangkit kembali.
     
Dengan demikian, kita harus melawan propaganda musuh-musuh Islam dengan dakwah, mengungkap kebatilan, serta menyeru pada kebenaran. Ini karena berdakwah menyeru pada kebaikan dan melarang kemungkaran adalah kewajiban yang dibebankan kepada umat terbaik, yaitu umat Islam.
     
Telah banyak metode berdakwah yang telah dilakukan oleh para da'i, salah satunya menulis. Menulis adalah sarana berdakwah yang paling ampuh dalam melawan propaganda serta pemikiran yang dikirim oleh musuh-musuh Islam.
     
Oleh karena itu, dakwah tidak ada kata tidak bisa. Semuanya pasti bisa karena dakwah adalah kewajiban bagi umat terbaik, yakni umat Islam. Jika tidak bisa dengan menulis, maka serulah pada masyarakat. Jika tidak bisa berbicara di depan publik, maka biarkan penamu menari di atas kertas. Namun, jika tidak bisa keduanya, maka harus bisa salah satunya.
     
Maka dari itu, berdakwahlah untuk menyelamatkan ideologi para pemuda. Berdakwahlah untuk mengembalikan kejayaan Islam yang telah lama tiada. Sesungguhnya, kebangkitan suatu bangsa terletak pada ideologi yang dianut para pemuda.

Oleh: Aizar
Sahabat Tinta Media
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :