Tinta Media - Sungguh miris, perilaku sadis generasi terus berulang. Hal ini menunjukkan bahwa akar masalah tersebut belum tersentuh, belum ada solusi yang mampu menyelesaikan secara tuntas dan sempurna. Penerapan sistem demokrasi kapitalis sekuler telah melahirkan kerusakan yang begitu parah pada generasi.
Sebagaimana dikutip dari laman Republika.co.id (8/2/24), terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja berinisial J (16 tahun) terhadap satu keluarga yang berjumlah lima orang. Diduga, motif pembunuhan tersebut adalah persoalan asmara dan dendam pelaku pada korban.
Kasus ini merupakan salah satu potret buram kondisi generasi hari ini dan merupakan konsekuensi dari penerapan sistem hidup (demokrasi kapitalis sekuler) yang lahir dari akal manusia, yaitu ketika kehidupan diatur dengan aturan buatan manusia. Padahal, akal manusia lemah dan terbatas untuk menentukan baik dan buruk.
Aturan demokrasi kapitalis sekuler telah memisahkan agama dari kehidupan. Ketika berbuat, manusia tidak menghadirkan Allah Swt, tidak menghiraukan apakah perbuatan itu diridai atau tidak oleh Allah Swt, tidak peduli apakah berpahala atau berdosa.
Kegagalan dan kerusakan yang dihasilkan oleh sistem demokrasi kapitalis sekuler ini bisa dilihat dari berbagai aspek. Aspek pendidikan misalnya, telah gagal mewujudkan siswa didik berkepribadian Islam, bersikap baik dan terpuji berakhlak mulia, tidak mudah menyakiti sesama, dan memiliki kepedulian yang tinggi pada orang lain. Sebaliknya, sistem pendidikan sekuler kapitalis hari ini telah menghasilkan siswa didik yang tega melakukan perbuatan sadis dan keji.
Hal ini wajar terjadi, karena sistem pendidikan saat ini tegak atas dasar sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). Akibatnya, peserta didik tidak menghadirkan Allah Swt dalam setiap perbuatan. Baginya, yang penting perbuatan ini memenuhi hawa nafsu, memberikan manfaat dan kesenangan. Halal atau haram ditinggalkan.
Kondisi tersebut diperparah dengan kelirunya tujuan sistem pendidikan, yaitu tidak untuk mencetak siswa didik dengan kepribadian baik tetapi lebih mengejar target. Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka harus memiliki pekerjaan yang menjanjikan dengan gaji yang fantastis.
Selain itu, sistem kapitalisme juga gagal dari aspek lemahnya sistem sanksi karena tidak mampu memberikan efek jera kepada pelaku. Tidak ada rasa takut pada diri mereka sehingga kembali mengulang kejahatan yang sama. Artinya, mereka berpotensi kembali melakukan kejahatan di masa depan.
Di sisi lain, didapati adanya kemudahan akses terhadap minuman keras. Padahal, efek buruk minuman keras sangat membahayakan manusia, misalnya dari sisi kesehatan dan normalnya fungsi akal. Ini karena minuman keras bisa menyebabkan terganggunya fungsi akal seseorang sehingga berpotensi melakukan kejahatan.
Sulitnya menghentikan peredaran minuman keras ini dikarenakan paradigma berpikir yang digunakan di sistem demokrasi kapitalis sekuler adalah manfaat.
Dikutip dari money.kompas.com (13/11/2020) manfaat yang diperoleh dari penerimaan cukai per 31 Juni 2020 dari hasil tembakau (HT), Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA), dan Etil Alkohol (EA), mengalami pertumbuhan 7,01 persen jika dibandingkan bulan Juli tahun 2019 lalu.
Islam memiliki sistem kehidupan terbaik, yang tegak berdasarkan asas akidah Islam. Di antaranya adalah sistem pendidikan yang mampu melahirkan generasi berkualitas dan berkepribadian Islam, yaitu generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam, berbuat sesuai dengan tuntunan syariat Allah Swt, hanya melakukan apa yang diperintahkan Allah Swt., serta meninggalkan perkara yang dilarang Allah, selalu merasa diawasi Allah di mana pun berada, memahami bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt.
Sistem sanksi yang menjerakan hanya ada pada sistem Islam. Ketika seseorang membunuh dengan alasan yang tidak dibenarkan oleh syariat, maka sanksinya berat. Nyawa dibalas dengan nyawa. Hal ini akan menjadikan seseorang berpikir ulang jika akan melakukan kejahatan.
Allah Swt berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu (melaksanakan) Qisas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh … (QS Al Baqarah 178)
Sistem Islam memiliki berbagai mekanisme yang mampu mencegah tindak kejahatan sejak awal, yaitu dengan membentuk keimanan yang kokoh pada Allah Swt, membentuk kepribadian Islam melalui hadirnya sistem pendidikan Islam. Khamar yang merupakan induk kejahatan diharamkan sehingga tidak akan dibiarkan beredar tanpa alasan apa pun. Di samping itu, aktivitas amar makruf nahi mungkar digalakkan di tengah masyarakat sehingga mampu mencegah seseorang bermaksiat dan berbuat kejahatan.
Demikianlah penjelasan singkat tentang kesempurnaan ajaran Islam yang akan mampu menjadi solusi, melahirkan, dan menjaga generasi mulia pembangun peradaban emas. Sudah saatnya manusia bersegera mengambil dan menerapkan aturan hidup dari Allah Swt semata agar predikat sebagai umat dan generasi terbaik dapat diraih.
Allah Swt. berfirman, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS Ali Imran 110)
Oleh: Farah Sari
Sahabat Tinta Media