Tinta Media - Arah pendidikan menjadi tidak jelas, seolah ada unsur kesengajaan melalui otak-atik rombak struktur kurikulum nasional berulang-ulang. Dan dapat dipastikan setiap pergantian menteri pendidikan, maka kurikulum pun berubah. Kedelapan Standar Pendidikan hanya berwujud bangunan dan sarana prasarana saja, tidak mampu mendongkrak Standar Kelulusan yang sesuai dengan jenjang pendidikan anak-anak usia sekolah hingga para mahasiswa sekalipun. Fenomena yang paling miris adalah, setiap latihan soal, PR hingga Ujian Pembelajaran, jawaban bukan hasil berpikir, tapi hasil googling dari internet.
Islam memberikan solusi, kurikulum nasional harus mampu memahamkan eksistensi diri si pembelajar yang berdasarkan pada fitrah kemanusiaan, tidak melihat murid dari kalangan muslim atau non muslim. Ilmu Pengetahuan akan sangat dinikmati oleh mereka, hingga melahirkan manusia-manusia pembangun peradaban yang maju, baik dari sisi pisik termasuk moral dan budi pekerti. Terlebih lagi bila peserta didiknya adalah muslim, mereka akan mencapai derajat insan kamil, karena semua produk ilmu pengetahuan mereka berbuah manfaat dunia dan akhirat.
Oleh: Barli Ibnu Syahlan Al-Hasyim
Dosen STAI Al-Musdariyah